Unduh PPt fromSlide Share PLS Bersinergi

Selasa, 15 Juli 2014

RESUME KOMUNIKASI INTER-PERSONAL



RESUME KOMUNIKASI INTER-PERSONAL
Sumber utama buku Pengantar Ilmu Komunikasi oleh Nurani Soyomukti
                                    diterbitkan oleh Ar-Ruzz Media, cetakan 1, 2010.        
Disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Komunikasi Sosial
Dosen Pengampu : Bagus Kisworo M.pd

Penyusun :
Amilya Candra Dewi              (1201412040)
Adelia Hardini                                    (1201412045)
Noor Salamah                         (1201412046)
Rifqi Jundi M.A.                     (1201412057)
Ari Sulistyo                             (1201412067)

PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
Pengantar
Dalam suatu masyarakat atau kehidupan sosial kita tentu akan melakukan yang namanya hubungan dengan orang lain. Dalam hubungan tersebut, kita diharuskan untuk mampu berkomunikasi dengan orang lain atau dengan masyarakat. Dengan berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari di rumah tangga, di tempat pekerjaan, di pasar, dalam masyarakat atau dimana saja manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat dalam komunikasi. Pentingnya komunikasi bagi manusia tidaklah dapat di pungkiri, begitu juga halnya bagi suatu organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik, suatu organisasi dapat berjalan lancar dan berhasil. Begitu pula sebaliknya, kurang atau tidaknya komunikasi, organisasi dapat macet atau berantakan. Komunikasi merupakan aktifitas dasar manusia. Berdasarkan jumlah interaksi yang terjadi dalam komunikasi, komunikasi dapat di bedakan menjadi tiga kategori yaitu, komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok kecil dan komunikasi publik. Kemampuan komunikasi dengan seseorang dan orang banyak ini disebut dengan komunikasi interpersonal.
Definisi Komunikasi Interpersonal
Definisi menurut para ahli
Muhammad, 2005,p.158-159, “Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya di antara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya”
Burgon & Huffner, 2002, “Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan kepada pihak lain untuk mendapatkan umpan balik, baik secara langsung (face to face) maupun dengan media. Berdasarkan definisi ini maka terdapat kelompok maya atau faktual” contoh kelompok maya, misalnya komunikasi melalui internet (chatting, face book, email, etc.). Berkembangnya kelompok maya ini karena perkembangan teknologi media komunikasi.
Nurani, 2010, “Komunikasi interpersonal pada hakikatnya adalah interaksi antara individu satu dengan individu lainnya dimana terdapat lambang-lambang pesan yang efektif digunakan, terutama dalam hal komunikasi antar-manusia menggunakan bahasa.”
Kesimpulannya komunikasi inter-personal adalah proses pertukaran informasi atau komunikasi yang dilakukan oleh dua orang secara langsung atau tidak langsung sehingga komunikan dapat melihat dampak maupun reaksi yang diberikan oleh lawan bicaranya secara verbal maupun non-verbal.


Tujuan Komunikasi Interpersonal
Muhammad, 2004, p. 165-168, memaparkan 6 tujuan komunikasi interpersonal;
a.       Menemukan Diri Sendiri
Salah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah menemukan personal atau pribadi. Bila kita terlibat dalam pertemuan interpersonal dengan orang lain kita belajar banyak sekali tentang diri kita maupun orang lain. Komunikasi interpersonal memberikan kesempatan kepada kita untuk berbicara tentang apa yang kita sukai, atau mengenai diri kita. Adalah sangat menarik dan mengasyikkan bila berdiskusi mengenai perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita sendiri. Dengan membicarakan diri kita dengan orang lain, kita memberikan sumber balikan yang luar biasa pada perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita.
b.      Menemukan Dunia Luar
Komunikasi interpersonal menjadikan kita dapat memahami lebih banyak tentang diri kita dan orang lain yang berkomunikasi dengan kita. Banyak informasi yang kita ketahui datang dari komunikasi interpersonal, meskipun banyak jumlah informasi yang datang kepada kita dari media massa hal itu seringkali didiskusikan dan akhirnya dipelajari atau didalami melalui interaksi interpersonal.
c.       Membentuk Dan Menjaga Hubungan Yang Penuh Arti
Salah satu keinginan orang yang paling besar adalah membentuk dan memelihara hubungan dengan orang lain. Banyak dari waktu kita pergunakan dalam komunikasi interpersonal diabadikan untuk membentuk dan menjaga hubungan sosial dengan orang lain.
d.      Berubah Sikap Dan Tingkah Laku
Banyak waktu kita pergunakan untuk mengubah sikap dan tingkah laku orang lain dengan pertemuan interpersonal. Kita boleh menginginkan mereka memilih cara tertentu, misalnya mencoba diet yang baru, membeli barang tertentu, melihat film, menulis membaca buku, memasuki bidang tertentu dan percaya bahwa sesuatu itu benar atau salah. Kita banyak menggunakan waktu waktu terlibat dalam posisi interpersonal.
e.       Untuk Bermain Dan Kesenangan
Bermain mencakup semua aktivitas yang mempunyai tujuan utama adalah mencari kesenangan. Berbicara dengan teman mengenai aktivitas kita pada waktu akhir pecan, berdiskusi mengenai olahraga, menceritakan cerita dan cerita lucu pada umumnya hal itu adalah merupakan pembicaraan yang untuk menghabiskan waktu. Dengan melakukan komunikasi interpersonal semacam itu dapat memberikan keseimbangan yang penting dalam pikiran yang memerlukan rileks dari semua keseriusan di lingkungan kita.

f.       Untuk Membantu
Ahli-ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi menggunakkan komunikasi interpersonal dalam kegiatan profesional mereka untuk mengarahkan kliennya. Kita semua juga berfungsi membantu orang lain dalam interaksi interpersonal kita sehari-hari. Kita berkonsultasi dengan seorang teman yang putus cinta, berkonsultasi dengan mahasiswa tentang mata kuliah yang sebaiknya diambil dan lain sebagainya.
Hubungan Komunikasi Intrapersonal Dengan Komunikasi Interpersonal
Komunikasi intrapribadi atau Komunikasi intrapersonal adalah penggunaan bahasa atau pikiran yang terjadi di dalam diri komunikator sendiri antara self dengan God. Komunikasi intrapersonal merupakan keterlibatan internal secara aktif dari individu dalam pemrosesan simbolik dari pesan pesan. Seorang individu menjadi pengirim sekaligus penerima pesan, memberikan umpan balik bagi dirinya sendiri dalam proses internal yang berkelanjutan. Komunikasi intrapersonal dapat menjadi pemicu bentuk komunikasi yang lainnya. Pengetahuan mengenai diri pribadi melalui proses proses psikologis seperti persepsi dan kesadaran (awareness) terjadi saat berlangsungnya komunikasi intrapribadi oleh komunikator. Untuk memahami apa yang terjadi ketika orang saling berkomunikasi, maka seseorang perlu untuk mengenal diri mereka sendiri dan orang lain. Karena pemahaman ini diperoleh melalui proses persepsi. Maka pada dasarnya letak persepsi adalah pada orang yang mempersepsikan, bukan pada suatu ungkapan ataupun obyek. Aktivitas dari komunikasi intrapribadi yang kita lakukan sehari-hari dalam upaya memahami diri pribadi diantaranya adalah; berdo’a, bersyukur, instrospeksi diri dengan meninjau perbuatan kita dan reaksi hati nurani kita, mendayagunakan kehendak bebas, dan berimajinasi secara kreatif.
Contoh hubungan komunikasi intrapersonal dengan interpersonal. Mislanya jelas-jelas anda tidak terima jika kaki Anda terinjak pada saat anda naik bus kota yang penuh dan sesak, tetapi belum tentu anda menegur orang yang menginjak kaki Anda. Bisa jadi anda hanya bergumam dalam hati (intrapersonal) “Sialan! gak tahu apa ini kaki orang, main injak aja!”. Namun kadang anda juga menegurnya dengan berkata (interpersonal) “hati-hati dong kalau berdiri, enak aja injak-injak kaki orang!”
Kelebihan Dan Kelemahan Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal tatap muka ini mempunyai banyak kelebihan, yaitu :
1.      Feedback antara komunikator dan komunikan akan diterima secara cepat dan dapat melihat pula reaksi yang menjadi komunikasi non verbal dari komunikan itu sendiri.
2.      Terdapat kedekatan emosional karena intensitas dalam berkomunikasi.
3.      Bisa mengurangi noise dalam berkomunikasi karena terjadi secara langsung dan bila ada gangguan langsung bisa dikonfirmasi.
4.      Dapat menyampaikan suatu pesan dengan hanya komunikasi non verbal tanpa komunikasi verbal.
5.      Tidak memerlukan biaya dalam melakukannya karena dilakukan secara langsung dan continue , sehingga mengobrol dalam jangka waktu yang lama tidak mengeluarkan biaya.
6.      Emosi atau perasaan antara komunikator dan komunikan lebih terlibat dan mengurangi kebohongan karena mimik wajah akan terlihat langsung oleh lawan bicaranya.
Selain mempunyai kelebihan, komunikasi interpersonal tatap muka juga mempunyai kelemahan, yaitu  :
1.      Mengenai efisiensi waktu, yang dimaksudkan disini adalah efisiensi waktu untuk bertemu. Setiap orang mempunyai kesibukan masing-masing sehingga untuk melakukan komunikasi tatap muka diperlukan waktu yang tepat agar keduanya dapat bertemu dan melakukan komunikasi interpersonal tatap muka.
2.      Tidak dapat berkomunikasi dengan orang yang ada di tempat yang berbeda karena jangkauan tatap muka ini sangat terbatas sehingga memerlukan media untuk menghubungkan antara satu sama lain agar dapat berkomunikasi. Jadi dalam tatap muka ini yang menjadi kendala adalah waktu dan jangkauannya yang terbatas.
Kasus Komunikasi Suami Istri
Keterbukaan dan komunikasi yang efektif rupanya menjadi salah satu formula dalam langgengnya rumah tangga. Ya, hal ini dibuktikan lewat sebuah survei yang menjabarkan faktor penyebab perceraian. Adapun survei tersebut dilakukan oleh situs YourTango.com melalui 100 ahli dibidang kesehatan mental dan akhirnya ditemukan bahwa faktor penyebab perceraian adalah masalah komunikasi sebanyak 65% dan ketidakmampuan pasangan menyelesaikan konflik 43%. Dari survei tersebut juga ditemukan fakta bahwa pria dan wanita memiliki keluhan komunikasi yang berbeda. Sebanyak 70% dari ahli yang disurvei mengatakan pria menganggap kebiasaaan mengeluh sebagai masalah utama dalam pernikahan. Sementara sebanyak 83% keluhan dari wanita meliputi kebiasaan pasangan yang tidak mengerti pendapat dan perasaan mereka. Memang apa yang didapatkan dari hasil survei tersebut bukanlah sesuatu yang baru. Paslanya, John Gottman, profesor dari Universitas Washington, Amerika Serikat, telah melakukan penelitan melalui perilaku pasangan suami-istri selama 40 tahun dan menyimpulkan bahwa masalah komunikasi merupakan penyebab perceraian. Adapun masalah komunikasi tersebut dijabarkan Gottman dalam empat perkara, yaitu kritikan pada kepribadian pasangan, penghinaan, defensif, dan menolak untuk berkomunikasi.
Syarat syarat hubungan yang baik dan harmonis dan baik adalah adanya kesetaraan keseimbangan dan yang lebih penting adalah adanya kepercayaan dan tujuan serta nilai yang ingin dicapai bersama dan digunakan tiap-tiap orang atau kelompok. Hubungan itu tak boleh membuat cara pandang mundur, juga tak boleh membelenggu keberadaan kita sebagai manusia yang merindukan kebebasan. Kebebasan yang dimaksudkan adalah kebebasan dalam berperandalam dunia kehidupan untuk menyembuhkan luka-luka kemanusiaan. Jadi marilah kia menata kembali hubungan. Kita harus tahu bagaimana hubungan. Kita harus tahu bagaimana cara untuk membangun sebuah hubungan yang lebih baik itu.
Hambatan komunikasi yang sering mengakibatkan keretakan hubungan atau dominasi suami terhadap istri antara lain disebabkan oleh jarak dan keterbatasan media untuk saling berkomunikasi atau mengetahui apa yang dilakukan antar keduannya saat berjarak.
Komunikasi adalah syarat penting dalam hubungan suami istri. Ketika komunikasi terhambat, pesan dari pesan dari satu pihak yang di tolak pihak lain maupun tiadanya media atau arena untuk menyampaikan pesan itu arah hubungan tak akan menentu.
Efektivitas Komunikasi Interpersonal
Efektivitas Komunikasi Interpersonal dimulai dengan lima kualitas umum yang dipertimbangkan yaitu ;
1.      Keterbukaan (Openness)
Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi interpersonal. Pertama, komunikator interpersonal yang efektif harus terbuka kepada orang yang diajaknya berinteraksi. Ini tidaklah berarti bahwa orang harus dengan segera membukakan semua riwayat hidupnya. Harus ada kesediaan untuk membuka diri mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan, asalkan pengungkapan diri ini patut.
Aspek keterbukaan yang kedua mengacu kepada kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang. Orang yang diam, tidak kritis, dan tidak tanggap pada umumnya merupakan peserta percakapan yang menjemukan. Kita ingin orang bereaksi secara terbuka terhadap apa yang kita ucapkan. Dan kita berhak mengharapkan hal ini. Tidak ada yang lebih buruk daripada ketidak acuhan, bahkan ketidak sependapatan jauh lebih menyenangkan. Kita memperlihatkan keterbukaan dengan cara bereaksi secara spontan terhadap orang lain.
Aspek ketiga menyangkut “kepemilikan” perasaan dan pikiran (Bochner dan Kelly, 1974). Terbuka dalam pengertian ini adalah mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang anda lontarkan adalah memang milik anda dan anda bertanggungjawab atasnya. Cara terbaik untuk menyatakan tanggung jawab ini adalah dengan pesan yang menggunakan kata Saya (kata ganti orang pertama tunggal).
2.      Empati (empathy)
Henry Backrack (1976), mendefinisikan empati sebagai “Kemampuan seseorang untuk ‘mengetahui’ apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain itu, melalui kacamata orang lain itu.” Di pihak lain, bersimpati adalah merasakan bagian dari orang lain misal merasa ikut bersedih. Sedangkan berempati adalah merasakan sesuatu seperti orang yang mengalaminya, misalnya berada di kapal yang sama dan merasakan perasaan yang sama dengan cara yang sama. Orang yang empatik mampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa mendatang.
Kita dapat mengkomunikasikan empati baik secara verbal maupun non verbal. Secara nonverbal, kita dapat mengkomunikasikan empati dengan memperlihatkan (1) keterlibatan aktif dengan orang itu melalui ekspresi wajah dan gerak-gerik yang sesuai; (2) konsentrasi terpusat meliputi komtak mata, postur tubuh yang penuh perhatian, dan kedekatan fisik; serta (3) sentuhan atau belaian yang sepantasnya.
3.      Sikap mendukung (supportiveness)
Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana terdapat sikap mendukung (supportiveness). Suatu konsep yang perumusannya dilakukan berdasarkan karya Jack Gibb. Komunikasi yang terbuka dan empatik tidak dapat berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung. Kita memperlihatkan sikap mendukung dengan bersikap (1) deskriptif, bukan evaluatif, (2) spontan, bukan strategic, dan (3) provisional, bukan sangat yakin.
4.      Sikap positif (positiveness)
Kita mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi interpersonal dengan sedikitnya dua cara: (1) menyatakan sikap positif dan (2) secara positif mendorong orang yang menjadi teman kita berinteraksi. Sikap positif mengacu pada sedikitnya dua aspek dari komunikasi interpersonal. Pertama, komunikasi interpersonal terbina jika seseorang memiliki sikap positif terhadap diri mereka sendiri.
Kedua, perasaan positif untuk situasi komunikasi pada umumnya sangat penting untuk interaksi yang efektif. Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada berkomunikasi dengan orang yang tidak menikmati interaksi atau tidak bereaksi secara menyenangkan terhadap situasi atau suasana interaksi.

5.      Kesetaraan (Equality)
Dalam setiap situasi, barangkali terjadi ketidaksetaraan. Salah seorang mungkin lebih pandai. Lebih kaya, lebih tampan atau cantik, atau lebih atletis daripada yang lain. Tidak pernah ada dua orang yang benar-benar setara dalam segala hal. Terlepas dari ketidaksetaraan ini, komunikasi interpersonal akan lebih efektif bila suasananya setara. Artinya,, harus ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Dalam suatu hubungan interpersonal yang ditandai oleh kesetaraan, ketidak-sependapatan dan konflik lebih dillihat sebagai upaya untuk memahami perbedaan yang pasti ada daripada sebagai kesempatan untuk menjatuhkan pihak lain.kesetaraan tidak mengharuskan kita menerima dan menyetujui begitu saja semua perilaku verbal dan nonverbal pihak lain. Kesetaraan berarti kita menerima pihak lain, atau menurut istilah Carl rogers, kesetaraan meminta kita untuk memberikan ”penghargaan positif tak bersyarat” kepada orang lain.









0 komentar:

Posting Komentar