This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Unduh PPt fromSlide Share PLS Bersinergi

Rabu, 30 Januari 2013

Membuat Jam Dinding dengan Flash

 Buka blog orang, kok ada jam disisinya ? muter-muter kok bagus ? tau gak kalau itu dibuat di program flash. Penasaran gimanacara buatnya ? yuk ikuti langkah berikut ini ..

1. Buka Program Flash
Start >> All Program >> Flash , pilih flash dokumen
disini penulis menggunakan Flash MX 2004 namun tutorial ini bisa diterapkan di Adobe Flash versi berapapun termasuk Flash CS5


2. Buat lingkaran Gunakan oval tool (shortcut tombol: O), tips: tekan dan tahan tombol shift pada keyboard agar lingkaran bulat sempurna
image ilmugrafis


3. Ubah warna fill jadi hitam, Gunakan text tool (Short cut tombol : T) dan tulis 1 per 1 nomor jam mulai dari 1 - 12 untuk penomoran angka
gunakan Selection tool untuk meletakkan nomor - nomor tersebut pada bagian jam
image ilmugrafis


4. Dengan Line Tool (N) buatlah 3 buah garis untuk penunjuk arah jam
garis jam (pendek) , garis menit (agak panjang) , garis detik (panjang)
image ilmugrafis
5. Seleksi garis yang paling pendek dengan selection tool (V) dan tekan F8
muncul jendela dan masukkan jam_mc dan pilih movie clip sebagai type serta pastikan titik registrationnya berada di tengah bagian bawah lalu tekan ok.
image ilmugrafis
Seleksi movie clip jam_mc di Lembar kerja kemudian tekan Ctrl+F3 untuk memunculkan panel properties. Pada panel properties yang muncul masukkan jam_mc sebagai instance name.
image ilmugrafis

6. Sama seperti di atas
Seleksi garis kedua (agak panjang), kemudian tekan F8. Pada panel yang muncul masukkan menit_mc dan movie clip sebagai type serta pastikan titik registrationnya berada di tengah bagian bawah lalu tekan ok.
Seleksi movie clip menit_mc. Pada panel properties yang muncul masukkan menit_mc sebagai instance name.

7. Sama seperti di atas
Seleksi garis ketiga (paling panjang), kemudian tekan F8. Pada panel yang muncul masukkan detik_mc dan movie clip sebagai type serta pastikan titik registrationnya berada di tengah bagian bawah lalu tekan ok.
Seleksi movie clip detik_mc. Pada panel properties yang muncul masukkan detik_mc sebagai instance name.

8. Satukan dan letakkan garis dengan urutan jam lalu menit kemudian detik dan letakkan di dalam tempat jam
image ilmugrafis

9. Setelah semuanya terpasang, klik frame 1 dan tekan F9. Pada panel actions yang muncul masukkan script berikut :
image ilmugrafis

Masukkan code script berikut ini:


10. Tekan Ctrl+Enter untuk melihat hasilnya.
kira - kira seperti ini:
image ilmugrafis
Animasinya bisa diexport dalam bentuk flash movie dengan cara klik File >> Export movie, beri nama dan pilih format swf
seperti ini:



Terima kasih, Selamat belajar
Semoga Bermanfaat

Foto Hitam Putih Jadi Berwarna

Punya foto hitam putih ? pengen ngerubahnya jadi foto berwarna biar keliatan lebih cakep ?
ikuti langkah berikut ini..


1. Buka Gambar hitam putih anda dengan photoshop
Disini saya menggunakan foto teman saya
Klik gambar untuk memperbesar...

Download gambar

2. Ok Waktunya beraksi...

Ubah Foreground menjadi hitam dan Background menjadi putih
lalu klik Edit in Quick Mask Mode

3. Warnai Bagian kulit terlebih dahulu dengan Brush Tool

Kok jadi merah?? Tenang aja karena itu hanya untuk menandai bagian seleksi saja...
Nah setelah itu klik pada yang ditunjuk panah untuk masuk ke Edit in Standart Mode

Nah pasti muncul garis putus-putus kan.,,, itulah yang dinamakan daerah seleksi
Cukup mari kita lanjutkan saja...
setelah itu lakukan inverse dengan klik Ctrl + Shift + i (bersama - sama)

Ok mari kita lakukan pewarnaan
Caranya tekan Ctrl + U
Setting seperti ini:

hasilnya:

Nah sekarang kulitnya sudah berwarna... ;)

4. Nah tinggal mewarnai bagian Bibir, Baju, dan Background... dan Matanya...
Langkah-langkahnya seperti di atas... (sekedar intermezo aja... paling menyenangkan mewarnai bagian mata...)

Hasilnya:
Before (Sebelum diedit)

Foto Hitam Putih

After (Setelah diedit) - Klik untuk memperbesar tampilan
cantik
Wowwwww Berwarna... Foto jadi Cantik dan Anggun...

sumber : http://www.ilmugrafis.com

Evaluasi Program 2012 dan Paparan Program 2013 Ditbinsuslat

Bertempat di ruang sidang Dit. Pembinaan Kursus dan Pelatihan (Ditbinsuslat), dilaksanakan evaluasi program 2012 dan paparan serta penelaahan program 2013 oleh Dirjen PAUDNI.

Dalam kesempatan ini Direktur Binsuslat melaporkan kepada Dirjen PAUDNI mengenai capaian program dan daya serap Ditbinsuslat yang mencapai 95,17% baik pusat maupun dekosentrasi. Sisa anggaran yang tidak terserap kebanyakan dikarenakan ada beberapa sisa akom kegiatan yang harus kembali ke kas negara dan sisa lelang terbuka.
Daya serap ini merupakan yang tertinggi di lingkungan Ditjen PAUDNI. Sedangkan untuk Ditjen PAUDNI sendiri daya serapnya merupakan tertinggi ke-3 di lingkungan Kemdikbud. Setelah itu dilanjutkan dengan paparan hasil program 2012 dan rencana program 2013 oleh masing-masing Subdit dan bagian tata usaha serta Pokja Penyelarasan.

Dalam penelaahan dan kajian terhadap paparan yang disampaikan oleh Ditbinsuslat, Dirjen PAUDNI lebih menekankan pada input, proses dan output setiap kegiatan secara detail terutama untuk tahun 2013. Dari hasil semuanya beliau berpesan untuk tahun 2013 tidak hanya bekerja dengan mengejar kuantitas tetapi harus ditingkatkan dari segi kualitasnya. Bekerja tidak hanya cepat tetapi harus cerdas dan ikhlas.

Dan yang perlu diperhatikan lagi adalah produk yang dihasilkan dari setiap kegiatan harus ada untuk tahun 2013. Produk tersebut harus dikaji dan dianalisis dengan metodologi yang benar dan ilmiah, kemudian dicetak dan digandakan dalam format yang sesuai dan bagus dan dipublikasikan secara luas ke masyarakat sehingga masyarakat tahu program, kebijakan dan hasil dari kegiatan yang sudah dilaksanakan.

Beliau juga berpesan untuk tahun 2013 agar seluruh komponen bekerja lebih keras lagi, karena semua anggaran dekonsentrasi program kursus dan pelatihan ditarik semua ke pusat (Ditbsinsuslat) sesuai dengan hasil RDP dengan DPR RI. Hal ini tentunya akan menambah beban kerja di Ditbinsuslat akan meningkat lebih besar lagi. 

Sumber : http://www.paudni.kemdikbud.go.id

Pendidikan Tinggi

Pendidikan tinggi merupakan lanjutan dari jenjang pendidikan menengah.
Dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 19 dan pasal 20 diatur tentang pendidikan tinggi yaitu:
Pasal 19
  1. Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh pendidikan tinggi.
  2. Pendidikan tinggi diselenggarakan dengan sistem terbuka.
Pasal 20
  1. Perguruan tinggi yang memenuhi persyaratan pendirian dan dinyatakan berhak menyelenggarakan program pendidikan tertentu dapat memberikan gelar akademik, profesi, atau vokasi sesuai dengan program pendidikan yang diselenggarakannya.
  2. Perseorangan, organisasi, atau penyelenggara pendidikan yang bukan perguruan tinggi dilarang memberikan gelar akademik, profesi, atau vokasi.

Sekolah Menengah Atas

Sekolah menengah atas (SMA) merupakan lanjutan dari jenjang pendidikan dasar.
Dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 18 diatur tentang pendidikan menengah yaitu:
  1. Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar.
  2. Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan.
  3. Pendidikan menengah berbentuk sekolah menengah atas (SMA), madrasah aliyah (MA), sekolah menengah kejuruan (SMK), dan madrasah aliyah kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat.
  4. Ketentuan mengenai pendidikan menengah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

Sekolah Menengah

Sekolah Menengah Pertama yang disingkat dengan SMP merupakan jenjang pendidikan dasar pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus sekolah dasar (atau sederajat). Sekolah menengah pertama ditempuh dalam waktu 3 tahun, mulai dari kelas 7 sampai kelas 9. Saat ini Sekolah Menengah Pertama menjadi program Wajar 9 Tahun (SD, SMP).
Lulusan sekolah menengah pertama dapat melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah atas atau sekolah menengah kejuruan (atau sederajat). Pelajar sekolah menengah pertama umumnya berusia 13-15 tahun. Di Indonesia, setiap warga negara berusia 7-15 tahun tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, yakni sekolah dasar (atau sederajat) 6 tahun dan sekolah menengah pertama (atau sederajat) 3 tahun.
Sekolah menengah pertama diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta. Sejak diberlakukannya otonomi daerah pada tahun 2001, pengelolaan sekolah menengah pertama negeri di Indonesia yang sebelumnya berada di bawah Kementerian Pendidikan Nasional, kini menjadi tanggung jawab pemerintah daerah kabupaten/kota. Sedangkan Kementerian Pendidikan Nasional hanya berperan sebagai regulator dalam bidang standar nasional pendidikan. Secara struktural, sekolah menengah pertama negeri merupakan unit pelaksana teknis dinas pendidikan kabupaten/kota.
Untuk belajar di SMP/MTs atau yang sederajat, anak-anak usia SMP dapat memilih sekolah yang sesuai dengan pilihan dan kesempatan yang dimiliki, seperti:
  1. SMP Negeri atau SMP Swasta Biasa
  2. SD-SMP Satu Atap
  3. SMP Terbuka
  4. MTs Negeri atau MTs Swasta atau sekolah lainnya yang sederajat
  5. Pondok Pesantren Salafiyah yang menyelenggarakan program Wajib Belajar

Sekolah Dasar

Sekolah dasar (disingkat SD) adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal di Indonesia. Sekolah dasar ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1 sampai kelas 6. Lulusan sekolah dasar dapat melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama (atau sederajat).
Pelajar sekolah dasar umumnya berusia 7-12 tahun. Di Indonesia, setiap warga negara berusia 7-15 tahun tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, yakni sekolah dasar (atau sederajat) 6 tahun dan sekolah menengah pertama (atau sederajat) 3 tahun.
Sekolah dasar diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta. Sejak diberlakukannya otonomi daerah pada tahun 2001, pengelolaan sekolah dasar negeri (SDN) di Indonesia yang sebelumnya berada di bawah Kementerian Pendidikan Nasional, kini menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Sedangkan Kementerian Pendidikan Nasional hanya berperan sebagai regulator dalam bidang standar nasional pendidikan. Secara struktural, sekolah dasar negeri merupakan unit pelaksana teknis dinas pendidikan kabupaten/kota.
Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Nomor 20 Tahun 2001) Pasal 17 mendefinisikan pendidikan dasar sebagai berikut:
(1) Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.
(2) Pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.

Selasa, 29 Januari 2013

Ppt. sisidiknas dan pp no19 thn 2005

Pelaksanaan Pendidikan erat kaitannya dengan sistem pendidikan nasional dan PP No. 19 tahun 2005. Pengen tau lebih jauh download aja disini dan disini.

Ppt.Filsafat Manusia


Filsafat Manusia adalah suatu cabang dari Filsafat yang mengupas tentang arti menjadi manusia. 
Filsafat Manusia termasuk dalam kajian Ontologi atau Metafisika
Filsafat Manusia biasa disebut juga, Antropologia Metafisika atau Psikologi Metafisis
Manusia adalah mahluk yang berhadapan dengan diri sendiri dalam dunianya.
Untuk lebih jelasnya mengenai  inti, fungsi, sisi, metode, dan ciri khas filsafat manusia kamu dapat mengunduhnya disini

Ppt.UUD 1945

Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara konstitusional  yaitu negara yang berdasarkan atas konsitusi. Konstitusi sendiri memilki makna hukum dasar-nya negara, hukum tertinggi negara baik yang berbentuk tertulis maupun tidak tertulis (pengertian luas). Dalam hal ini konsitusi Negara Indonesia adalah Undang-undang dasar 1945. Didalam ppt  Undang-Undang Dasar 1945, akan dijelaskan isi, tujuan dan nilai UUD 1945. Silahkan mengunduhnya disini ..

Ppt Pancasila Ideologi Negara

Pancasila sebagai ideologi bangsa indonesia sekaligus sebagai dasar negara indonesia membawa implikasi bahwa Pancasila merupakan pandangan hidup yang dijadikan sumber segala sumber hukum dan diyakini kebenarannya oleh bangsa Indonesia. Ingin lebih paham lagi unduh pptnya disini ..

ppt Pancasila Dasar Negara

Pada tanggal 01 juni 1945 Soekarna memperkenalkan  istilah Pancasila secara luas kepada Bangsa Indonesia sebagai Philosofische grondslag atau dasar falsafah negara (Dasar negara). Meskipun begitu pancasila sebenarnya digali dari nilai-nilai kebudayaan bangsa indonesia sendiri. Ingin lebih memahami kedudukan Pancasila sebagai dasar negara ?  
Unduh pptnya disini

Senin, 28 Januari 2013

Ppt Konsep Dasar PLS

Masih kebingungan tentang hakekat pendidikan, dimensi manusia sebagai objek pendidikan, konsep pendidikan, dan batasan  dan perbedaan antara pendidikan formal, non formal dan informal ?
temukan disini, dengan mengunduh ppt konsep dasar PLS.

Rabu, 23 Januari 2013

Unduh Pppt.Sosiologi Horton

Untuk lebih memudahkan kamu memahami materi sosiologi. Kamu bisa mengunduh rangkuman materi sosiologi dari buku Pengantar Ilmu Sosiologi dari Paul Horton, dengan mengklik icon unduh berkas dibawah ini.








Minggu, 20 Januari 2013

Faktor dalam Perkembangan Kepribadian



Perkembangan Kepribadian manusia dipengaruhi oleh empat faktor, dimana keempat faktor tersebut saling mendukung, faktor-faktor itu antara lain :
a. Warisan biologis atau keturunan
Warisan atau bawaan biologis merupakan bahan mentah kepribadian dan bahan mentah ini dapat dibentuk dalam berbagai cara, seperti jika kita hendak membangun sebuah rumah bata, rumah itu tidak dapat dibangun dari batu atau bambu, tetapi dari setumpuk bata.
Setiap manusia mempunyai warisan biologis yang unik, manusia memiliki warisan biologis yang berbeda-beda antara makhluk yang satu dengan yang lain. Tidak ada manusia yang mempunyai karakteristik yang sama persis sekalipun anak kembar. Perbedaan individual dalam kemampuan, prestasi, dan perilaku hampir semuanya berhubungan dengan lingkungan dan perbedaan individu dalam warisan biologis tidaklah begitu terikat. Misalnya seorang Ayah dan Ibu, mereka tantu saja mempunyai karakteristik yang berbeda dan mempunyai anak dengan karakteristik yangbeda juga bisa saja perpaduan karakteristik ayah dan ibunya.
b. Warisan lingkungan alam
Perbedaan iklim, topografi dan sumber daya alam menyebabkan manusia harus menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan alam. Dengan proses penyesuaian diri tersebut, dengan sendirinya akan mempengaruhi kebudayaan yang terbentuk. Manusia menciptakan kebudayaan sebagai sebuah sarana memenuhi kebutuhannya dan lingkungan alam merupakan tempat bagi manusia untuk memenuhi kebutuhannya.
c. Warisan kebudayaan
Setiap masyarakat akan memberikan pengalaman tertentu yang tidak dialami dan diberikan oleh masyarakat lain kepada anggotanya, sehingga setiap masyarakat mengembangkan satu atau lebih jenis kepribadian yang cocok dengan kebudayaannya.
d. Kelompok manusia
Berikut ini adalah ciri-ciri kelompok manusia sesuai kelompoknya berdasarkan pendakian hidup :
Climbers :
1. Memiliki semangat untuk terus “mendaki.
2. Berpikir dalam bentuk manfaat jangka panjang
3. Menyambut tantangan secara positif, memotivasi diri, memiliki semangat tinggi, berjuang mendapatkan yang terbaik dalam hidup, cenderung membuat segala sesuatu terwujud
4. Dapat menerima kritik dan risiko menyakitkan serta tidak menyalahkan orang lain, tidak mengeluh dan tidak mudah putus asa
5. Menyambut baik setiap perubahan, bahkan ikut mendorong setiap perubahan tersebut ke arah yang positif
6. Mengatasi kesulitan dengan keberanian dan disiplin
7. Memberikan kontribusi yang besar, karena bisa mewujudkan potensi yang ada pada dirinya
8. Tidak asing dengan situasi yang sulit karena kesulitan merupakan bagian dari hidup
9. Selalu memperbaiki diri ke arah yang lebih baik

Problematika sosial



Pendahuluan
Lingkungan tempat saya tinggal berada di pusat kota, dengan kepadatan penduduk  yang cukup tinggi. Dengan alamat  Jln. H.M Syahid No. 11 Panggang Jepara. Adapun ketika saya kuliah di Unnes tempat tinggal saya adalah Pondok Pesantren Durrotu Ahli Sunnah Waljamaah beralamat di Jln. Kalimasada No. 1 rt 02 rw V Banaran Sekaran Gunung Pati. Disini saya akan sedikit mendiskripsikan problematika sosial yang terjadi di lingkungan saya baik di Jepara maupun di Semarang. Dengan mencerikan ini bukan maksud saya untuk menjelek-jelekkan pihak tertentu.
Permasalahan   Sosial
1.      Pengangguran

Saya melihat di sekitar rumah tempat tinggal saya banyak  pemuda yang usianya berkisar 22-35 namun belum memiliki pekerjaan alias nganggur. Sekalipun memiliki pekerjaan sifatnya sementara atau dalam bahasa tempat tinggal saya dinamakan “Begawe Srabutan”, asal ada order ya kerja, tidak ada order ya nganggur dirumah. Sebelum saya lebih jauh menjelaskan saya akan membatasi permasalahan ini dengan batasan bahwa yang disebut Pengangguran adalah orang  yang tidak memilki pekerjaan tetap dan penghasilan tetap, itu menurut saya.  Saat ini banyak meubel-meubel yang gulung  tikar para pekerja diberhentikan secara sepihak yang pada beberapa meubel nakal uang PHK dan gaji terakhir tidak diberikan kepada pegawainya. Kondisi semacam ini membuat semakin banyaknya penggangguran di daerah saya. Masyarakat  yang dulunya terbiasa bekerja dengan mengamplas, menyemprot, dan pekerjaan meubel kasaran lainnya. Seperti di keluarga saya sendiri, dari empat kakak saya dua diantara adalah penggangguran. Kakak saya pertama umurnya 33 dan yang kedua umurnya 25 tahun. Sebut saja “C” umur 33 tahun basic pendidikan adalah tamat MA dan tidak cukup memiliki keahlian, sebelum mengganggur pekerjaannya adalah ngamplas, nyemprot atau melitur. Saat ini aktivitasnya adalah dirumah membantu ibu jualan di warung. Yang kedua sebut saja “A” 25 tahun basic pendidikan SMK kejuruan jurusan keramik, sebelum menganggur bekerja sebagai tukang amplas, juru kebun SD, dan juru parkir. Seringkali pekerjaan yang digeluti tidak bertahan lama. Dari saya dan keluarga melihat kejadian ini mungkin dikarenkan dia dalam berinteraksi dengan orang lain kurang baik, hal itu didasari oleh perilkunya dan interaksinnya di dalam keluarga. Berpindah ke tetangga saya, samping kanan rumah saya menganggur sudah sejak lama mungkin ketika umurnya 27 hingga sekarang umurnya sudah mencapai 45 tahun, tidak bekerja, tidak beristri, dan tidak memilki anak. Meskipun beliau masih tinggal bersama keluarganya tetapi saya rasa kepedulian keluarga tidak cukup tinggi dilihat dari cukup seringnya perselisihan diantara keduanya tertutama menyangkut  warisan atau harta gono gini dari kedua orang tua mereka. Sedikit kebelakang dari rumah saya pemuda berumur sekitar 25an waktunya digunakan untuk nongkrong dan kumpul bareng bersama teman-temannya. Hal ini tentu menjadi beban pikiran, keresahan, ketidany nyaman secara norma usia seperti itu sudah mampu mencari dan menciptakan pekerjaan sendiri sehingga tercukupilah kebutuhan pribadi tanpa harus menggantungkan diri kepada keluarga atau masyarakat.

2.      Kemiskinan

kemiskinan selain ditunjang oleh angka pengangguran, tingkat pendapat perkapita rendah, banyak manula dan janda yang tidak tercukupkan kebutuhannya. Di rt saya sendiri  untuk janda miskin ada lima dari yang umurnya muda sampai yang tua. Warga di daerah saya yang memiliki pekarangan atau halaman rumah sedikit saja. Rata-rata rumah kami berhimpit-himpitan tanpa memiliki pekarangan. Contohnya dirumah saya sendiri, meski rumah kami bisa dibilang tidak “gedek” atau sudah bertembok, perlu diketahui bahwa itu bukanlah tembok sendiri tapi tembok tetangga, keluar dari pintu rumah sudah memasuki tanah orang lain. Keresahan dan ketidak nyamanan tidak hanya dirasakan oleh keluarga kami, terkadang konflik itu timbul karena hal semacam, atap rumah kami tidak memilki pipa air untuk mengalirkan air ketika hujan akibatnya air hujan tersebut langsung jatuh mengucur dengan deras ketanaman tetangga dan tetanggaku pun marah-marah. Lain cerita dengan tetangga saya. Dulunya tetangga saya adalah seorang bisa dibilang kaya karena memiliki meubel. Namun kehidupan mereka berubah, si suami menikah lagi dan meninggalkan istri pertamanya. Setelah ia menikah lagi tak pernah sekalipun ia mengurusi istri pertamanya. Baik nafkah batin maupun nafkah lahir tak pernah diberikan. Akhirnya mereka bercerai, si istri seorang diri mengurussi anaknya. Awal pertama perceraian rumah besar beserta isinya masih lengkap. Namun lama-kelamaan isi rumah itu menjadi kosong kerana digadaikan dan dijual. Saat ini untuk mencukupi kebutuhan keluarga ibu itu bekerja mengasuh anak tetangga dan untuk makan sering kali masih diberi oleh tetangga dan sanak saudara. Hal semacam ini cukup banyak terjadi di lingkungan saya.

3.      Tingkat perjaka dan perawan tua cukup tinggi.

Umur 22 sampai 27 adalah umur dimana seorang wanita ideal untuk menikah dan berkeluarga. Namun kenyataannya, dilingkungan saya. Masih banyak wanita wanita dengan kisaran umur diatas masa ideal menikah  yang betah dengan status belum menikah. Ada beberapa yang memang sibuk untuk memikirkan karier pekerjaan, ada yang sudah memiliki pacar tetapi takut dan enggan untuk menikah, ada pula yang tidak memilki pacar dan tidak memiliki calon untuk menikah, bahkan ada pula yang memang tidak berkeinginan untuk menikah. Normanya jika wanita sudah berumur harus segera dinikahkan. Memang disini berlaku pula norma seperti itu. Akan tetapi dalam aplikasinya masih belum setegas dan sekeras didesa. Kondisi semacam ini semacam sudah dianggap hal biasa. Tidak hanya perawan perjaka tua pun cukup banyak disini. Contohnya di rt saya sendiri terdapat dua perjaka tua dan dua perawan tuan dengan umur 52, 45, 69, 29. Wanita “A” 52 tahun belum menikah karena memang tidak mau menikah. Wanita “B” 29 tahun belum menikah karena belum meiliki calon dan bekal untuk menikah. Laki-laki  “C” 45 tahun belum menikah karena belum meiliki calon dan memiliki cukup bekal untuk menikah. Laki-laki “D” umur 69 tahun belum menikah karena tidak berkeinginan untuk menikah, beliau mengalami trauma dan memang belia tidak pernah berinteraksi dengan orang luar bahkan dari keluarga sendiri tidak semua yang sering berinteraksi dengan beliau. Bukan karena ketidak pedulian keluarga tapi kerana memang beliau sulit untuk berinteraksi. Fenomena ini tidak hanya terjadi di desa saya tapi juga desa tetangga. Sulit menemukan pernikahan dini di tempat saya, lain halnya jika di daerah yang jauh dari pusat kota.

4.      Ketidak displinan dan ketidak patuhan santri terhadap tata tertib pondok

Pondok pesantren merupakan kelembagaan pendidikan agama yaitu agama islam yang bersifat non formal. Didalam pondok pengawasan dan pemantuan santri dilakukan 24 jam. Adapun rutinitas kegiatan di pondok adalah pagi pukul 05.30-06.30 WIB ngaji bandongan pagi. Ngaji bandongan sore mulai pukul 16.30-17.30. Kemudian pukul 20.30-21.00 ngaji Madrasah Diniyah. Dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan didalam pondok selalu ada absensi. Peraturan disini menegaskan santri diperbolehkan ijin tidak mengikuti kegiatan pondok dengan menghubungi seksi tertkait dengan batasan waktu tertentu apabila melanggar akan terkena takzir. Namun disini tidak semua santri mematuhi tata tertib dengan semestinya. Saya menemukan pada sebuah kamar, absensi ngaji tertutama ngaji bandongan hampir dalam satu minggu tidak pernah hadir. Anehnya ini terjadi pada semua anggota kamar yang berjumlah 6 orang. Sebut saja kamar tersebut “L”. dulu ketika awal-awal ngaji, saya mengetahui bahwa beberapa dari anggota kamar L rajin mengaji. Tapi hal ini berubah pada beberapa bulan terakhir. Hal ini mengundang keheranan pada santri lain termasuk pengurus. Bulan lalu, oleh pengurus diadakan rolling anggota kamar. Untuk kamar L sendiri ada 4 orang yang akan di rolling. Sebelumnya anggota kamar L berjumlah 7. Awal proses perollingan 2 diantaranya bersedia dan telah pindah kamar. 2 diantaranya lagi tidak bersedia dan bersikeras untuk tetap di kamar L. Waktu berjalan absensi kamar L tetap banyak alfanya. Sedang 2 yang sudah pindah sudah mulai sering mengaji. Oleh santri lain yang lebih tua, kondisi semacam ini disebabkan oleh salah seorang anggota kamar yang memang malas sehingga ini sangat mempengaruhi santri lain terutama santri baru. Watak dan karakter dari santri lama akan sangat mempengaruhi pola perilaku santri lain terutama santri baru.

5.      Gaya remaja berpacaran

Taman taman kota adalah tempat kesukaan para untuk berdua-duan dengan pacarnya. Sangat mudah menemukan disepanjang taman kota, taman kanal misalnya. Keadaan dimana ada motor tapi pemilikinya tidak ada, lalu anda melihat semak-semak bergoyah tak wajar dan mendengar suara lirih. Tidak hanya taman, kebun, rumah sendiri, bahkan kuburan pun acap kali dijadikan tempat mesum. Ketika berjalan-jalan adalah pemandangan biasa bila melihat seorang cewek dan cowok masih SMA berbonceng-boncengan sampai “Nggamblok”. Bila melihat seorang cewek lehernya berwarna merah teman-temannya akan menduga bahwa ia telah melakukan “Cipok-cipokan” ciuman pada daerah leher, untuk anak-anak setingkat SMP-SMA sering kali ditemui kasus anak DO karena ketahuan hamil atau menghamili. Dampak dari kondisi semacam ini remaja yang DO tidak memiliki cukup keahlian akibatnya biaya hidup keluarga baru mereka ditanggung oleh keluarga, secara biologis istri belum siap sehingga akan berpengaruh pada kondisi psikologis dan pada cabang bayi yang di kandunganya, meningkatnya tingkat aborsi dan angka perceraian.

6.      Pencemaran lingkungan

Pencemaran udara : maraknya penggunaan AC, pembangunan gedung berkaca (efek rumah kaca), jumlah kendaraan sepeda motor semakin meningkat, PLTU adalah factor factor penyebab mengapa udara disekitar lingkungan menjadi tercemar. Dalam sebuah keluarga keberadan sepeda motor sudah menjadi kebutuhan, jika dalam sebuah keluarga terdapat 5 anggota keluarga maka tiap-tiap anggota telah memiliki sepeda motor mereka sendiri. Baru-baru daerah saya sedang ramainya dalam pembamgunan ruko. Mayoritas bangunan dari itu adalah kaca, meskipun tidak separah di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, atau Semarang. Tetap saja hal tersebut semakin meningkatkan Global Warming. Karena dari factor-faktor tersebut merupakan menyumbang CO2. Kondisi sudah sedemikian, namun tidak imbangi dengan tingkat kesadaran masyarakat dalam penghijauan dan penggunaan alat-alat yang ramah lingkungan. Rasanya kian hari Jepara terasa semakin panas dan sesak.
Pencemaran air : dapat dilihat dengan mudah sungai-sungai disekitar lingkungan saya berwarna keruh, banyak lumut dan ganggang, berbau tidak sedap. Hal ini dikarenakan kebanyakan masyarakat membuang sampah rumah tangga langsung aliran sungai di dekat rumah. Akibatnya sampah sampah tersebut menghambat aliran sungai, menyembabkan bau tidak sidap, merubah warna  dan rasa air. Seperti kondisi di sungai Kaliwiso dan sungai kanal. Meski begitu alkhamdulillah, Jepara selama beberapa tahun terakhir ini tidak pernah kebanjiran. Ini disebabkan oleh, pemerintah dan masyarakat  masih ada yang peduli terhadap lingkungannya. Seperti kebijakan pemerintah yang selalu memperdalam atau menguras tanah di sungai Kanal karena memang sungai Kanal sudah tidak bisa di perluas lagi. Usaha ini juga dilakukan guna mengambil sampah yang ada di sungai. Masyarakat  juga bagi mereka yang sadar selalu melakukan kerja bakti disekitar lingkungan dengan membersihkan selokan dan sungai kecil disekitar mereka.

7.      Penyalahgunaan narkoba dan miras

Saat acara tertentu seperti Orkes Dangdut akan mudah dijumpai  para penjual yang menjajakan Miras, orang mabuk ataupun orang yang sedang sakau. Penyalahgunaan ini tidak hanya terjadi ketika ada orkes dangdut, tahun baru 2011 kemarin saya menemukan banyak orang mabuk di alun-alun, dan tempat-tempat tongkrongan anak muda. Hal ini menimbulkan keresahan pada masyarakat dan seringkali kekacauan. Kondisi keamanan menjadi tidak kondusif  banyak timbul kriminalitas akibat hal itu.


BAB 7 PARADIGMA DAN TEORI-TEORI ANTROPOLOGI



 BAB 7
PARADIGMA DAN TEORI-TEORI ANTROPOLOGI
Standar Kompetensi :
Memahami paradigma dan teori antropologi
Kompetensi Dasar :
Menjelaskan konsep paradigma dan teori antropologi
Indikator Pencapaian Kompetensi :
1.    Menjelaskan paradigma dan teori antropologi.
2.    Menjelaskan teori evolusi kebudayaan dan teori difusi kebudayaan
Tujuan Pembelajaran:
1.    Menjelaskan paradigma dan teori antropologi.
2.    Menjelaskan teori evolusi kebudayaan dan teori difusi kebudayaan

Materi Pokok:
1.      Paradigma Ilmiah
Thomas Kuhn (1972) menggunakan istilah paradigma dalam dua dimensi yang berbeda : pertama, paradigma berarti keseluruhan perangkat (konstelasi) keyakinan, nilai-nilai, teknik-teknik yang dimiliki bersama oleh anggota suatu masyarakat. Kedua, paradigma berarti unsur-unsur tertentu dalam perangkat tersebut, yakni cara-cara pemecahan atas suatu teka-teki yang digunakan sebagai model atau contoh yang dapat menggantikan model atau cara lain sebagai landasan bagi pemecahan atas teka-teki dalam ilmu pengetahuan normal yang sering disebut dengan eksemplar. Scholte (1980:76-77) mengatakan bahwa arti penting dari suatu posisi paradigma akan mengemuka tatkala kita berhadapan dengan “fakta”. Jadi, paradigma terdiri dari asumsi dan prinsip ontologis dan epistemologi khusus yang meliputi pula prinsip-prinsip teoretis (Kuhn, 1972:78). Suatu disiplin imiah dapat mencakup satu atau lebih paradigma. Suatu pradigma dikatakan mengalami kemajuan jika paradigma tersebut dapat mengantisipasi sesuatu yang tidak dapat diantisipasi oleh paradigma lain (Lakartos, 1974). Kuhn setuju dengan hal ini karena ia berpendapat bahwa paradigma yang lebih baik yaitu paradigma yang memiliki ketepatan, ruang lingkup, sinklisitas, guna, dan sebagainya yang lebih daripada paradigma yang lain.
Tentu saja tidak semua paradigma tidak sepadan. Jika dua paradigma sejalan mengenai hakikat masalah yang akan dipecahkan dan mengenai cara yang sesuai untuk memecahkan masalah itu, maka keduanya dikatakan sepadan. Dengan demikian, kesepadanan paradigma adalah hal yang relatif. Dua paradigma mungkin sejalan dalam hal masalah yang akan dikaji, tetapi mungkin tidak sejalan dalam hal cara memecahkan masalah. Jadi dalam ilmu pengetahuan, yang berbeda dari teologi, pembandingan kritis suatu teori dengan teori yang lain (revalitas) adalah selalu mungkin.

2.      Paradigma Antropologi
Semua penelitian antropologi dilakukan dalam paradigma tertentu karena kegiatan ilmiah apapun tentu menuntut definisi suatu masalah penelitian dan identifikasi prosedur serta cara yang sesuai untuk memecahkan masalah. Namun, tidak semua penelitian adalah paradigmatik secara eksplisit. Pembandingan paradigma-paradigma dapat mendorong untuk memilih suatu paradigma, sedangkan paradigma tertentu mungkin akan digantikan oleh paradigma lain dengan landasan perkembangan tertentu. Barangkali takan ada paradigma yang terbaik; yang terpenting bahwa suatu paradigma mungkin lebih baik daripada paradigma lain, tetapi tidak ada paradigma yang dapat menganalisis semua kemungkinan.
         Dalam sejarah perkembangan antropologi diwarnai oleh divergensi teori yang semakin meningkat, dan pola tesebut nampaknya teus berlangsung. Tidak ada kesepakatan tentang berapa jumlah paradigma dalam antropologi masa kini. Berikut adalah beberapa contoh paradigma antropologi (Achmad fedyani 2005: 63-66)
Evolusionisme klasik, paradigma ini beupaya menelusuri perkembangan kebudayaan sejak yang paling awal, asal usul primitif, hingga yang paling mutakhir, bentuk yang paling kompleks.
Difusionisme, paradigma ini berupaya menjelaskan kesaman-kesaman diantara bebagai kebudayaan. Kesamaan tersebut terjadi karena adanya kontak-kontak kebudayaan.
Partikularisme, paradigma ini memusatkan perhatian pada pengumpulan data etnogafi dan deskripsi mengenai kebudayaan tertentu.
Struktural-Fungsionalisme, paradigma ini berasumsi bahwa komponen-komponen sistem sosial, seperti halnya bagian-bagian tubuh suatu organisme, berfungsi memelihara integritas dan stabilitas keseluruhan sisitem
Antropologi Psikologi, mengekspresikan dirinya kedalam tiga hal besar : hubungan antara kebudayaan manusia dan hakikat manusia, hubungan antara kebudayaan dan individu, dan hubungan antara kebudayaan dan kepribadian khas masyarakat.
Strukturalisme adalah strategi penelitian untuk mengungkapkan struktur pikiran manusia yakni, struktur dari poses pikiran manusia yang oleh kaum strukturalis dipandang sama secara lintas budaya.
Materalisme Dialektik paradigma ini berupaya menjelaskan alasan-alasan terjadinya perubahan dan perkembangan system sosial budaya.
Cultural Materialisme paradigma ini berupaya menjelaskan sebab-sebab kesamaan dan pebedaan sosial budaya.
Etnosains, paradigma ini juga disebut “etnografi baru”. Perspektif teoritis mendasar dari paradigma tersebut yerkandung dalam konsep analisis kompensional, yang mengemukakan komponen kategori-kategori kebudayaan dapat dianalisis dalam konteksnya sendiriuntuk melihat bagaimana kebudayaan menstrukturkan lapangan kognisis.
Antropologi Simbolik, paradigma ini dibangun atas dasar bahwa manusia adalah hewan pencari makna, dan berupaya mengungkapkan cara-cara simbolik dimana manusia secara individual, dan kelompok-kelompok kebudayan dari manusia, memberikan makna kepada kehidupannya.
Sosiobilogi, paradigma ini berusaha menerapkan prinsip-prinsip evolosi biologi terhadap fenomena sosial dan menggunakan pendekatan dan program genetika untuk meneliti banyak perilaku kebudayaan.
3.      Teori-teori Antropologi
Keesing (1974: 74-79) mengidentifikasi empat pendekatan terhadap masalah kebudayaan. Pertama, kebudayaan sebagai sistem adaptif dari keyakinan dan perilaku yang dipelajari yang fungsi primernya adalah menyesuaikan masyarakat manusia dengan lingkungannya. Kedua, kebudayaan merupakan sistem kognitif yang tersusun dari apapun yang diketahui dalam berpikir menurut cara tertentu, yang dapat diterima bagi warga kebudayaan. Ketiga, kebudayaan merupakan sistem struktur dari simbol-simbol yang dimiliki bersama yang memiliki analogi dengan struktur pemikiran manusia. Keempat. Kebudayaan merupakan sistem simbol yang terdiri dari simbol-simbol dan makna-makna yang dimiliki bersama yang dapat diidentifikasi, dan bersifat publik. Seiring makin berkembangnya ilmu pengetahuan dan dimungkinkannya penggunaan akal yang dimiliki manusia untuk melihat segala fenomena yang ada dan terjadi dalam masyarakat. Model pandangan yang mengemuka untuk mengganti pandangan ‘tradisional’ sebelum dalam kajian budaya (antropologi) paling awal adalah teori evolusi kebudayaan dan teori difusi kebudayaan. Kedua teori ini muncul dengan mengusung karakteristiknya sendiri-sendiri dan masing-masing mengklaim sebagai paradigma yang seharusnya dipakai untuk melakukan kajian terhadap manusia dan perjalanan perkembangannya.
a. Teori Evolusi Kebudayaan
     Teori evolusi kebudayaan manusia ini dikemukakan pertama kali oleh Edward Burnett Tylor (1832-1917), seorang ahli antropologi. Menurut Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.  Dalam buku yang ditulis tahun 1874, Tylor memaparkan bahwa kebudayaan manusia dalam sejarah evolusinya berjalan melalui tiga tahap perkembangan yang masing-masing tahapan dibedakan berdasarkan unsur ekonomi dan teknologi yang mereka gunakan. Ketiga tahapan perkembangan kebudayaan manusia tersebut adalah savagery, barbarian dan civilization. Pada tahap pertama (savagery), manusia hanya bertahan hidup dengan cara berburu dan meramu dengan menggunakan peralatan yang mereka ciptakan dari benda-benda yang ada di sekitar mereka, seperti kayu, tulang dan batu. Berkembang kemudian menuju tahap kedua (barbarian) yang ditandai dengan mulainya manusia mengenal cocok tanam. Karena mulai memahami cara menanam, maka mereka berpikir untuk menjaga agar tanaman tersebut dapat dipelihara dan dimanfaatkan hasil sehingga mereka mulai hidup menetap di sekitar tanaman tersebut. Tahapan kedua ini juga ditandai dengan perkembangan peralatan mereka dari yang sebelumnya hanya terbuat dari kayu, batu dan tulang menjadi terbuat dari logam. Berkembang kemudian menjadi tahap ketiga (civilization) atau peradaban yang ditandai dengan pengenalan manusia dengan tulisan, kehidupan perkotaan dan kemampuan mereka membangun bangunan-bangunan besar yang sebelumnya belum pernah ada. Untuk dapat mencapai semua itu, tentunya manusia memerlukan ilmu pengetahuan dan peralatan-peralatan yang canggih serta yang tidak boleh terlupakan adalah memiliki kompleksitas sistem organisasi sosial.
Paparan-paparan teori evolusi kebudayaan sebagaimana yang dikemukakan oleh Tylor sebelumnya kemudian dilanjutkan oleh Lewis Henry Morgan, seorang antropolog Amerika.
Menurut Morgan, sebagaimana yang dikemukakannya dalam buku yang ditulis tahun 1877 tersebut di atas, semua bangsa di dunia telah atau sedang menyelesaikan proses evolusinya yang melalui lima tingkatan, yaitu:
a.         Era liar tua atau zaman paling awal sampai manusia menemukan api,
b.        Era liar madya atau sejak menemukan api sampai manusia menemukan senjata,
c.         Era liar muda atau sejak menemukan senjata sampai pandai membuat tembikar dan masih berprofesi sebagai pemburu,
d.        Era barbar tua atau zaman sampai manusia mulai beternak dan bercocok tanam,
e.         Era barbar madya atau zaman sampai manusia pandai membuat peralatan dari logam, era barbar muda atau zaman sampai manusia mengenal tulisan, era peradaban purba, dan era masa kini.
Setelah melakukan beragam penelaahan terhadap pandangan-pandangan kebudayaan Tylor dan Morgan dalam memandang kebudayaan manusia, generasi selanjutnya teori evolusi memunculkan dua teori evolusi baru. Pertama, teori evolusi kebudayaan universal yang dikemukakan oleh Leslie White dan kedua, teori evolusi kebudayaan multilinier yang diajukan oleh Julian Steward.
Teori pertama, White mengemukakan sebuah rumusan yang dapat memudahkan dalam melakukan kajian. White menyebutnya sebagai sebuah ‘hukum’ evolusi kebudayaan, yaitu C = E x T. Penjelasannya adalah C  merupakan kebudayaan (culture), E adalah energi (energy) sedangkan T adalah teknologi (technology). Sebuah kebudayaan yang ada dalam sebuah komunitas masyarakat manusia adalah dampak atau hasil hasil dari pemakaian atau penggunaan energi dan teknologi yang mereka gunakan dalam kehidupan mereka pada fase-fase perkembangannya. Dengan rumusan yang disebutnya sebagai ‘hukum’ evolusi kebudayaan ini, White sampai pada sebuah kesimpulan bahwa terjadinya sebuah evolusi kebudayaan dalam sebuah komunitas merupakan hasil dari mengemukanya perubahan dalam sistem yang melakukan transformasi energi dengan bantuan teknologi yang ada saat itu.Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dalam teori mengenai evolusi kebudayaan ini terdapat beberapa konsep baru yang diketengahkan White, yaitu thermodinamika (sistem yang melakukan transformasi energi), energi dan transformasi.
Teori kedua diartikan Steward sebagai teori multilinier. Terjadinya evolusi kebudayaan berhubungan erat dengan kondisi lingkungan, dimana setiap kebudayaan memiliki culture core, berupa teknologi dan organisasi kerja. Dengan demikian, terjadinya evolusi dalam sebuah kebudayaan ditentukan oleh adanya interaksi yang terjalin antara kebudayaan tersebut dengan lingkungan yang ada di dalamnya. Seperti halnya teori yang dikemukakan oleh White di atas, teori multilinier juga memunculkan konsep-konsep baru yang belum pernah ada sebelumnya, yaitu lingkungan, culture core, adaptasi dan organisasi kerja.
Tokoh lainnya yang tidak kalah juga perlu mendapat perhatian dalam perbincangan mengenai teori evolusi, khususnya setelah dua tokoh utama pada generasi awal, adalah V. Gordon Childe yang merupakan arkeologis Inggris. Untuk memaparkan pandangannya mengenai evolusi budaya, Childe menggunakan rekaman arkeologis untuk menunjukkan bahwa apa yang dikemukakan dalam teori evolusi menunjukkan kenyataan yang sebenarnya dalam komunitas manusia. Dari benda-benda yang dihasilkan dari penggalian arkeologis yang dilakukannya selama beberapa waktu menunjukkan sesuatu yang semakin menguatkan pandangan evolusi, bahwa kemajuan teknis yang dramatis dalam sejarah manusia berupa budidaya tumbuh-tumbuhan dan hewan, irigasi, penemuan logam dan lain sebagainya terbukti telah membawa perubahan revolusioner dalam keseluruhan jalinan kehidupan kultural yang dilakoni oleh manusia.
Benda-benda arkeologis yang ditemukan Childe makin menguatkan teori evolusi bahwa keseluruhan pola perubahan yang terjadi dalam setiap fase perkembangan kebudayaan manusia menunjukkan perubahan yang bersifat evolutif dan progresif. Hal ini ditunjukkan dengan adanya perubahan atau perkembangan dari satu fase ke fase selanjutnya, seperti dari pemburu-peramu yang berpindah-pindah (nomadik) yang berada pada masa Paleolitik menjadi seorang manusia yang bercocok tanam (holtikulturalis) yang tidak lagi nomadik atau sudah menetap di satu tempat sebagai komunitas kempal dalam masa Neolitik.
Dari paparan di atas dapat dikatakan bahwa pada akhir abad ke sembilan belas masehi para ahli antropologo yang berkecimpung dalam kajian kebudayaan manusia telah memakai kata kebudayaan dengan definisi yang lebih luas. Bertolak dari teori evolusi, mereka mengasumsikan bahwa setiap manusia tumbuh dan berevolusi bersama, dan dari evolusi itulah tercipta kebudayaan.

b. Teori Difusi Kebudayaan
     Teori difusi kebudayaan dimaknai sebagai persebaran kebudayaan yang disebabkan adanya migrasi manusia. Perpindahan dari satu tempat ke tempat lain, akan menularkan budaya tertentu. Hal ini akan semakian tampak dan jelas kalau perpindahan manusia itu secara kelompok dan atau besar-besaran, di kemudian hari akan menimbulkan difusi budaya yang luar biasa. Setiap ada persebaran kebudayaan, di situlah terjadi penggabungan dua kebudayaan atau lebih. Akibat pengaruh kemajuan teknologi-komunikasi, juga akan mempengaruhi terjadinya difusi budaya. Keadaan ini memungkinkan kebudayaan semakin kompleks dan bersifat multikultural. Dengan adanya penelitian difusi, maka akan terungkap segala bentuk kontak dan persebaran budaya sampai ke wilayah yang kecil-kecil. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kontribusi pengkajian difusi terhadap kebudayaan manusia bukan pada aspek historis budaya tersebut, melainkan pada letak geografi budaya dalam kewilayahan dunia.
      Salah satunya yaitu model penelitian Franz Boas yang sering dikenal dengan nama ‘partikularisme historis’ dimana di dalamnya telah melahirkan konsep-konsep baru mengenai kajian kebudayaan, seperti kulturkreis atau daerah atau lingkungan dan kulturschichten atau lapisan kebudayaan. Dalam kajian kebudayaan ala difusi Boas ini, unsur-unsur persamaan yang dimiliki oleh sebuah kebudayaan sangat diperhatikan secara cermat untuk kemudian dimasukkan ke dalam sebuah kategori yang disebutkan dengan dua istilah yang dikemukakan di atas. Dengan cara seperti ini maka akan diketahui unsur-unsur kebudayaan yang ada dalam beragam kebudayaan dunia.
3.       Peran kebudayaan  sebagai faktor kemajuan pembangunan
Peran budaya sebagai faktor kemajuan pembangunan suatu bangsa dapat dijelaskan berdasarkan teori –teori pembangunan sumber daya manusia menurut Visi Culture Studies
            Pembangunan sumber daya manusia dalam litratur ilmu ekonomi dan ilmu administrasi ,yang dilakukan dalam konteks pembangunan,memandang manusia sebagai salah satu faktor pembangunan,memandang manusia sebagai salah satu faktor produksi di luar sumber daya alam,modal ,teknologi dan klembagaan (salim1979 ;Hidayat 1979 ;Effendi 1992).Pembangunan sumber daya manusia dalam konteks ilmu-ilmu tersebut diartikan sebagai upaya-upaya tersebut diartikan secara umum sebagai upaya-upaya untuk  meningkatkan daya produksi manusia.Manusia yang berdaya produksi tinggi disebut sebagai manusia yang berkualitas tinggi.
           Satu lagi faktor yang juga sering disebut sebagai sarjana sarjana sebagai penentu kualitas sumber daya manusia adalah mentalitas manusia.    Faktor mentalitas atau factor psikokultural ini , oleh sebagian orang disebut sebagai faktor ‘’manusia’’ atau human factor. yang terdiri atas attitudes,values,dan beliefs(sikap,nilai,dan kepercayaan).Faktor ini harus dilihat sebagai daya psikokultural.Yang dimaksud dengan daya psikokultural di sini adlah kemampuan mental,kemampuan akal budi,atau kemampuan mind sekumpulan individu dalam mendorong diri mereka untuk berproduksi lebih tinggi.

Beberapa Teori tentang Peranan Daya Psikokultural
Max Weber
                 Max Weber adalah seorang yang selalu disebut sebagai pelopor kajian tentang pengaruh daya psikokultural dalam perkembangan ekonomi suatu bangsa.Bagi Weber,salah satu faktor penting dalam perkembangan ekonomi kapitalistis justru terletak pada aspek superstruktur,yaitu daya psikokultural.
           Ia menggunakan data hasil penelitiannya sebagai dasar ia mengemukakan bahwa agama sangat berperan penting dalam kemajuan ekonomi suatu negara .Seperti contohnya menurut Weber adalah seperangkat nilai dan sikap yang terkandung dalam etika Protestan yakni kerja keras,hemat,jujur,rasinalitas dan sederhana serta pemenuhan kewajiban yang diletakan di atas bahu seorang individu oleh kedudukannya dalam dunia ini juga tidak ketinggalan kepercayaan bahwa Tuhan telah memberkahi sejumlah orang kecil. Sebaliknya Weber memandang aspek ‘’irrationality’’ pada agama-agama di timur (Hindu, Budha dan lain-lain sebagai faktor pengahambat pembangunan. Ketaatan dan kesitiaan terhadap keluarga dan orang tua  telah mendominasi pemikiran dan tindakan penganut kepercayaan-kepercayaan Timur ini, khususnya pada pengikut Konfisius. Bersama dengan ketiadaan etika sosial dalam lingkungan masyarakat yang lebih luas, kesetiaan terhadap keluarga dan marga ini membawa ketidakjujuran ketika berhubungan dengan orang-orang di luar anggota keluarga. Aspek psikokultural yang seperti ini akan menghambat kemajuan kegiatan ekonomi.
Arthur lewis
           Arthur Lewis menghubungkan faktor-faktor psikokultural yang mendorong kemunculan para wira usaha (entrepreneur) dengan masalah lingkungan sosial dan politik yangsubur bagi pertumbuhan ekonomi. Arthur Lewis memandang nilai dan sikap yang mempertahankan institusi sosial negatif seperti perbudakan, kasta, rasialis,dan lain-lain, adalah sangat menghambat bagi pertumbuhan ekonomi. Arthur Lewis juga memperhatikan faktor ajaran keagamaan yang mendorong penganutnya untuk mengejar pencapaian yang tinggi.
Everret Hagen
           Perkembangan ekonomi ini dipelopori oleh sejumlah individu dari suatu kelompok social yang direndahkan secara khas. Ciri-ciri social yang menonjol pada kelompok ini adalah bahwa pada masa lampau mereka mempunyai kedudukan yang cukup terpandang dalam masyarakat. Cirri-ciri psikokultural utama dari kelompok ini terlihat dalam perilaku inovatif. Inovasi memerlukan kreatifitas. Manusia yang kreatif adalah seseorang yang selalu siap dalam mengamati dunia sekelilingnya dan percaya akan evaluasi yang dibuatnya terhadap pengalaman hidupnya.
Gunnar Myrdal
           Myrdal menyesalkan kurangnya perhatian dan penelitian antropologi sosiologi, dan psikologi terhadap faktor-faktor  psikokultural ini. Pada umumnya orang Asia Selatan, sebagaimana yang dilihat oleh Mrdal, lebi mementingkan hal-hal spiritual daripada hal-hal material dibandingkan dengan orang Barat. Mereka lebih memikirkan dunia baka,tidak peduli pada diri sendiri, acuh terhadap kemakmuran dan kenikmatan hidup material. Sikap yang sangat tidak toleran terhadap manusia lain dilahirkan dan dibina oleh system kasta dan kesombongan golongan berpendidikan tinggi terhadap kelas bawah. Keadaan masyarakat yang penuh dengan sikap dan pandangan yang seperti ini jelas tidak kondusif untuk pembanguna ekonomi bangsa.
       David McClelland
           David McClelland yang mengatakan bahwa satu jenis daya mentalitas seseorang yang disebutnya sebagai “ n achievement”. Dengan “n achievement” orang bertindak tidak sekedar mengikuti tradisi yang telah digariskan oleh nenek moyang, tapi bertindak menurut cara baru yang mereka rasa akan member hasil yang lebih baik dan member manfaat unutk lebih banyak orang.
Alex Inkeles
           Alex Inkeles percaya bahwa kehidupan kehidupan social adalah dijalankan dalam sebuah system, karena itu untuk membangun manusia modern orang tidak dapat hanya memusatkan pengertian pada satu fakto saja, tapi perlu pembangunan pada keseluruhan yang kompleks. Factor yang kompleks tersebut terdapat beberapa factor kunci yaitu pendidikan, lingkungan hidup di perkotaan, komunikasi massa, birokrasi Negara dan organisasi modern.

KONDISI PSIKOKULTURAL MASYARAKAT YANG TIDAK  PRODUKTIF
a). Tidak ada orang yang mendahulukan kepentingan kelompok, kecuali kepentingannya sendir sudah terpenuhi.
b). Hanya para pegawai negeri yang peduli akan masalah umum. Orang biasa tidak peduli. Hanya ada sedikit pengawasan atas kegiatan pegawai negeri.
c). Organisasi sulit untuk dibangun dan dibina karena hanya mementingkan kepentingan sendiri.
d). Pekerja kantor hanya akan bekerja keras sepanjang hal itu diperlukan agar dia tidak dicopot. 
e). Kepatuhan pada hukum hanya karena takut akan dihukum itu.
f). Pegawai akan korupsi sepanjang dia bisa mengerjakannya.
g). Mereka yang lemah akan menyenangi rezim tangan besi.
h). Barang siapa yang membangkikan semangat pelayanan umum sebagai motif kerja akan dianggap sebagai penipuan omong kosong.
i). Prinsip politik yang abstrak tidak sesuai dengan perilaku konkret setiap hari.

PENGEMBANGAN INSTITUSI SOSIAL UNTUK MEMAJUKAN DAYA PSIKOKULTURAL
a). Kepemimpinan
Pemimpin adalah factor yang paling penting dalam kemajuan suatu bangsa. Kita harus dapat memilih pemimpin yang dapat dipercaya, bermoral, tidak korup, sejalan kata dengan perbuatan, lebih mementingkan nasib bangsa daripada kepentingan golongan, partai atau keluarganya sendiri, punya visi masa depan bangsa.
b). Pendidikan dan Pelatihan
Pembangunan pendidikan bukan sekedar memperbanyak gedung sekolah, guru, murid, dll tapi juga system kurikulumnya, kemana pendidikan akan diarahkan, jenis manusia seprti apa yang akan dihasilkan, jenis tukang ngapal atau yang kritis analitis, yang manggut-manggut diam atau yang dinamis dan terbuka.
c). Media Massa
Media massa yang terdiri dari Koran, majalah, radio, tv, film, internet, dll. Jika media massa ini dikembangkan secara benar, mereka dapat menjadi alat yang efektif untuk kemajuan bangsa.
d). Pembangunan Institusional
Berarti pembangunan organisasi-organisasi baru dan norma-norma baru.
e). Perilaku manajemen.
Yang dimaksud dengan perilaku manjemen bukan hanya menyangkut organisasi perusahaan swasta, tapi juga termasuk pemerintahan.
f). Pola pengasuhan anak
Terakhir, perhatian terhadap pola pengasuhan anak. Telah diingatkan sebagai sarana yang pentin dalam pembangunan bangsa. Ada satu pameo yang mungkin perlu kita ingat, pembangunan sebuah bangsa dimulai dari pembangunan keluarga. Hanya keluarga-keluarga yang baik yang akan membangun bangsa yang baik.

Evaluasi:
1.      Jelaskan paradigma Antropologi Psikologi dan Antropologi Simbolik
2.      Jelaskan peran budaya sebagai faktor kemajuan pembangunan suatu bangsa berdasarkan teori pembangunan sumber daya manusia menurut Visi Culture Studies.
3.      Bagaimanakah strategi untuk pengembangan institusional sosial untuk memajukan daya psikokultural?

DAFTAR PUSTAKA
  1. Koentjaraningrat, 2006.  Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta: Aksara Baru.
  2. Ahmad Fedyani Saifuddin, 2005. Antropologi Kontemporer Suatu Pengantar kritis Mengenai Paradigma: Jakarta Prenada Media.
  3. Amri Marzali, 2005. Antropologi dan Pembangunan Indonesia. Jakarta: Kencana.
  4. William A. Havilland, 1985. Antropologi Jilid I. Terjemahan R. G. Soekadijo. Edisi Empat. Jakarta: Erlangga.