Steve kamu jangan ngimpi deh !
Kamu siapa ?!
dia siapa ?!
Nyadar dong ! Apa sich yang bisa kamu banggain
? !
Cakep nggak ! Tajir nggak ! pinter juga nggak !
Dimatanya kamu tuh bukan apa apa ! lihat aja
dia !
Udah cantik, pinter, baik lagi. Dia tuh terlalu sempurna.
Trus gimana sikapnya ma kamu ? cuek dingin dan
acuh kan ?!
STEVE
STEVE
Apa sich yang
sebenernya kurasakan ?
Hampir tiap
hari dia hadir di mimpiku.
Saat aku dekat
dengannya aku terkesan cuek, acuh, dan tiada peduli.
Sungguh berbeba
katika aku jauh darinya,
dia memenuhi
seluruh pikiranku.
Dulu dia sempat
mendekatiku,
banyak
kenanganku tentang dia,
ketika itu masa
terindah yang pernah aku miliki.
Tapi kini ia
pun telah jenuh dengan sikapku dan memilih untuk berhenti, aku rindu
dirinya aku rindu perhatiaanya ingin
rasanya mengulang waktu.
Apakah yang
kurasakan ini bernama CINTA ?
SALVIA
Pelajaran Sejarah dari Bu
Betty sama sekali tak di hiraukan oleh Steve dan Salvia. Mereka terlarut dalam
pikirannya masing- masing. Seteve dan Salvia menoleh, tanpa sengaja pandangan
mereka bertemu satu … dua … tiga … Salvia mengalihkan pandangan kearah Bu Betty
yang tengah sibuk menulis di Whiteboard, padahal pikirannya sedang tertuju pada
Steve. Begitu pula dengan Steve, ia mencoba berkonsentrasi hasilnya ia justru
melihat bayang Salvia di Whiteboard.
Salvia mengomel sendiri
dalam ruang kelas yang sepi. Hari ini Salvia kebagian tugas piket dan apesnya
tak satu orang pun dari temannya yang ikut membantu. Sementara di luar sana
hujan tak hehti hentinya turun membasahi kota. Sekolah sudah sepi tugasnya pun
sudah selesai, ia ingin pulang tapi hujan belum juga berhenti. Salvia melihat
spidol dari meja dan mulai menulis segala yang ada di pikirannya.
Sementara itu .
Steve, Indra, dan Bima telah
selesai melakukan sholat Dzuhur di Musholla sekolah. Mereka menerobos hujan dan
mencangking sepatu mereka. Mereka telah tiba di depan kelasnya lalu duduk manis
di bangku. Tapi sebuah suara memaksa mereka untuk manengok ke kelas. Dan
terlihatlah Salvia yang sedang mencoret-coter di Whiteboard. Steve meminta Indra
dan Bima untuk duluan ke ruang musik.
“ Hai, kenapa belom pulang ?”
“Astaghfirullah hal azim !”,
pekik Salvia kaget dan masih melonggo.
“Belom pulang kenapa ?”,
tanya Steve sekali lagi.
“Anu tadi aku habis piket berhubung
sekarang lagi hujan ya aku nunggu terang. kamu ?”
“ Kalo aku tadi habis sholat
di Musholla ma temen temen, aku juga lagi nunggu terang sama kaya kamu.”
Hening tak ada satupun
diantara mereka yang memulai percakapan. Salvia kembali sibuk mencoret coret
whiteboard. Steve memperhatikan apa yang
ditulis Salvia dan terkikik geli katika membacanya.
“ Kamu kok ketawa ada yang
lucu ya ?”, Tanya Salvia polos.
“ Gak itu tulisanmu ya?”
“ Ya iyalah yang ada disini dari tadi kan cuma aku ?”
Salvia menoleh ke whiteboard
tiba tiba wajahnya memerah semerah jambu. Ia baru menyadari betapa bodohnya
dirinya. Tulisan yang ada di whiteboard seperti ini
Steve
…
Mungkin
kamu menganggapku sombong, angkuh dan dingin.
Aku
akan menerima semua itu dengan lapang dada karena memang seperti itulah diriku.
Mungkin
pula kamu menganggapku bodoh dan tolol,
karena
aku baru menyadari bahwa aku tlah jatuh cinta padamu.
Tapi
mengapa disaat aku telah sadar kau pergi tinggalkan aku ?!
Salvia bergegas menghapus semua
coretan isi hatinya yang membuat ia malu setengah mati.
“Kok di hapus ?”
“Biarin !”
“Emangnya salah kalo aku tau sebenernya kamu tlah jatuh
cinta padaku ?”
Salvia berhenti menghapus.
Iya
ya emang gak salah kalo dia tau yang sebenernya ? justru itu mungkin yang
terbaik dan mungkin ia takkan pergi meninggalkanku bahkan membenciku ? tapi
bagaimanapun juga aku tetep aja malu !
“ Gimana kalo aku bilang
gini !”, Steve menunggu reaksi dari Salvia, Salvia menoleh. ”Aku udah gak suka
ma kamu ! habisnya kamu dingin ma aku meski selalu aku kasih perhatian tapi
reaksi kamu tetep aja sama, dingin, cuek. angkuh dan tiada peduli.”
Salvia mencoba untuk tidak
menangis di depan Steve dan melampiaskan kekesalan dengan menghapus kuat kuat
pada whiteboard.
Aku
tau aku yang salah ! tapi harusakah secepat itu kau menghapus rasa cintamu ? ya
diri ini telah berdosa kepadamu sungguh diri yang hina dina ini memang pantas
menerima semua ini ! kau yang benar dan aku yang salah !
“ Gak usah marah dong … “
Salvia tak tahan lagi
menahan derai air mata yang kini telah jatuh bersahutan. Ia tak ingin terlihat
lemah didepan Steve. Ia memutusakan biarlah besok ia tak bisa masuk sekolah
karena sakit daripada besok ia tak bisa menerusakn hidupnya karena sakit hati.
“Hey mo kemana ?”, Steve
mencekal lengan Salvia kuat Salvia tak sempat menepisnya. “Emangnya kamu
percaya kalo aku bakal ngomong kayak gitu ke kamu ?”
Salvia mengangguk.
“Ya ampun Sal, kalo aku
bakal ngomong gitu ke kamu aku gak bakal ada disini ngehampiri kamu yang
kulihat lagi sendirian. Aku juga seharusnya udah berhenti sejak awal kamu
dingin ma aku, tapi apa ? aku masih disini aku masih peduli ma kamu. Meski kamu
dingin ma aku, aku akan tetep sayang ma kamu karena aku mencintaimu Salvia.”
Deg jantung Salvia serasa
mau copot. Kalimat inilah yang ditunggu oleh Salvia pernyataan cinta Steve
padanya. Tak pernah Steve katakan cinta dalam gerak bibirnya yang ada adalah
ungkapan cinta dari sorot matanya.
“ Aku memang sengaja membiarkan
kau sendiri tanpa perhatian dariku. Aku ingin melihat masihkah beku, dingin,
angkuh dan kecuekan memenuhi hatimu. Aku juga dalam masa kebimbangan jadi aku
sedang merenungi dan berfikir jernih apa yang harus aku lakukan untuk membuatmu
sadar akan cintaku agar kau tak dingin lagi padaku dan juga peduli denganku. Mungkin
bisa jadi jika kejadian ini tak terjadi aku akan pergi dari kehidupanmu karena
mungkin itulah yang terbaik bagimu dan berusaha melupakanmu yang ku tau itu
pasti berat dan sangat sulit untukku. Tapi apalah dayaku aku tak bisa memaksamu
untuk mencintaiku. Aku hanya bisa berdoa dan terus berusaha.”
“ Hiks hiks hiks … “
Salvia beringsut turun
merapat ke tembok dan menelingkupkan diri. Dalam tangis Salvia menyadari begitu
besar cinta Steve padanya. Mengapa ia begitu kejam menyakitinya ?!
“ Aku mencintaimu Steve …
hiks hiks … a aku sangat mencintaimu. Aku tak tau sejak kapan rasa ini merasuk
dalam jiwaku. Mu mungkin sejak kau hadir di mimpiku. Waktu itu kau memandangku
dengan perasaan rindu, akupun langsung berdoa untukmu supaya diberikan
kesembuhan oleh Allah SWT memang hari itu kamu gak masuk karena kau sakit.
Maafkan aku Steve pasti waktu itu kamu
sakit gara gara aku iya kan Steve ?! … hiks hiks hiks …. maafkan aku MAAFKAN
AKU aku sudah membuatmu terluka dan bahkan kau masih mencintaiku hiks hiks hiks
terimakasih Steve.”
“ Sudahlah Sal, jangan kau
tangisi apa yang telah terjadi, yang terjadi biarlah terjadi, semua telah
berlalu, lebih baik kita perbaiki apa yang masih bisa kita perbaiki. Kita sudah
tau perasaan kita masing masing, kini masihkah kau dingin dan tak peduli padaku
?”
Salvia menggeleng dengan
kencang.
“ Ya itulah yang aku
harapkan dan maukah kau saling mengenal satu sama lain, mencoba saling memahami,
saling mengerti, saling menyayangi sebagai sepasang kekasih ?”
Kembali Salvia hanya bisa
mengangguk tersenyum dengan linangan air mata.
0 komentar:
Posting Komentar