Unduh PPt fromSlide Share PLS Bersinergi

Rabu, 21 Agustus 2013

“PENGARUH KELOMPOK SEBAYA DALAM PERKEMBANGAN REMAJA”

MAKALAH PSIKOLOGI SOSIAL
“PENGARUH KELOMPOK SEBAYA DALAM PERKEMBANGAN REMAJA”
 
 
KELOMPOK 11 :
 
1.      Azizah Nurul Karohmah         1201412060
2.      Amilya Candra Dewi              1201412040
 
 
 
 
PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
 
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakangMasa remaja merupakan masa yang sangat penting dalam proses perkembangan. karena itu perkembangan pada masa remaja sudah seharusnya mendapatkan perhatian dari berbagai pihak, terutama dari lingkungan terdekatnya. Salah satu bagian terpenting dari perkembangan remaja adalah perkembangan dalam kehidupan sosial. Memang perkembangan fisik tidak dapat dilepaskan, tetapi kebanyakan kasus remaja terjadi dikarenakan kurang sempurnanya proses perkembangan sosialnya. Permasalahan dalam perkembangan sosial remaja dikarenakan para remaja belum mampu menjalankan tugas perkembangan sosialnya. Tugas perkembangan sosial remaja adalah tugas yang khas dimiliki oleh para remaja. Para remaja, disadari atau tidak, mereka harus memenuhi tugasnya tersebut, tetapi disatu sisi tantangan remaja untuk memenuhi tugas tersebut sangatlah berat. Sehingga para remaja membutuhkan orang lain misalnya keluarga, teman sebaya, dan lingkungan sosialnya, untuk memenuhi tugas perkembangan sosialnya.Dalam perkembangan sosial remaja, teman sebaya sangatlah berperan penting. Peranan teman-teman sebaya terhadap remaja terutama berkaitan dengan sikap, pembicaraan, minat, penampilan dan perilaku. Remaja sering kali menilai bahwa bila dirinya memakai model pakaian yang sama dengan anggota kelompok yang populer, maka kesempatan baginya untuk diterima oleh teman-teman sebayanya menjadi besar. Demikian pula bila anggota kelompok mencoba minum alkohol, obat-obatan terlarang atau rokok, maka remaja cenderung mengikutinya tanpa memperdulikan perasaannya sendiri dan akibatnya. Hal ini berarti menunjukkan bahwa kuatnya pengaruh teman sebaya terhadap perkembangan hubungan sosial remaja.     B. Rumusan Masalah1.      Apa yang dimaksud dengan perkembangan sosial?
2.      Apa itu remaja?
3.      Apa itu kelompok sebaya?
4.      Apa peranan kelompok teman sebaya dalam kehidupan remaja?
5.      Apa jenis dan fungsi kelompok sebaya?
6.    Bagaimanakah pengaruh hubungan dengan kelompok sebaya terhadap perkembangan sosial remaja?
7.    Bagaimana upaya untuk menanggulangi pengaruh negative kelompok sebaya?
 C.  TUJUAN
 1.  Dapat memahami pengertian perkembangan social2.  Dapat memahami pengertian remaja3.  Dapat mengerti dan memahami tentang kelompok sebaya4.  Mengetahui jenis dan fungsi kelompok sebaya5.  Mengetahui peranan kelompok sebaya dalam kehidupan remaja6.  Dapat mengetahui pengaruh hubungan dengan kelompok sebaya terhadap   perkembangan sosial remaja7.  Dapat memahami upaya untuk menanggulangi pengaruh negative kelompok sebaya
             BAB II PEMBAHASAN
A.Pengertian Perkembangan SosialPerkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral, dan tradisi dan juga untuk meleburkan diri menjadi suatu kesatuan dan saling berkomunikasi dan bekerja sama.Dari pengertian diatas bahwa perkembangan sosial mencakup beberapa hal diantaranya norma kelompok, moral, dan tradisi atau kebiasaan yang ada. Semua itu bertujuan untuk menjadikan diri agar bisa berkomunikasi dan bekerja sama dengan lingkungan sosialnya. Kemudian berkaitan dengan itu kalau kita belajar tentang prinsip-prinsip umum perkembangan maka akan kita temukan dua hal yaitu bahwa seeberapa cepat perkembangan individu akan dipengaruhi interaksi bawaan dan faktor lingkungan, dan dalam proses perkembangan individu akan ditentukan oleh interaksi faktor bawaan dan faktor lingkungan. maka dengan faktor tersebut menentukan seseorang itu bisa berkomunikasi dengan lingkungan sekitar dengan cepat.Pada dasarnya Anak dilahirkan belum bersifat sosial. Dalam arti, dia belum memiliki kemampuan untuk bergaul dengan oranga lain. Untuk mencapai kematangan sosial, anak harus belajar tentang cara-cara menyesuaikan diri dengan orang lain. Kemampuan ini diperoleh anak melalui berbagai kesempatan atau pengalaman bergaul dengan orang-orang di lingkunganya, baik orang tua, saudara, teman sebaya atau orang dewasa lainnya.
Perkembangan sosial anak dipengaruhi oleh proses perlakuan atau bimbingan orang tua terhadap anak dalam mengenalkan berbagai aspek kehidupan sosial, atau norma-norma kehidupan bermasyarakat serta mendorong dan memberikan contoh kepada anaknya bagaimana menerapkan norma-norma tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Proses bimbingan orang tua ini lazim disebut Sosialiasi.
Sueann Robinson Ambron (1981) mengartikan sosialisasi itu sebagai proses yang membimbing anak ke arah perkembangan kepribadian sosial sehingga dapat menjadi anggota mayarakat yang bertanggung jawab dan efektif.
Menurut Hurlock (1996) ada tiga proses dalam perkembangan sosial yaitu:
1. Berperilaku dapat diterima secara sosial. Setiap kelompok sosial mempunyai standar bagi para anggotanya tentang perilaku yang dapat diterima. Untuk dapat bersosialisasi, seseorang tidak hanya harus mengetahui perilaku yang dapat diterima, tetapi mereka juga harus menyesuaikan perilakunya sehingga ia bisa diterima sebagian dari masyarakat atau lingkungan tersebut.2. Memainkan peran di lingkungan sosialnya. Setiap kelompok sosial mempunyai pola kebiasaan yang telah ditentukan dengan seksama oleh para anggotanya dan setiap anggota dituntut untuk dapat memnuhi tuntutan yang diberikan kelompoknya.3. Memiliki sikap yang positif terhadap kelompok sosialnya. Untuk dapat bersosialisasi dengan baik, seseorng harus menyukai orang yang menjadi kelompok dan aktifitas sosialnya. Jika seseorang disenangi, berarti ia berhasil dalam penyesuaian sosial dan diterima sebagai anggota kelompok sosial tempat mereka menggabungkan diri.B. Konsep RemajaRemaja adalah tingkat perkembangan anak yang telah mencapai jenjang menjelang dewasa, pada jenjang ini kebutuhan remaja telah cukup kompleks, cakrawala interaksi sosial dan pergaulan remaja telah cukup luas.Dalam penyesuaian diri terhadap lingkungannya, remaja telah mulai memperlihatkan dan mengenal berbagai norma pergaulan, yang berbeda dengan norma yang berlaku sebelumnya di dalam keluarganya, Remaja menghadapi berbagai lingkungan, bukan saja bergaul dengan berbagai umur. Dengan demikian, remaja mulai memahami norma pergaulan dengan kelompok remaja, kelompok anak-anak, kelompok dewasa, dan kelompok orang tua.Pada masa remaja, anak mulai memperhatikan dan mengenal berbagai norma pergaulan. Pergaulan sesama teman lawan jenis dirasakan sangat penting, tetapi cukup sulit, karena di samping harus memperhatikan norma pergaulan, sesama remaja juga terselip pemikiran adanya kebutuhan masa depan untuk memilih pasangan hidup.Kehidupan sosial remaja ditandai dengan menonjolnya fungsi intelektual dan emosional. Remaja sering mengalami sikap hubungan sosial yang tertutup sehubungan dengan masalah yang dialaminya.Menurut Erick Erison, bahwa masa remaja terjadi masa krisis, masa pencarian jati diri. Dia berpendapat bahwa penemuan jati diri seseorang didorong oleh sosiokultural.Pergaulan remaja banyak diwujudkan dalam bentuk kelompok-kelompok, baik kelompok besar maupun kelompok kecil.
C. Kelompok SebayaMenurut John W Santrock kelompok sebaya ialah anak-anak atau remaja yang memiliki usia atau tingkat kematangan yang kurang lebih sama yang saling berinteraksi dengan kawan-kawan sebaya yang berusia sama dan memiliki peran yang unik dalam budaya atau kebiasaannya.
Percepatan perkembangan pada masa remaja berhubungan dengan pematangan seksual yang akhirnya mengakibatkan suatu perubahan dalam perkembangan sosial. Sebelum memasuki masa remaja biasanya seorang anak sudah mampu menjalankan hubungan yang erat dengan teman sebayanya. Seiring dengan hal itu juga timbul kelompok anak-anak yang bermain bersama atau membuat rencana bersama. Sifat yang khas pada kelompok anak sebelum masa remaja adalah bahwa kelompok tadi terdiri dari jenis kelamin yang sama. Persamaan kelamin yang sama ini dapat membantu timbulnya identitas jenis kelamin dan juga berhubungan dengan perasaan identifikasi untuk mempersiapkan pengalaman identitasnya. Sedangkan pada masa remaja ini, anak sudah mulai berani untuk melakukan kegiatan dengan lawan jenisnya dalam berbagai macam kegiatan.Selama tahun pertama masa remaja, seorang anak remaja cenderung memiliki keanggotaan yang lebih luas. Dengan kata lain, tetangga atau teman-temannya seringkali menjadi anggota kelompoknya. Biasanya kelompoknya lebih hiterogen daripada berkelompok dengan teman sebayanya. Misalnya kelompok teman sebaya pada masa remaja cenderung memiliki suatu campuran individu-individu dari berbagai kelompok. Interaksi yang semakin intens menyebabkan kelompok bertambah kohesif. Dalam kelompok dengan kohesif yang kuat maka akan berkembanglah iklim dan norma-norma tertentu. Namun hal ini berbahaya bagi pembentukan identitas dirinya. Karena pada masa ini, dia lebih mementingkan perannya sebagai anggota kelompok daripada pola pribadinya. Tetapi terkadang adanya paksaan dari norma kelompok membuatnyua sulit untuk membentuk keyakinan diri.  D.  Peran Kelompok Sebaya Terhadap Perkembangan RemajaRemaja memiliki kebutuhan yang kuat untuk disukai dan diterima oleh teman sebaya. Sebagai akibatnya, mereka akan merasa senang apabila diterima dan sebaliknya merasa tertekan dan cemas apabila dikeluarkan dan diremehkan oleh teman-teman sebayanya. Bagi kebanyakan remaja, pandangan teman sebaya terhadap dirinya merupakan hal yang paling penting. Teman sebaya merupakan anak-anak atau remaja yang memiliki usia atau tingkat kematangan yang kurang lebih sama. interaksi diantara teman sebaya yang berusia sama sangat berperan penting dalam perkembangan sosial. Pertemanan berdasarkan tingkat usia dengan sendirinya akan terjadi meskipun sekolah tidak menerapkan sistem usia. Remaja dibiarkan untuk menentukan sendiri komposisi masyarakat mereka. Bagaimanapun, seseorang dapat belajar menjadi petarung yang baik hanya jika diantara teman yang seusianya. Salah satu fungsi terpenting dari teman sebaya adalah sebagai sumber informasi mengenai dunia di luar keluarga. Remaja memperoleh umpan balik mengenai kemampuannya dari teman-teman sebayanya. Dan remaja mempelajari bahwa apa yang mereka lakukan itu lebih baik. Hubungan yang baik dengan teman sebaya perlu agar perkembangan sosialnya berjalan normal. Hubungan dengan teman sebaya dapat bersifat negatif atau positif.Piaget dan Sullivan menekankan bahwa hubungan dengan teman sebaya memberikan konteks bagi remaja untuk mempelajari modus hubungan timbal balik yang simetris.Hartup menyatakan bahwa hubungan dengan teman sebaya bersifat kompleks dan dapat bervariasi tergantung pada bagaimana pengukurannya, perumusan hasilnya, dan garis perkembangannya.
Kebutuhan remaja terhadap hubungan dengan teman sebaya sangatlah penting untuk perkembangan sosialnya. Maka jika ada keterbatasan hubungan dengan teman sebayanya akan berpengaruh terhadap perkembangan sosial anak tersebut, misalnya orang tua yang membatasi anaknya secara berlebihan untuk tidak berhubungan dengan teman sebayanya, hal ini akan berpengaruh pada perkembangan selanjutnya, yaitu ketika si anak terjun ke dalam masyarakat. Sehingga ia sulit untuk bersosialisasi di masyarakat.   Peranan kelompok sebaya dalam kehidupan remaja yaitu :1. Kelompok sebaya mempunyai peran penting dalam penyesuaian diri remaja, dan persiapan bagi kehidupan di masa mendatang.2. Berperan pula terhadap pandangan dan perilakunya. Sebabnya adalah, karena remaja pada umur ini sedang berusaha untuk bebas dari keluarga dan tidak tergantung pada orang tua. Akan tetapi pada waktu yang sama ia takut kehilangan rasa nyaman yang telah diperolehnya selama masa kanak-kanaknya.3. Kelompok teman sebaya berperan pada saat remaja mengahadapi konflik antara ingin bebas dan mandiri serta ingin merasa aman, pengganti yang hilang dan dorongan kepada rasa bebas yang dirindukannya. Pengganti tersebut ditemukannya dalam kelompok teman, karena mereka saling dapat membantu dalam persiapan menuju kemandirian emosional yang bebas dan dapat pula menyelamatkannya dari pertentangan batin dan konflik sosial.4. Berperan dalam memberikan persepsi agar ia tidak merasa kerdil diantara orang-orang dewasa umumnya. Karena remaja merasa dirinya kerdil bila berada dekat orang tuanya atau orang dewasa pada umumnya, karena kurang pengalaman, lemahnya pribadi dan kurangnya umur. Hal tersebut menyebabkan remaja menjauh dari orang tua, sebab ia tidak mau dianggap anak-anak lagi, kendatipun ia masih suka bermain dan bersenang-senang. Akan tetapi bila ia berada di tengah-tengah teman sebaya, ia tidak akan merasa kecil atau kerdil, baik dari segi fisik maupun mental.5. Remaja itu bergabung dengan kelompok teman sebaya, karena kebutuhan akan rasa bebas dari orang dewasa dan rasa terikat antara sesama anggota. Apabila semakin terasa keinginan untuk babas, maka semakin terikat hatinya kepada kelompok teman sebaya yang dapat memberikan kepuasan dan kebebasan. Hal inilah yang seringkali dirisaukan oleh orang tua, karena siskap mereka yang semakin menjauh dan kadang benci kepadanya.
     E. Jenis dan Fungsi Kelompok SebayaJenis-jenis Kelompok Sebaya Setiap kelompok sebaya mempunyai atauran baik yang bersifat implicit maupun eksplisit, harapan-harapan terhadap anggotanya. Ditinjau dari sifat organisasinya kelompok sebaya dapat dibedakan menjadi:
  1. Kelompok sebaya yang bersifat informal. Kelompok sebaya ini dibentuk, diatur, dan dipimpin oleh anak itu sendiri misalnya, kelompok permainan, gang, dan lain-lain. Di dalam kelompok ini tidak ada bimbingan dan partisipasi orang dewasa.
  1. Kelompok sebaya yang bersifat formal. Di dalam kelompok ini ada bimbingan, partisipasi atau pengarahan orang dewasa. Apabila bimbingan dan pengarahan diberikan secara bijaksana maka kelompok sebaya ini dapat menjadi wahana proses sosialisasi nilai-nilai dan norma yang terdapat dalam masyarakat. Yang termasuk dalam kelompok sebaya ini misalnya, kepramukaan, klub, perkumpulan pemuda dan organisasi lainnya.
 Menurut Robbins, ada empat jenis kelompok sebaya yang mempunyai peranan penting dalam proses sosialisasi yaitu kelompok permaianan, gang, klub, dan klik (clique). Kelompok permainan (play group) terbentuk secara spontan dan merupakan kegiatan khas anak-anak, namun di dalamnya tercermin pula struktur dan proses masyarakat luas, sedang gang, bertujuan untuk melakukan kegiatan kejahatan, kekerasan, dan perbuatan anti sosial. Klub adalah kelompok sebaya yang bersifat formal dalam artian mempunyai organisasi sosial yang teratur serta dalam bimbingan orang dewasa. Sementara itu klik (clique), para anggotanya selalu merencanakan untuk mengerjakan sesuatu secara bersama yang bersifat positif dan tidak menimbulkan konflik sosial.
 Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa kelompok sebaya sangat berperan penting dalam proses sosialisasi individu terutama kelompok sebaya remaja. Pengaruh kelompok sebaya tidak hanya berdampak negatif akan tetapi juga berdampak positif. Untuk itu pembentengan diri melalui keluarga masih sangat diperlukan bahwa ketika anak memiliki teman maka kenalilah siapa yang menjadi teman anak kita. Fungsi Kelompok Sebaya Di dalam kelompok sebaya anak belajar bergaul dengan sesamanya. Mula-mula kelompok sebaya pada anak-anak itu terbentuk dengan secara kebetulan. Dalam perkembangan selanjutnya masuknya anak ke dalam suatu kelompok sebaya berdasarkan pilihan. Setelah anak masuk ke sekolah kelompok sebayanya dapat berupa teman sekelasnya, klik dalam kelasnya, dan kelompok permainannya. Dalam kelompok sebaya itu anak belajar memberi dan menerima dalam pergaulannya dengan sesama temannya. Partisipasi di dalam kelompok sebayanya memberikan kesempatan yang besar bagi anak mengalami proses belajar sosial (sosial learning). Bergaul dengan teman sebaya merupakan persiapan penting dalam kehidupan seseorang setelah dewasa. Selain itu, di dalam kelompok sebaya anak mempelajari kebudayaan masyarakat. Bahwa melalui kelompok sebaya itu anak belajar bagaimana menjadi manusia yang baik sesuai dengan gambaran dan cita-cita masyarakatnya, tentang kejujuran, keadilan, kerja sama, dan tanggung jawab. Sehingga kelompok sebaya menjadi wadah dalam mengajarkan mobilitas sosial. Melalui pergaulan di dalam lingkungan kelompok sebaya itu anak-anak yang berasal dari kelas sosial bawah menangkap nilai-nilai, ide-ide, cita-cita, dan pola tingkah laku anak dari golongan menengah ke atas demikian juga sebaliknya. Kelompok sebaya juga masing-masing individu mempelajari peranan sosial yang baru. Anak yang biasa dididik dengan pola dengan otoriter dapat mengenal kehidupan demokratis dalam kelompok sebaya. Di dalam kelompok sebaya mungkin anak berperan sebagai sahabat, musuh, pemimpin, pencetus ide, dan sebagainya. Sehingga di dalam kelompok sebaya anak mempunyai kesempatan melakukan bermacam-macam kelompok sosial.F. Pengaruh Hubungan dengan Kelompok Sebaya Terhadap Perkembangan Sosial Remaja.Menurut gerungan (1986), kenakalan remaja muncul akibat terjadinya interaksi sosial antara individu (remaja) dengan teman sebayanya. Peran interaksi dengan teman sebaya tersebut dapat berupa imitasi, identifikasi, sugesti dan simpati. Remaja dapat meniru (imitasi) kenakalan yang dilakukan teman sebayanya, sementara itu sugesti bahwa kebut-kebutan dan penggunaan narkotika adalah remaja ideal, dapat mengakibatkan remaja yang mulanya baik menjadi nakal. Kuatnya pegaruh teman-teman sebaya yang mengarahkan remaja menjadi nakal atau tidak juga ditentukan bagaimana persepsi remaja terhadap teman sebayanya. persepsi memegang peran penting bagi tinggi atau rendahnya kenakalan remja, yang dalam tahapan selanjutnya dapat menjadi aksi nyata berupa perilaku nakal yang merugikan ligkungan dan dapat dikenai sangsi pidana. Dengan kata lain, jika remaja melihat bahwa teman sebayanya adalah media yang tepat untuk menyalurkan keinginan negative atau tujuan negative lainnya, maka tinggi pulalah kecenderungan remaja untuk berperilaku nakal. Penelitian seperti itu tentu saja penelitian negative remaja terhadap teman sebayanya.
Persepsi merupakan proses pemahaman terhadap suatu objek yang merangsang panca indra dan memungkinkan individu (remaja) untuk membuat kontruksi dan prediksi tentang keseluruhan dari stimulus tersebut. Kemudian dari persepsi tersebut, individu dapat menilai kejadian yang ada diluarnya.
Remaja yang berpersepsi positif terhadap teman sebayanya, memandang bahwa teman sebaya sebagai tempat memperoleh informasi yang tidak didapatkan di dalam keluarga, tempat menambah kemampuan dan menjadi tempat kedua setelah keluarga untuk mengarahkan dirinya (menuju kepada perilaku yang baik) serta memberikan masukan (koreksi) terhadap kekurangan yang dimilikinya, yang tentu saja akan membawa dampak baik bagi remaja yang bersangkutan (santrock, 1997). Sebaliknya, remaja yang berpersepsi negative terhadap teman-teman sebayanya, maka remaja melihat bahwa kelompok teman sebaya adalah sebagai kompensasi penebusan atas kekurangan yang dimilikinya atau sebagai ajang balas dendam terhadap lingkungan yang menolak atau memenuhi dirinya. Remaja yang merasa frustasi (karena ketidakmampuannya menghadapi kekurangan dan penolakan dari lingkungan/merasa dikucilkan) secara spontan saling bersimpati dan tarik-menarik, kemudian menggerombol untuk mendapatkan dukungan moral, dan memuaskan segenap kebutuhannya.Kecenderungan remaja akan rendah ketika remaja mampu berpersepsi bahwa teman sebaya adalah tempat untuk belajar bebas dari orang-orang dewasa (mandiri), belajar kepada kelompok, belajar menyesuaikan diri dengan standar kelompok, belajar bermain dan olahraga, belajar berbagi rasa, belajar bersikap sportif, belajar menerima dan melakanakan tanggung jawab, belajar bersaing dengan orang lain, belajar perilaku sosial yang baik, dan belajar bekerja sama.
Pengaruh teman sebaya terhadap remaja itu ternyata berkaitan dengan iklim keluarga itu sendiri . Remaja yang memiliki hubungan yang baik dengan orang tuanya(iklim keluarga sehat) cenderung dapat menghindarkan diri dari pengaruh negatif teman sebayanya, dibandingkan dengan remaja yang hubungan dengan orang tuanya kurang baik.PENGARUH POSITIF PERGAULAN1.      Lebih mengenal nilai-nilai dan norma social yang berlaku sehingga mampu membedakan mana yang pantas dan mana yang tidak dalam melakukan sesuatu.2.      Lebih mengenal kepribadian masing-masing orang sekaligus menyadari bahwa manusia memiliki keunikan yang masing-masing perlu dihargai.3.      Mampu menyesuaikan diri dalam berinteraksi dengan banyak orang sehingga mampu meningkatka rasa percaya diri4.      Mampu membentuk kepribadian yang baik yang bisa diterima di berbagai lapisan masyarakat sehingga bisa tumbuh dan berkembang menjadi sosok individu yang pantas diteladani.PENGARUH NEGATIF1.      Hilangnya semangat belajar dan cenderung malas dan menyukai hal-hal yang melanggar norma social2.      Suramnya masa depan akibat terjerumus dalam dunia kelam, misalnya: kecanduan narkoba, terlibat dalam tindak criminal dan sebagainya3.      Dijauhi masyarakat sekitar karena perilaku tidak sesuai dengan nilai/norma social yang berlaku4.      Tumbuh menjadi sosok individu dengan kepribadian yang menyimpang. G. UPAYA UNTUK MENANGGULANGI PANGARUH NEGATIFIbarat orang yang terlanjur sakit atau terserang penyakit, tidaklah mudah mengembalikan situasi seperti semula. Tindakan pengobatan atau terapi yang terus menerus diperlukan untuk mengembalikan kondisi pribadi yang terlanjur menyimpang akibat pengaruh pergaulan negatif.
Berikut adalah hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi pengaruh negatif yang terlanjur mencemari diri individu:1.         Membakitkan kesadaran kepada yang bersangkutan bahwa apa yang telah ia lakukan adalah menyimpang. Kadangkala perilaku menyimpang tidak menyadari bahwa apa yang telah ia lakukan salah. Jika dari yang bersangkutan belum ada kesadaran bahwa apa yang dilakukan selama ini keliru adalah sia-sia. Misalnya, anak yang tidak menyadari bahwa merokok itu tidak baik bagi kesehatannya akan sulit untuk diarahkan agar ia menjauhi rokok2.          Memutuskan rantai yang menghubungkan antara individu dengan lingkungan yang menyebabkan ia berperilaku menyimpang. Hal ini dapat dilakukan dengan memindahkan individu tersebut dari lingkungan pergaulannya dan membawa ke kancah pergaulan baru. Hal ini tidaklah mudah, sebab kadangkala yang bersangkutan tidak mampu menyesuaikan diri di tempat lingkungannya yang baru atau justru lingkungan baru yang tidak mampu menerimanya.
3.         Melakukan pengawasan melakat sebagai control secara terus-menerus agar anak terhindar dari perilaku yang menyimpang. Pengawasan harus dilakukan oleh orang yang disegani, sehingga anak tidak berani mengulangi perbuatannya yang salah.
4.         Melakukan kegiatan konseling atau pemberian nasihat secara persuasive, sehingga anak tidak merasa bahwa ia dibawah proses pembimbingan. Melibatkan anak dalam kegiatan keagamaan sesuai dengan keyakinan yang ia anut merupakan salah satu cara yag dapat dilakukan untuk membuka pikitan anak mengenai apa yang baik dan apa yang buruk.            BAB IIIPENUTUP KESIMPULANPerkembangan Sosial Merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral, dan tradisi dan juga untuk meleburkan diri menjadi suatu kesatuan dan saling berkomunikasi dan bekerja sama.Remaja adalah tingkat perkembangan anak yang telah mencapai jenjang menjelang dewasa, pada jenjang ini kebutuhan remaja telah cukup kompleks, cakrawala interaksi sosial dan pergaulan remaja telah cukup luas.Kelompok sebaya ialah anak-anak atau remaja yang memiliki usia atau tingkat kematangan yang kurang lebih sama yang saling berinteraksi dengan kawan-kawan sebaya yang berusia sama dan memiliki peran yang unik dalam budaya atau kebiasaannya.
Peranan Kelompok Sebaya dalam Kehidupan Remaja1.    Kelompok sebaya mempunyai peran penting dalam penyesuaian diri remaja, dan persiapan bagi kehidupan di masa mendatang, Berperan pula terhadap pandangan dan perilakunya.
2.    Kelompok teman sebaya berperan pada saat remaja mengahadapi konflik antara ingin bebas dan mandiri serta ingin merasa aman, pengganti yang hilang dan dorongan kepada rasa bebas yang dirindukannya.
3.    Berperan dalam memberikan persepsi agar ia tidak merasa kerdil diantara orang-orang dewasa umumnya.
4.    Remaja itu bergabung dengan kelompok teman sebaya, karena kebutuhan akan rasa bebas dari orang dewasa dan rasa terikat antara sesama anggota.
5.    Pengaruh teman sebaya terhadap perkembangan remaja sangatlah dominan dalam kehidupannya
Jenis dan fungsi kelompok sebayaJenis kelompok sebaya yaitu :1.      Kelompok sebaya yang bersifat informal.
2.      Kelompok sebaya yang bersifat formal.
Fungsi kelompok sebaya :Dalam kelompok sebaya itu anak belajar memberi dan menerima dalam pergaulannya dengan sesama temannya. Partisipasi di dalam kelompok sebayanya memberikan kesempatan yang besar bagi anak mengalami proses belajar sosial (sosial learning). Bergaul dengan teman sebaya merupakan persiapan penting dalam kehidupan seseorang setelah dewasa. di dalam kelompok sebaya anak mempelajari kebudayaan masyarakat. Kelompok sebaya juga masing-masing individu mempelajari peranan sosial yang baruPengaruh Hubungan dengan Teman Sebaya Terhadap Perkembangan Sosial Remaja.Pengaruh positif :1.      Lebih mengenal nilai-nilai dan norma social yang berlaku2.      Lebih mengenal kepribadian masing-masing orang sekaligus menyadari bahwa manusia memiliki keunikan yang masing-masing perlu dihargai3.      Mampu menyesuaikan diri dalam berinteraksi dengan banyak orang4.      Mampu membentuk kepribadian yang baik yang bisa diterima di berbagai lapisan masyarakatPengaruh Negative :1.      Hilangnya semangat belajar dan cenderung malas dan menyukai hal-hal yang melanggar norma social2.      Suramnya masa depan akibat terjerumus dalam dunia kelam, misalnya: kecanduan narkoba, terlibat dalam tindak criminal dan sebagainya3.      Dijauhi masyarakat sekitar karena perilaku tidak sesuai dengan nilai/norma social yang berlaku4.       Tumbuh menjadi sosok individu dengan kepribadian yang menyimpang.        Upaya untuk menanggulangi pengaruh negative1.      Membakitkan kesadaran kepada yang bersangkutan bahwa apa yang telah ia lakukan adalah menyimpang.2.      Memutuskan rantai yang menghubungkan antara individu dengan lingkungan yang menyebabkan ia berperilaku menyimpang.3.      Melakukan pengawasan melakat sebagai control secara terus-menerus agar anak terhindar dari perilaku yang menyimpang.4.      Melakukan kegiatan konseling atau pemberian nasihat secara persuasive, sehingga anak tidak merasa bahwa ia dibawah proses pembimbingan               DAFTAR PUSTAKA
Santrock John W. Remaja. Jakarta: ErlanggaSyamsu Yusuf, LN. 2002. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.(http://www.scribd.com/doc/16176402/Persepsi-Remaja-Terhadap-Kelompok-Teman-Sebaya-Dengan-Kecenderungan-Kenakalan-Remaja)http://infomakalahkuliah.blogspot.com/2012/10/pengaruh-hubungan-dengan-teman-sebaya.html  

0 komentar:

Posting Komentar