Unduh PPt fromSlide Share PLS Bersinergi

Selasa, 15 Januari 2013

S & S



Steve kamu jangan ngimpi deh !
Kamu siapa ?!  dia siapa ?!
Nyadar dong ! Apa sich yang bisa kamu banggain ? !
Cakep nggak ! Tajir nggak ! pinter juga nggak !
Dimatanya kamu tuh bukan apa apa ! lihat aja dia !
Udah cantik, pinter, baik lagi. Dia tuh terlalu  sempurna.
Trus gimana sikapnya ma kamu ? cuek dingin dan acuh kan ?!
STEVE
STEVE

Apa sich yang sebenernya kurasakan ?
Hampir tiap hari dia hadir di mimpiku.
Saat aku dekat dengannya aku terkesan cuek, acuh, dan tiada peduli.
Sungguh berbeba katika aku  jauh darinya,
dia memenuhi seluruh pikiranku.
Dulu dia sempat mendekatiku,
banyak kenanganku tentang dia,
ketika itu masa terindah yang pernah aku miliki.
Tapi kini ia pun telah jenuh dengan sikapku dan memilih untuk berhenti, aku rindu dirinya  aku rindu perhatiaanya ingin rasanya mengulang waktu.
Apakah yang kurasakan ini bernama CINTA ?

SALVIA



Pelajaran Sejarah dari Bu Betty sama sekali tak di hiraukan oleh Steve dan Salvia. Mereka terlarut dalam pikirannya masing- masing. Seteve dan Salvia menoleh, tanpa sengaja pandangan mereka bertemu satu … dua … tiga … Salvia mengalihkan pandangan kearah Bu Betty yang tengah sibuk menulis di Whiteboard, padahal pikirannya sedang tertuju pada Steve. Begitu pula dengan Steve, ia mencoba berkonsentrasi hasilnya ia justru melihat bayang Salvia di Whiteboard.
Salvia mengomel sendiri dalam ruang kelas yang sepi. Hari ini Salvia kebagian tugas piket dan apesnya tak satu orang pun dari temannya yang ikut membantu. Sementara di luar sana hujan tak hehti hentinya turun membasahi kota. Sekolah sudah sepi tugasnya pun sudah selesai, ia ingin pulang tapi hujan belum juga berhenti. Salvia melihat spidol dari meja dan mulai menulis segala yang ada di pikirannya.
Sementara itu .
Steve, Indra, dan Bima telah selesai melakukan sholat Dzuhur di Musholla sekolah. Mereka menerobos hujan dan mencangking sepatu mereka. Mereka telah tiba di depan kelasnya lalu duduk manis di bangku. Tapi sebuah suara memaksa mereka untuk manengok ke kelas. Dan terlihatlah Salvia yang sedang mencoret-coter di Whiteboard. Steve meminta Indra dan Bima untuk duluan ke ruang musik.
“ Hai,  kenapa belom pulang ?”
“Astaghfirullah hal azim !”, pekik Salvia kaget dan masih melonggo.
“Belom pulang kenapa ?”, tanya Steve sekali lagi.
“Anu tadi aku habis piket berhubung sekarang lagi hujan ya aku nunggu terang. kamu ?”
“ Kalo aku tadi habis sholat di Musholla ma temen temen, aku juga lagi nunggu terang sama kaya kamu.”
Hening tak ada satupun diantara mereka yang memulai percakapan. Salvia kembali sibuk mencoret coret whiteboard. Steve memperhatikan  apa yang ditulis Salvia dan terkikik geli katika membacanya.
“ Kamu kok ketawa ada yang lucu ya ?”, Tanya Salvia polos.
“ Gak itu tulisanmu ya?”
“ Ya iyalah yang ada disini dari tadi kan cuma aku ?”
Salvia menoleh ke whiteboard tiba tiba wajahnya memerah semerah jambu. Ia baru menyadari betapa bodohnya dirinya. Tulisan yang ada di whiteboard seperti ini

Steve …
Mungkin kamu menganggapku sombong, angkuh dan dingin.
Aku akan menerima semua itu dengan lapang dada karena memang seperti itulah diriku.
Mungkin pula kamu menganggapku bodoh dan tolol,
karena aku baru menyadari bahwa aku tlah jatuh cinta padamu.
Tapi mengapa disaat aku telah sadar kau pergi tinggalkan aku ?!

Salvia bergegas menghapus semua coretan isi hatinya yang membuat ia malu setengah mati.
“Kok di hapus ?”
“Biarin !”
“Emangnya  salah kalo aku tau sebenernya kamu tlah jatuh cinta padaku ?”
Salvia berhenti menghapus.
Iya ya emang gak salah kalo dia tau yang sebenernya ? justru itu mungkin yang terbaik dan mungkin ia takkan pergi meninggalkanku bahkan membenciku ? tapi bagaimanapun juga aku tetep aja malu !
“ Gimana kalo aku bilang gini !”, Steve menunggu reaksi dari Salvia, Salvia menoleh. ”Aku udah gak suka ma kamu ! habisnya kamu dingin ma aku meski selalu aku kasih perhatian tapi reaksi kamu tetep aja sama, dingin, cuek. angkuh dan tiada peduli.”
Salvia mencoba untuk tidak menangis di depan Steve dan melampiaskan kekesalan dengan menghapus kuat kuat pada whiteboard.
Aku tau aku yang salah ! tapi harusakah secepat itu kau menghapus rasa cintamu ? ya diri ini telah berdosa kepadamu sungguh diri yang hina dina ini memang pantas menerima semua ini ! kau yang benar dan aku yang salah !
“ Gak usah marah dong … “
Salvia tak tahan lagi menahan derai air mata yang kini telah jatuh bersahutan. Ia tak ingin terlihat lemah didepan Steve. Ia memutusakan biarlah besok ia tak bisa masuk sekolah karena sakit daripada besok ia tak bisa menerusakn hidupnya karena sakit hati.
“Hey mo kemana ?”, Steve mencekal lengan Salvia kuat Salvia tak sempat menepisnya. “Emangnya kamu percaya kalo aku bakal ngomong kayak gitu ke kamu ?”
Salvia mengangguk.
“Ya ampun Sal, kalo aku bakal ngomong gitu ke kamu aku gak bakal ada disini ngehampiri kamu yang kulihat lagi sendirian. Aku juga seharusnya udah berhenti sejak awal kamu dingin ma aku, tapi apa ? aku masih disini aku masih peduli ma kamu. Meski kamu dingin ma aku, aku akan tetep sayang ma kamu karena aku mencintaimu Salvia.”
Deg jantung Salvia serasa mau copot. Kalimat inilah yang ditunggu oleh Salvia pernyataan cinta Steve padanya. Tak pernah Steve katakan cinta dalam gerak bibirnya yang ada adalah ungkapan cinta dari sorot matanya.
“ Aku memang sengaja membiarkan kau sendiri tanpa perhatian dariku. Aku ingin melihat masihkah beku, dingin, angkuh dan kecuekan memenuhi hatimu. Aku juga dalam masa kebimbangan jadi aku sedang merenungi dan berfikir jernih apa yang harus aku lakukan untuk membuatmu sadar akan cintaku agar kau tak dingin lagi padaku dan juga peduli denganku. Mungkin bisa jadi jika kejadian ini tak terjadi aku akan pergi dari kehidupanmu karena mungkin itulah yang terbaik bagimu dan berusaha melupakanmu yang ku tau itu pasti berat dan sangat sulit untukku. Tapi apalah dayaku aku tak bisa memaksamu untuk mencintaiku. Aku hanya bisa berdoa dan terus berusaha.”
“ Hiks hiks hiks … “
Salvia beringsut turun merapat ke tembok dan menelingkupkan diri. Dalam tangis Salvia menyadari begitu besar cinta Steve padanya. Mengapa ia begitu kejam menyakitinya ?!
“ Aku mencintaimu Steve … hiks hiks … a aku sangat mencintaimu. Aku tak tau sejak kapan rasa ini merasuk dalam jiwaku. Mu mungkin sejak kau hadir di mimpiku. Waktu itu kau memandangku dengan perasaan rindu, akupun langsung berdoa untukmu supaya diberikan kesembuhan oleh Allah SWT memang hari itu kamu gak masuk karena kau sakit. Maafkan aku Steve  pasti waktu itu kamu sakit gara gara aku iya kan Steve ?! … hiks hiks hiks …. maafkan aku MAAFKAN AKU aku sudah membuatmu terluka dan bahkan kau masih mencintaiku hiks hiks hiks terimakasih Steve.”
“ Sudahlah Sal, jangan kau tangisi apa yang telah terjadi, yang terjadi biarlah terjadi, semua telah berlalu, lebih baik kita perbaiki apa yang masih bisa kita perbaiki. Kita sudah tau perasaan kita masing masing, kini masihkah kau dingin dan tak peduli padaku ?”
Salvia menggeleng dengan kencang.
“ Ya itulah yang aku harapkan dan maukah kau saling mengenal satu sama lain, mencoba saling memahami, saling mengerti, saling menyayangi sebagai sepasang kekasih ?”
Kembali Salvia hanya bisa mengangguk tersenyum dengan linangan air mata.

0 komentar:

Posting Komentar