Assalamualaikum
Wr.Wb.
Perkenalkan
sobat, namaku salamah. Kamu juga bisa panggil aku salma. Karena di dunia maya
aku biasa menggunakan nama itu. Ahh bagi itu sama saja. Toh tetap tidak merubah
arti.
Okke, selesai
perkenalan singkat. Aku ingin sedikit menyamakan persepsi dan berbagi informasi
tentang jurusanku sekarang. Jurusan pendidikan luar sekolah. Hal yang pertama
perlu ditekankan adalah Pendidikan Luar Sekolah itu berbeda dengan jurusan
pendidikan luar biasa yang sangat erat hubungannya dengan SEKOLAH LUAR BIASA.
Kenapa berbeda ? mari kita lihat tabel berikut untuk lebih jelasnya ..
|
Pendidikan Luar Sekolah
|
Pendidikan Luar Biasa
|
Ruang Lingkup
|
Mencangkup seluruh pendidikan non formal.
Kursus, pelatihan, penyuluhan, pemberdayaan wanita, pendidikan orang tua ..
|
Termasuk bagian dari pendidikan non formal /
PLS apabila proses pendidikannya tidak pada jalur pendidikan formal
|
Sasaran
|
Mencangkup semua. Anak, wanita, remaja,
orang tua, orang dewasa yang kurang beruntung agar mandiri.
|
Fokus pada peserta didik berkebutuhan
khusus. Tunarungu, tunanetra dll
|
Tujuan Pendidikan
|
Memberdayakan Masyarakat
|
Memberdayakan Masyarakat
|
Profesi
|
Pendidik PNF, Pengembang PNF
|
Pendidik peserta didik berkebutuhan khusus
|
Skill
|
Tidak dibekali skill khusus ttg
berkomunikasi dengan peserta didik berkebutuhan khusus
|
Dibekali skill khusus ttg berkomunikasi
dengan peserta didik berkebutuhan khusus
|
Lembaga Profesi
|
UPT kedinasan (pertanian, agama, sosial,
dll), Lembaga Pendidikan dan Kursus, Sanggar Kegiatan Belajar, Pusat Kegiatan
Belajar Masyarakat, Majlis Taklim dll diatur sesuai UU
|
Sekolah Luar Biasa (SD-SMA)
|
Okke, klik ya.
Sepakaaat ..
Hal kedua yang
harus disamakan persepsinya adalah ranahnya pendidikan luar sekolah itu luas
banget. Secara sederhan Dosen saya yang sangat saya hormati Bapak Bagus Kisworo
menyatakan bahwa pendidikan luar sekolah adalah segala macam bentuk pendidikan
di luar kaidah pendidikan formal. Apa maksudnya ? begini, ketika kita di bangku
sekolah (pendidikan formal) kita diwajibkan memakai seragam, jam dan materi
pelajaran sudah ditentukan oleh pihak sekolah tanpa kita punya hak untuk
mengubahnya. Segala sesuatu telah ditentukan oleh pihak sekolah. Namun dalam
pendidikan non formal, kita punya hak penuh untuk memilih watu dan materi
pelajaran, serta tata tertib dan ketentuan lain yang disepakati bersama antara
peserta didik dan pendidik. Contoh seperti yang aku lakukan ini. Aku memposting
informasi dan kau membacanya. Ini sama halnya aku berbagai informasi dan kau
mendapatkan pengetahuan baru. Bukankah hal ini terjadi di luar proses
pendidikan formal ? jadi ini adalah bagian pendidikan luar sekolah. Klik ya ?
sepakaat ..
Dan hal ketiga
yang paling utama. Bagi saya sendiri semoga bagi anda karena memang harapannya
bgitu :D
Pendidikan luar
sekolah adalah ladang menggarap PR Syurga. Istilah ini aku ciptakan
terinspirasi dari petuah yang selalu diucapkan oleh Abai Yai Masrokhan pengasuh
pondok pesantren Durrotu Ahli Sunnah Walajamaah. Pondok tempat saya nyantri
sekarang. Abah selalau mengatakan Indahnya menggarap PR Syurga. Jadi saya
terinspirasi bahwa ladangnya untuk menggarap PR syurga adalah ya PLS ini. Why ?
mengapa demikan ? mari kita renungkan bersama. Saya pernah membaca dari suatu
buku karangan Emha Ainun Najib dalam bukunya yang berjudul Jejak Tinju sang
Kyai dan oleh apa yang didawuhkan oleh abah. Bahwasanya manusia yang terbaik
adalah manusia wajib. Manusia wajib adalah manusia yang keberadaannya sangat
bermanfaat dan sangat dibutuhkan oleh sesama makhluk hidup. Inilah
sebaik-baiknya manusia. Nah seandainya kita menjadi tenaga pendidikan luar
sekolah yang sebenarnya, tugas kita adalah membuat seseorang dari zero to hero.
Dari yang dulunya tidak mampu mandiri menjadi mandiri. Kita bayangkan saja, anak-anak
jalanan yang karena tidak punya cukup biaya jadi tidak bisa sekolah lalu kita
sebagai tenaga PLS membantu mereka mengatasi masalah. Mangangkat dalam
keterpurukan. Kita mendirikan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat , Taman Belajar
Masyarakat, kursus keterampilan dll. Mereka dulunya buta huruf, sempit
wawasannya, sedikit keterampilannya. Dengan bantuan kita mereka akhirnya punya
wawasan yang luas, punya keterampilan lebih, sehingga mereka tidak saja jadi
anak jalanan, pengangguran, pengemis, pengamen dll bisa saja mereka jadi
pengusaha, seniman dan lain sebagainya. Bisa kita bayangkan pula, terdapat
suatu keluarga yang hidupnya serba kekurangan. Suami hanya bekerja sebagai
pemulung, istri tak punya keterampilan apapun, anak tidak sanggup disekolahkan,
makan sehari tiga kali susah. Lalu kita menyentuhnya dengan program
pemberdayaan wanita. Dengan pemberian kursus dan keterampilan yang membantu
istri untuk mengangkat perekonomian keluarga. Ahh, betapa bahagia hidup kita.
Jika kita dapat berguna bagi sesama. Pointnya bukan pada berapa banyak gaji
yang kita terima, bukan pada seberapa banyak fasilitas dan tunjangan yang kita
dapatkan, bukan pula berada pada pensiunan yang kelak mugkin kita terima. Tapi
terletak pada seberapa banyak senyum dan tawa orang lain karena kita. Kuncinya
cuma satu IKHLAS.
0 komentar:
Posting Komentar