Unduh PPt fromSlide Share PLS Bersinergi

Selasa, 15 Juli 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KOPERASI PONDOK PESANTREN DURROTU AHLISUNNAH WALJAMAAH KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG





FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KOPERASI
PONDOK PESANTREN DURROTU AHLISUNNAH WALJAMAAH
KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG


TUGAS
Disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian 1
Dosen Pengampu Bapak Sawa Suryana


Oleh
Noor Salamah
1201412046





FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014


BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
       Pondok pesantren sampai saat ini masih menjadi kebanggaan tersendiri bagi umat Islam dalam memperjuangkan tegaknya nilai-nilai religius serta berjihad mentransformasikannya ke dalam proses pertumbuhan dan perkembangan masyarakat, agar kehidupan masyarakat berada dalam kondisi berimbang (balanced) antara aspek dunia dan ukhrawi. Berdasarkan pendekatan sistemik dan religi tersebut, peranan pondok pesantren dapat memgembangkan idividu-induvidu santri untuk membangun kelompok (sosial) yang memiliki potensi kuat dalam meningkatkan kesejahteraan umat. Seiring dengan perkembangan masyarakat, pondok pesantren dituntut untuk mengadakan perubahan-perubahan secara perlahan tanpa menanggalkan ciri khasnya sebagai lembaga pendidikan agama.
       Perubahan-perubahan yang dilakukan pesantren salah satunya adalah pesantren dapat dikembangkan menjadi basis ekonomi kerakyatan dan pusat  pengembangan ekonomi umat di daerah-daerah, baik dalam bentuk lembaga keuangan syariah maupun koperasi pondok pesantren (kopontren). Adapun perkembangan koperasi pondok pesantren dan jumlah anggota koperasi pondok pesantren di Kota Semarang dapat dijelaskan pada tabel.


Tabel 1
Jumlah koperasi menurut jenisnya
 
 



 











       Pada tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah koperasi pondok pesantren berjumlah 19 buah atau 1,84287% dari keseluruhan koperasi yang ada di Kota Semarang. Dalam penelitian Hasyim menunjukkan bahwa: (1) baru sekitar 1 % dari pondok pesantren yang telah mendirikan koperasi; (2) masih sebagian kecil warga pesantren yang menjadi anggota koperasi pondok pesantren ;  (3) partisipasi aktif para anggota belum optimal  (sedang); (4) masih sebagian kecil kopontren yang diteliti relatif sukses kemajuan usahanya, dan (5) masih rendahnya motivasi berkoperasi warga kopontren yang berorientasi pada kultur pondok pesantren sehingga berdampak pada pengembangan koperasi pondok pesantren. Fenomena tersebut dihadapi oleh sebagian besar koperasi pondok pesantren di Indonesia, oleh karena itu diperlukan suatu penelitian yang berkaitan dengan berbagai variabel yang memiliki kontribusi terhadap keberhasilan usaha koperasi, salah satunya dengan partisipasi aktif anggota.
       Pondok Pesantren Durrotu Ahlissunnah Waljamaah, merupakan salah satu pondok pesantren yang letaknya berdekatan dengan kamus Unnes Sekaran Gunungpati. Hampir semua santri adalah mahasiswa Unnes. Sebagai pondok pesantren salaf, pondok pesantren Durrotu Ahlissunnah Waljamaah, tak luput dari perubahan sebagai bentuk adaptasinya di zaman yang sudha modern, terlebih santri PPDAW sebutan untuk Pondok Pesantren Durrotu Ahlissunnah Waljamaah merupakan kader akademis yang agamis. Salah satu bentuknya adalah pengadaan koperasi pondok pesantren. Untuk mencapai visi misi pondok pesantren Durrotu Ahlissunnah Waljamaah, salah upaya pengembangan pondok dan santri itu sendiri adalah dengan adanya koperasi pondok pesantren. Namun agaknya kinerja dari koperasi itu belum maksimal, maka penulis tertarik untuk mengkaji hal ini lebih jauh lagi. Oleh karena itu penulis mengangkat judul penelitan, “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KOPERASI PONDOK PESANTREN DURROTU AHLISUNNAH WALJAMAAH KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG ”



1.2    Rumusan Masalah
1.      Faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja koperasi pondok pesantren Durrotu Ahlissunnah Waljamaah?
1.3    Tujuan
1.      Memahami faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja pondok pesantren Durrotu Ahlissunah Waljamaah.


BAB II
LANDASAN TEORI
                
1.1  Kinerja Koperasi
       Koperasi berasal dari kata Co-Operative, Co berarti bersama, Operative berarti bekerja/operasi, sehingga secara herfiah bebrarti bekerjasama. Koperasi adalah Badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai  gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan (Pasal 1 UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian).
       Tujuan usaha koperasi adalah untuk memenuhi kebutuhan anggotanya atau bermotif  pelayanan kepada para anggotanya. Koperasi mewujudkan demokrasi ekonomi melalui  kebersamaan, kekeluargaan, keterbukaan, kebertanggungjawaban, dan demokrasi. Nilai-nilai koperasi dapat dibedakan antara nilai-nilai etis dengan nilai-nilai fundamental.
       Nilai etis koperasi bertitik-tolak pada nilai-nilai yang diperkenalkan oleh para perintis koperasi, yaitu kejujuran dan keterbukaan. Sedangakan niali-nilai fundamental koperasi lebih bersifat universal, artinya berawal dari semangat untuk memperbaiki nasib penghidupan sendiri berdasarkan prinsip tolong-menolong. Nilai-nilai fundamental ini antara lain menolong diri sendiri  (self help), tanggung jawab sendiri  (self-responsibility), demokrasi  (democracy), persamaan (equality), keadilan (equity), dan solidaritas (solidarity).
       Menurut Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian, Prinsip-prinsip
koperasi adalah :
1)      Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka
Siapapun yang memenuhi persyaratan sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga (AD dan ART) koperasi dapat menjadi anggota. (Penjelasan UU No. 25 tahun 1992 Pasal 5 Ayat 1)
2)      Pengelolaan Koperasi dilakukan secara Demokratis.
Koperasi adalah organisasi demokratis yang diawali oleh para anggotanya, yang secara aktif menetapkan kebijakan dan membuat keputusan. Dalam Koperasi primer, para anggota  memiliki hak suara yang sama (satu anggota satu suara) dan koperasi pada tingkat-tingkat lainnya juga dikelola secara demokratis.
3)      Pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota
4)      Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
            Penggunaan modal dalam koperasi ditujukan bagi kemanfaatan anggota, bukan hanya sekedar mencari keuntungan. Anggota memperoleh bunga yang terbatas atas modal.
5)      Anggota memperolehkan keuntungan dalam bentuk lain pelayanan, pendidikan anggota, penyediaan produk dengan mudah, murah dan bermutu tinggi c
6)      Kemandirian
Kemandirian berarti koperasi tidak bergantung pada pihak lain. Modal sendiri koperasi berasal dari anggota. Kerjasama antar Koperasi Koperasi dapat bekerjasama dengan koperasi-koperasi lain tingkat Lokal,Regional, Nasional maupun Internasional. Koperasi melayanani para anggotanya sacara efektif dengan membangun jaringan dan memperkuat gerakan koperasi dengan bekerjasama  melalui organisasi koperasi tingkat lokal, nasional, regional dan internasional. Di  Indonesia Koperasi-Koperasi primer dalam dapat membentuk pusat dan induk ditingkat dapat membentuk pusat dan induk di tingkat regional dan nasional.
1.2  Pondok Pesantren

Pengertian Pondok Pesantren
Kata pondok pesantren merupakan gabungan dari dua kata yang merujukpada satu pengertian. Dilihat dari kata dasar pembentuknya pondok pesantren terdiri dari pondok dan pesantren. kata pe-santri-an, dimana kata "santri" berarti murid dalam Bahasa Jawa.Istilah pondok berasal dari Bahasa Arab funduuq (فندوق) yang berarti penginapan Jadi  pondok pesantren dapat diartikan sebagai sebuah asrama pendidikan tradisional, dimana para siswanya semua tinggal bersama dan belajar dibawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan Kiai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap sa
Peran Pondok Pesantren
Pesantren pada mulanya merupakan pusat penggemblengan nilai-nilai dan penyiaran agama Islam. Namun, dalam perkembangannya, lembaga ini semakin memperlebar wilayah garapannya yang tidak melulu mengakselerasikan mobilitas vertical (dengan penjejelan materi-materi keagamaan), tetapi juga mobilitas horizontal (kesadaran sosial). Pesantren kini tidak lagi berkutat pada kurikulum yang berbasis keagamaan (regional-based curriculum) dan cenderung melangit, tetapi juga kurikulum yang menyentuh persoalan kikian masyarakat (society-based curriculum). Dengan demikian, pesantren tidak bisa lagi didakwa semata-mata sebagai lembaga keagamaan murni, tetapi juga (seharusnya) menjadi lembaga sosial yang hidup yang terus merespons carut marut persoalan masyarakat di sekitarnya.
Pondok Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tertua yang merupakan produk budaya Indonesia. Keberadaan Pesantren di Indonesia dimulai sejak Islam masuk negeri ini dengan mengadopsi sistem pendidikan keagamaan yang sebenarnya telah lama berkembang sebelum kedatangan Islam. Sebagai lembaga pendidikan yang telah lama berurat akar di negeri ini, pondok pesantren diakui memiliki andil yang sangat besar terhadap perjalanan sejarah bangsa.
Selama dua decade terkahir globalisasi menjadi wacana public yang menarik semua pihak. Dampak negative dari globalisasi adalah degradasi atau penuruan kualitas akhlaq atau moral yang terjadi hampir di semua lapisan masyarakat. Artinya tugas yan emban insitusi islam di era globalisasi semakin berat.
Sebagai lemabaga islam yang berdasarkan nilai-nilai keislaman tidak saja dituntut untuk menstransfer ilmu pengetahuan tapi juga nilai keislaman. Secara kuantitaf djumlah pesantren tampaknya meningkat banyak berdiri pesantren bahkan di daerah urban seperti Jakarta, depok, tangerang dan sekitarnya. Perkembangan fisik bangunan pesantren juga mengalami kemajuan-kemajuan yang sangat observable. Banyak pesantren di berbagai tempat, baik di wilayah urban atau di pedesaan, mempunyai gedung-gedung atau bangunan yang megah dan, lebih penting lagi, sehat dan kondusif sebagai tempat berlangsungnya proses pendidikan. perkembangan fisik pesantren mengindikasikan terjadinya peningkatan kemampuan swadaya dan swadana masyarakat Muslim sebagai hasil dari kemajuan ekonomi yang dicapai kaum Muslim dalam pembangunan. Pada segi lain, kemunculan pesantren-pesantren baru, yang ternyata dengan cepat menjadi populer itu, dalam skala yang sedikit luas agaknya merupakan salah satu indikasi lain tentang tengah berlangsungnya secara intens apa yang disebut oleh sebagian pengamat sebagai proses “santrinisasi” kaum Muslim Indonesia.
Hingga saat ini perkembangan pesantren menurut Ridwan Nasir dapat dikelompokkan  menjadi ;
1.      Pesantren salaf, yaitu pesantren yang di dalamnya terdapat sistem pendidikan salaf (weton dan sorogan) dan sistem klasikal,
2.      Pesantren semi berkembang, yaitu pesantren yang didalamnya terdapat sistem pendidikan salaf (weton dan sorogan) dan sistem madrasah swasta dengan kurikulum 90 % agama dan 10 % umum,
2.      Pesantren berkembang, yaitu pondok pesantren seperti semi berkembang hanya saja lebih variatif yakni 70 % agama dan 30 % umum,
3.      Pesantren modern, yaitu seperti pesantren berkembang hanya saja sudah lebih lengkap dengan lembaga pendidikan yang ada di dalamnya sampai perguruan tinggi dan dilengkapi dengan takhasus bahasa Arab dan Inggris, dan
4.      Pesantren ideal, yaitu pesantren sebagaimana pesantren modern, hanya saja lembaga pendidikan yang ada lebih lengkap terutama dalam bidang keterampilan yang meliputi teknik, perikanan, pertanian, perbankan dan lainnya yang benar-benar memperhatikan kualitas dengan tidak menggeser cirri khas pesantren.

2.3  Pondok Pesantren Durrotu Ahlissunnah Waljamaah
Pondok pesantren Durrotu Ahli Sunnah Waljamaah merupakan sebuah pondok pesantren salaf yang terletak di kompleks kampus Unnes tepatnya di Jalan Kalimasada No.1 rt 02 Rw 05 Banaran Sekaran Gunungpati Semarang. Pondok pesantren Durrotu Ahli Sunnah Waljamaah saat ini di asuh oleh Kyai Masyrokhan, dengan jumlah total santri putra dan putri kurang lebih 300 santri. Mulai berdiri sejak tahun 1993. Kegiatan yang berlangsung dalam proses pendidikan pondok pesantren anatara lain ngaji bandongan pagi, ngaji bandongan sore, madrasah diniyah, kuliah tujuh menit, khitobah, selapanan, sewelasan, dibaan, arwah jama, dan manakiban. Selain pendidikan agama di atas, santri juga di fasilitasi berbagai wadah guna mengembangakan potensi santri. Unit kegiatan pondok merupakan sebuah unit yang menfasilitasi berbagai minat dan bakat santri baik di bidang seni maupun olahraga. Di antara UKP tersebut adalah Satrul Qolam Aswaja bergerak di bidang kepenulisan, grup rebana Ad Duroh, Asocoation Football Aswaja, dan Lembaga Bahasa Arab. Selain itu ada juga koperasi pondok pesantren yang melayani pembelian kitab, makanan dan minuman.


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1  Jenis Penelitian
Penelitian adalah formalisasi dari sebuah proses berpikir untuk memecahkan masalah. Proses pemecahan masalah yang dilakukan oleh penelitian mempunyai perbedaan dengan pemecahan masalah atau penemuan kebenaran yang dilakukan dengan cara lain yang bersifat tidak ilmiah. Perbedaan itu salah satunya adalah metode. Metode merupakan salah satu syarat ilmu. Metode penelitian ini menggunakan analisis diskriptif. Analisis diskriptif merupakan Menurut Sugiyono (2004:169) Analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau   menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Analisis Deskriptif merupakan analisis yang palingmendasar untuk menggambarkan keadaan datan secara umum. Analisis deskripsi ini meliputibeberapa hal, yakni distribusi frekuensi, pengukuran tendensi sentral, dan pengukuran variabilitas (Wiyono, 11:2001).
3.2  Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di Pondok Pesantren Durrotu Ahlissunnah Waljamaah yang berlamat Jalan Kalimasada Gang Abimanyu No. 11 rt 2 rw 5 Banaran, Kelurahan Sekaran, Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Karena pondok pesantren Durrotu Ahlisunnah Waljamaah memiliki sebuah unit koperasi yang dirasa belum teroptimalkan.
3.3  Populasi dan Sampel
3.3.1        Populasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2002:108) bahwa populasi adalah keseluruhan subyek penelitian, apabila seorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Sedangkan menurut Azwar (2004:77) “Populasi adalah sebagai kelompok subjek yang hendak dikenai generalisasi penelitian, sehingga kelompok subjek ini harus memiliki karakteristik-karakteristik atau ciri bersama, yang membedakannya dari kelompok subjek yang lain”. Ciri yang dimaksud dari pengertian tersebut tidak terbatas hanya sebagai ciri lokasi, akan tetapi terdiri dari karakteristik individu (Azwar, 2000:77).
Alasan peneliti menggunakan studi populasi adalah jumlah populasi terbatas maka semua populasi dijadikan sumber data, dalam penelitian ini populasi yang menjadi objek penelitian adalah lurah, pembantu lurah satu, pengurus koperasi, santri dan Abah Kiai.
3.3.2        Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 109) bahwa Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti, dimaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian. Sampel yang akan diambil adalah santri. Karena jumlah santri sekitar 300 tidak mungkin akan diambil data kesemuanya. Untuk itulah digunakan teknik sampel.
3.4  Variabel Penelitian
Menurut Arikunto (2002:99) variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian pengamatan peneliti. Berdasarkan definisi tersebut, menjelaskan bahwa Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah :
3.4.1 Variabel Bebas
Variabel Bebas dalam penelitian ini adalah:
a.       Partispasi penggerak koperasi pondok pesantren
b.      Komitmen pengurus koperasi dalam mengabdikan diri
c.       Kemampuan berinovasi dari pengurus koperasi
d.      Kinerja unit koperasi pondok pesantren



3.4.2        Variabel Terikat
Variabel Terikat dalam penelitian ini adalah ;
a.       Visi Misi Pondok Pesantren
b.      Peraturan Pondok Pesantren
c.       Prinsip-prinsip dasar koperasi
d.      Kondisi keangan global
3.5      Metode Pengumpulan Data
Metode yang akan digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu:
3.5.1        Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran.Orang yang melakukan observasi disebut pengobservasi (observer) dan pihak yang diobservasi disebut terobservasi (observee) (Abdurrahmat Fathoni, 2006:104).
Observasi atau disebut pula dengan pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera (Arikunto,2002:133).
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian (Rachmat, 1999:77).
Metode Observasi adalah suatu langkah penelitian yang digunakan dengan cara mencari data secara langsung dilapangan. Dalam penelitian tersebut juga tidak diabaikan kemungkinan penggunaan sumber-sumber non manusia seperti dokumen dan catatan tersedia (Pujiani,2000:20). Metode ini digunakan untuk mengungkap kenyataan yang ada dilapangan dalam proses pembelajaran. Dengan peneliti melihat kegiatan pembelejaran yang dilaksanakan.
Metode observasi dalam penelitian ini berisi catatan yang menggambarkan bagaimana proses pelaksanaan kepengurusan koperasi, pelayanan kepada pembeli, catatan penjualan, catatan pembelian, peran serta pengurus dan santri pondok dalam mengembangkan koperasi.
3.5.2        Dokumentasi
Dokumentasi adalah setiap bahan tetulis ataupun film sumber tertulis yang dapat terbagi atas sumber baku dan majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen pribadi dan dokumen resmi (Moeleong, 2000:106).
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan lapangan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat. Agenda dan sebagainya (Arikunto,2000:2006 ).
Metode ini bisa diartikan sebagai teknik pengumpulan data dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku, brosur, atau laporan yang berkaitan dengan pokok masalah yang telah diteliti dan telah diarsipkan. Metode ini untuk mengungkap atau member bukti lapangan tentang manajemen koperasi. Disini juga peneliti menggunakan metode dokumentasi untuk mendukung hal-hal yang dibutuhkan seperti nama-nama ketenagaan, struktur kepengurusan koperasi, sejarah koperasi dan lain sebagainya.
3.5.3        Teknik Angket
Teknik angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahui(Arikunto, 2002:200). Teknik angket adalah suatu metodologi penelitian dengan rangkaian mengenai suatu hal atau dalam suaru bidang menggunakan daftar pertanyaan secara tertulis mengenai suatu hal atau dalam satu bidang untuk memperoleh data tentang jawaban para responden (Hadi, 1987:2007).Dari pendapat tersebut maka kuesioner adalah merupakan suatu daftar pertanyaan yang berisikan suatu pertanyaan. Kuesioner akan digunakan untuk mendapatkan data tentang kinerja koperasi pondok pesantren Durrotu Ahlissunnah Waljamaah.
3.6      Validitas Dan Reliabilitas Instrumen
3.6.1 Validitas instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument (Arikunto, 2002:144)
3.7      Metode Analisis Data
Analisis Data merupakan bagian yang sangat penting dalam metode ilmiah, dengan analisis data tersebut dapat diberi arti atau makna untuk pemecahan masalah penelitian (Nazir, 1998:405).
Tujuan analisis di dalam penelitian ini adalah menyempitkan dan membatasi penemuan-penemuan hingga terjadi suatu data yang teratur serta tersusun dan lebih berarti. Proses analisis merupakan usaha untuk menemukan jawaban atas pertanyaan rumusan permasalahan penelitian. Analisis dilakukan dengan membaca table-tabel dan teknik deskriptif presentase.Teknik deskriptif presentase dimaksudkan untuk mengetahui status sesuatu yang dipresentasekan dan disajikan dalam bentuk persentase (dikutip dari skripsi Mutmainah 2010).
3.8      Validitas Instrumen
Validitas adalah suatu ukur yang menunjukkan tingkat ketepatan dan kesahihan suatu instrumen. Instrumen harus dapat mengukur apa yang seharusnya  diukur, jadi validitas menekankan pada alat pengukuran atau pengamatan. Kegunaan validitas adalah untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukuran dalam melakukan fungsi ukurnya dan  validitas menggunakan alat ukur teknik korelasi product moment seperti dikemukakan oleh Karl Person. Suharsini Arikunto dengan rumus sebagai berikut (1997:153)
rxy:

Keterangan :
rxy  : koefisien korelasi tiap item
N  : jumlah subyek
ΣX  : jumlah skor item
ΣY  : jumlah skor total
ΣXY : jumlah perhatian skor item dengan skor total
Selanjutnya untuk menentukan valid tidaknya item digunakan taraf signifikansi 5%.
Hasil uji validitas pada pengurus dan santri,  diperoleh nilai rxy  =untuk setiap variabel melebihi untuk setiap item melebihi r tabel = 0,396 pada taraf  signifikan 5% dengan n = 20, sehingga dapat disimpulkan bahwa instrument tersebut valid.
3.9      Reliabilitas Instrumen
Relibialitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2002:154).Untuk reliabilitas digunakan rumus Alpha sebagai berikut (Arikunto, 2002:193).



r =
Keterangan:
r                       : realibitas instrumen
k                         : banyaknya butir pertanyaan atau butir soal
                 : jumlah varian butir
                     : varian total
Dengan perhitungan menggunakan rumus tersebut maka jika dari r tabel dengan taraf signifikasi yang disepakati yaitu 5% maka angket dinyatakan reliabel. Hasil uji reliabilitas mengguanakan rumus Alpha diperoleh r = 0,945 > r tabel = 0,355 yang berarti bahwa instrument tersebut reliabel.
3.10  Analisis Data
Analisis Data merupakan bagian yang sangat penting dalam metode ilmiah, dengan analisis data tersebut dapat diberi arti atau makna untuk pemecahan masalah penelitian (Nazir, 1998:405).
Tujuan analisis di dalam penelitian ini adalah menyempitkan dan membatasi penemuan-penemuan hingga terjadi suatu data yang teratur serta tersusun dan lebih berarti. Proses analisis merupakan usaha untuk menemukan jawaban atas pertanyaan rumusan permasalahan penelitian. Analisis dilakukan dengan membaca table-tabel dan teknik deskriptif presentase.Teknik deskriptif presentase dimaksudkan untuk mengetahui status sesuatu yang dipresentasekan dan disajikan dalam bentuk persentase (dikutip dari skripsi Mutmainah 2010).

Analisis Data merupakan bagian yang sangat penting dalam metode ilmiah, dengan analisis data tersebut dapat diberi arti atau makna untuk pemecahan masalah penelitian (Nazir, 1998:405).
Tujuan analisis di dalam penelitian ini adalah menyempitkan dan membatasi penemuan-penemuan hingga terjadi suatu data yang teratur serta tersusun dan lebih berarti. Proses analisis merupakan usaha untuk menemukan jawaban atas pertanyaan rumusan permasalahan penelitian. Analisis dilakukan dengan membaca table-tabel dan teknik deskriptif presentase.Teknik deskriptif presentase dimaksudkan untuk mengetahui status sesuatu yang dipresentasekan dan disajikan dalam bentuk persentase (dikutip dari skripsi Mutmainah 2010).
3.11  Kinerja Koperasi Pondok Pesantren
Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi kinerha koperasi pondok pesantren, dapat dipahami dari tabel berikut ini.
Judul
Variabel
Sub variabel
Indikator
No
Faktor yang mempengaurhi kinerja pondok pesantren durrotuakiaa
Pendekatan Analisis Diskriptif





1.    Partipasi
a.       Anggota terlibat dalam proses pengambilan keputusan
b.      Anggota mengontrol roda kepengurusan organisasi.



2.    Komitmen
a.       Keyakinan yang kuat
akan misi dan tujuan organisasi
b.      Berkemauan untuk berkorban demi tujuan organisasi
c.       Memiliki keinginan untuk membina hubungan jangka
panjang dengan organisasi.



3.    Inovasi
a.       Partipasi dalam pengambilan keoutusan
b.      Dukungan
c.       Pengembangan diri
d.      Pengembangan tugas



4.    Kinerja
a.       Mengembangkan orientasi pasar
b.      Meningkatkan modal
c.       Memperkuat kulaitas SDM
d.      Meningkatkan komitmen
e.       Meningkatkan jenis usaha
f.       Mengadakan kerjasama dengan lembaga lain
g.      Meingkatkan partisipasi anggota















0 komentar:

Posting Komentar