Pendidikan Luar Sekolah
Pada tanggal 01 Januari 1961
melalui surat keputusan sekertaris jendral departemen pendidikan dan
pengajaran tertanggal 27 Desember 1960
nomor 108487/S kursus B-I (Pendidikan guru setara SMP) dan B-II (Pendidikan Guru
setara SMA) diintegrasikan ke universitas Diponegoro (UNDIP) yaitu menjadi
fakultas sendiri yang diberi nama fakultas keguruan dan ilmu pendidikan (FKIP).
Akibatnya maka terbentuklah FKIP Undip cabang semarang. Salah satu jurusan yang
dimiliki adalah pendidikan sosial. Kala itu peminat dari pendidikan sosial
sangat banyak. Lambat laun karena rentang waktu antara tahun 1961-1963
kebutuhan akan guru begitu mendesak maka pemerintah membentuk IPG, institut pendidikan
guru. Dengan beberapa pertimbangan diantaranya adalah adanya dua lembaga
pendidikan guru yang berjalan seiringan dirasa membingunkan masyarakat. Untuk itu
IPG dan FKIP undip melalui keputusan presiden tanggal 03 januari 1963 nomor
1/1963 menyatukan dua lembaga tersebut setara universitas. Lambat laun karena
peminat di IKIP yogyakarta cabang semarang semakin banyak maka berubahlah
menjadi IKIP semarang. Ketika itu pada tahun 1965 FIP IKIP semarang memiliki 3
jurusan diantaranya adalah pendidikan luar sekolah yang berubah nama dari
pendidikan sosial. Seiring dengan perkembangan zaman kebutuhan belajar
masyarakat semakin beragam dan banyak jumlahnya maka IKIP semarang sebagai
salah satu wadah pendidikan berusaha memenuhi kebutuhan tersebut. Sehingga semakin
bertambahlah banyak fakultas dan jurusan yang ada di IKIP semarang. Hal inilah
yang menjadikan IKIP semarang berubah nama menjadi Universitas Negeri Semarang.
Pendidikan luar sekolah saat ini membuka program studi S1 dengan izin nomor
izin penyelengaraan 74/D/O/2010, 9 Juni 2011 terakreditasi A dengan
dikeluarkannya keputusan nomor 06551/Ak-VIII-S1-022/IKSCCS/IV/2004. Bagi
mahasiswa yang telah selesai menempuh program studi maka akan digelari Sarjana
Pendidikan (S.Pd.). program studi Pendidikan Luar Sekolah ini bertujuan untuk
menghasilkan tenaga kependidikan profesioanal PLS yang memiliki kemampuan
mengelola institusi, program, dan pembelajaran dalam PLS dan memberdayakan
masyarakat serta mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan masyarakat nasional
dan global. Tujuan yang kedua adalah mengahsilkan ilmu pengetahuan dan
teknologi PLS berbasis pada ilmu pengetahuan dan teknologi dan budaya bangsa. Dan
tujuan terakhir yang dirumuskan adalah menyebarluaskan dan memberikan layanan
pendidikan inovatif kepada masyarakat berbasis penelitian dan pengembangan.
Dari pendidikan yang telah ditempuh di jurusan pendidikan luar sekolah
diharapkan para lulusannya dapat menjadi pengelola pendidikan non formal,
pendidik pendidikan non formal, dan pengembang pendidikan non formal.
Di dalam kurikulum PLS setidaknya
ada dua penjurusan yaitu menjadi pendidik PAUD atau Pengembangan Masyarakat.
Berbagai mata kuliah yang unik dari PLS diantaranya adalah pendidikan seumur
hidup, pengembangan sumber daya manusia, pendidikan orang dewasa, psikologi
pendidikan orang dewasa, pendidikan kehidupan berkeluarga, asesmen kebutuhan
belajar, penyuluhan pembangunan, pekerjaan sosial, pengembang kurikulum PNF,
pemberdayaan masyarakat, pendidikan karakter, pelatihan, pengembangan media PNF,
dan pembangunan masyarakat. Saat ini jurusan PLS diketuai oleh Bapak Dr.
Sungkowo Edy Mulyono S.Pd., M.Si. Sekertaris jurusan adalah Dr. Daman, M.Pd.
Kapala Lab. Drs. Ilyas, M.Ag. PLS memiliki 21 Dosen pengajar dengan tingkat
pendidikan tertinggi atau gelar lulusan tertinggi ; 3 profesor, 9 Drs/Dra, 5
Dr., 1 M.Pd, 3 S.pd.
Saat ini Himpunan Mahasiswa PLS
diketuai oleh mas khalif dari semester 4. Adapun beberapa organisai lain di
Jurusan PLS adalah Paduan suara, perpustakaan, futsal. Kalau ditanya prestasi
jurusan memenang saya kurang tau. Terakhir yang saya tahu mahasiswa dari PLS
menjadi Papika fakultas putri juara satu yang selanjutnya mewakili di ajang
Papika Kampus Universitas. Mbak Kidung namanya. Untuk PKM tahun 2013 ini yang
lolos dan mendapat pendamping dari dosen ada sejumlah empat kelompok.
Sekedar bercerita. Awalnya saya
tidak familiar denga jurusan PLS. Pertama kali mendengar ada yang namanya
jurusan pendidikan luar sekolah adalah dari teman lama saya yang mengambil
jurusan tersebut. Tapi masih belum ada rasa tertarik. Kemudian saya mendapat
pengarahan dari kakak saya untuk memilih PLS sebagai pilihan kedua ujian jalur
tertulis. Alhamdulillah, Allah meridhoi jalan saya. Saya diterima di PLS Unnes.
Dan saya tak pernah menyesal untuk belajar di PLS Unnes. Karena bagi saya
belajar di PLS Unnes adalah ladang untuk menggarap PR Syurga.
0 komentar:
Posting Komentar