MAKALAH
KESEHATAN MASYARAKAT
Kelompok : Dua
Anggota
kelompok : 1. Adelia Hardini (1201412045)
2. Azizah Nurul Karohmah
(1201412060)
3. Bagus
Priyanto (1201412068)
4. Chairul
Wahid K (1201412071)
Semester : Lima
Jurusan : Pendidikan
Luar Sekolah
JURUSAN
PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
NEGERI SEMARANG
A. Pengertian
dan Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan
Kesehatan lingkungan pada hakikatnya
adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh
positiv terhadap terwujudnya status kesehatan lingkungan tersebut antara lain
mencakup perumahan, pembuatan kotoran manusia, penyediaan air bersih,
pembuangan sampah, dll. Adapun yang dimaksud dengan usaha kesehatan lingkungan
adalah suatu usaha untuk memperbaiki atau mengoptimumkan lingkungan hidup
manusia agar menjadi media yang baik untuk terwujudnya kesehatan yang optimum
bagi manusia yang hidup didalamnya.
B. Perumahan
(Housing)
Rumah adalah salah satu
persyaratan pokok bagi kehidupan manusia.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam membangun
sebuah rumah
1) Faktor
lingkngan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Membangun sebuah rumah harus memperhatikan tempat di mana rumah itu
didirikan.
2) Tingkat
kemampuan ekonomi masyarakat
3) Teknik yang
dimiliki oleh masyarakat
4)
Kebijaksanaan
(peraturan) pemerintah yang menyangkut tata guna tanah.
Syarat-syarat rumah sehat :
1.
Bahan bangunan
a.
Lantai. Syarat utama haruslah tidak berdebu pada saat musim kemarau dan
tidak basah ketika musim penghujan
b.
Dinding.
c.
Atap genteng, dll
2.
Ventilasi untuk menjaga agar aliran udara dalam rumah tetap segar,
membebaskan udara ruangan dari bakteri-bakteri, dan menjaga kelembaban rumah.
3.
Cahaya. Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang, dan
tidak terlalu banyak.
4.
Luas bangunan rumah harus cukup untuk penghuni di dalamnya.
5.
Fasilitas yang lain yang dibutuhkan
C. Penyediaan
Air Bersih
Air adalah sangat penting bai
kehidupan manusia. Manusia akan lebih cepat meninggal karena kekurangan air
daripada kekurangan makanan. Kebutuhan
manusia akan air sangat kompleks antara lain untuk minum, masak, mandi,
mencuci. Air harus mempunyai persyaratan khusus agar air tidak menimbulkan
masalah kesehatan bagi manusia.
Syarat-syarat air minum yang sehat:
a.
Syarat
fisik, yaitu air harus bening, tidak berasa, tidak berbau suhu dibawah suhu udara diluarnya
b.
Bakteriologis,
yaitu harus bebas dari segala bakteri terutama bakteri patogen
c.
Kimia, yaitu
harus mengandung zat-zat tertentu dalam jumlah yang tertentu pula
Sumber air minum :
1.
Air hujan agar dapat di konsumsi perlu di tambahkan kandungan kalsium di
dalamnya.
2.
Air sungai atau danau bila di jadikan air minum di butuhkan pengolahan sedimikian
rupa
3.
Mata air
4.
Air sumur dangkal, dan air sumur dalam
Pengolahan air minum secara sederhana
1.
Pengolahan
secara alamiah yaitu dalam bentuk penyimpangan
2.
Pengolahan
air dengan menyaring
3.
Pengolahan
air dengan menambahkan zat kimia
4.
Pengolahan
air dengan mengalirkan udara
5.
Pengolahan
air dengan memanaskan sampai mendidih
D. Pembuangan
Kotoran Manusia
Yang dimaksud dengan kotoran manusia
adalah semua benda atau zat yang sudah tidak dipakai lagi oleh tubuh dan harus
dikeluarkan oleh tubuh.
Beberapa penyakit yang dapat disebarkan oleh kotoran
manusia yaitu tifus, disentri, kolera, bermacam-macam cacing, schistosomiasis,
dan sebagainya. Pembuangan kotoran harus disuatu tempat tertentu atau jamban
yang sehat.
Jamban sehat harus memenuhi
syarat sebagai berikut :
1.
Tidak mengotori permukaan tanah di sekeliling jamban tersebut
2.
Tidak mengotori air permukaan di sekitar
3.
Tidak mengotori air tanah di sekitarnya
4.
Tidak terjangkau oleh serangga terutama lalat dan kecoa, dan
binatang-binatang lainnya
5.
Tidak menimbulkan bau
6.
Mudah digunakan dan dipelihara
Dalam pembuatan jamban perlu
memperhatikan :
1.
Sebaiknya bangunan jamban tertutup
2.
Bangunan jamban sebaiknya ditempatkan pada lokasi yang menggangu pemandangan,
menimbulkan bau
3.
Tersedianya alat pembersih seperti air pembersih atau kertas pembersih
Teknologi pembuangan kotoran manusia secara sederhana
1.
Jamban
cemplung, kakus
2.
Jamban
cemplung berventilasi
3.
Jamban empang
4.
Jamban pupuk
5.
Septik tank
E. Pengolahan
Sampah
Sampah adalah suatu bahan atau
benda sisa yang sudah tidak di gunakan oleh manusia.
Sampah mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut
1.
Adanya suatu
benda atau benda padat
2.
Adanya
hubungan langsung/tidak langsung dengan kegiatan manusia
3.
Benda atau
bahan tersebut tidak dipakai lagi
Sumber-sumber sampah :
1.
Sampah yang berasal dari pemukiman sebagai hasil dari kegitan rumah tangga
2.
Sampah yang berasal dari temapt-tempat umum
3.
Sampah yang berasal dari perkantoran
4.
Sampah yang berasal dari jalan raya
5.
Sampah yang berasal dari industry, sampah yang berasal dari proses produksi
6.
Sampah yang berasal dari pertanian/perkebunan
7.
Sampah yang berasal dari pertambangan
8.
Sampah yang berasal dari peternakan/perikanan
Jenis-jenis sampah : meliputi
tiga jenis sampah yaitu sampah padat, cair dan gas.
Sampah cair berupa limbah, dan
sampah gas dalam bentuk gas yang menimbulkan polusi udara.
Sampah padat dapat di kategorikan
berdasarkan:
1.
Berdasarkan zat kimia yang terkandung :
a.
Sampah organic, sampah yang dapat membusuk
b.
Sampah an-organic, sampah yang tidak dapat membusuk
2.
Berdasarkan bahan yang dapat dan tidaknya terbakar :
a.
Sampah yang mudah terbakar
b.
Sampah yang tidak mudah terbakar
3.
Berdasarkan karakteristik sampah :
a.
Garbage : sampah hasil pengolahan pembuatan makanan yang mudah membusuk
b.
Rabish : sampah yang berasal dari perkantoran, perdagangan yang mudah
terbakar
c.
Ashes : sisa pembakaran dari bahan-bahan yang terbakar
d.
Sampah jalanan : sampah yang berasal dari pembersihan jalanan
e.
Sampah industry : sampah yang berasal dari industry atau pabrik
f.
Bangkai binatang : binatang yang sudah mati
g.
Bangkai kendaraan : bangkai alat transportrasi yang sudah tidak digunakan
h.
Sampah pembangunan
Pengelolaan Sampah
a.
Pengumpulan
dan pengangkutan sampah
Pengumpulan sampah adalah menjadi
tanggung jawab dari masing-masing rumah tangga atau institusi yang menghasilkan
sampah.
b.
Pemusnahan
dan pengelolaan sampah dengan ditanam, dibakar, dan dijadikan pupuk.
F.
Pengolahan Air Limbah
Air limbah atau air buangan adalah
sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat
umum lainnya yang pada umumnya mengandung zat-zat yang dapat membahayakan bagi
kesehatan manusia serta menganggu lingkungan hidup.
Sumber-sumber air limbah:
1.
Air buangan
yang bersumber dari rumah tangga
2.
Air buangan
industri
3.
Air buangan
kotapraja
1)
Karakteristik
Air Limbah
a.
Karakteristik fisik.
Sebagian
besar terdiri dari air dan sebagian kecil terdiri dari bahan-bahan padat dan
suspensi
b.
Karakteristik kimiawi.
·
Gabungan
yang mengandung nitrogen
·
Gabungan
yang tidak mengandung nitrogen
c.
Karakteristik bakteriologi.
Kandungan bakteri patogen terdapat
juga dalam air limbah.
Gangguan
kesehatan akibat air limbah
a.
Menjadi
transmisi atau media penyebaran penyakit terutama tifus, kolera, dll
b.
Menjadi
media berkembang biaknya mikro-organisme patogen
c.
Menjadi
tempat berkembang biaknya nyamuk
d.
Menimbulkan
bau yang tidak enak
e.
Merupakan
sumber pencemaran air permuakaan, tanah
f.
Mengurangi
produktifitas manusia.
2)
Cara pengolahan air limbah
a.
Pengeceran
b.
Kolam
oksidasi (pemanfaatan sinar matahari)
c.
Irigasi
SANITASI
LINGKUNGAN PERUMAHAN/ PEMUKIMAN
LINGKUNGAN
PERUAHAN/ PEMUKIMAN AN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN
Disalam
program kesehatan lingkungan, suatu pemukiman / perumahan sangat berhubungan
dengan kondisi ekonomi, sosial, pendidikan, tradisi, suku, geografi, dan
kondisi lokal. Selain itu perumahan atau pemukiman dioengaruhi beberapa faktor,
yaitu; fasilitas pelayanan, perlengkapan, perlengkapan, peralatan yang dapat
menunjang terselenggaanya kesehatan fisik, kesehatan mental, kesejahteraan
sosial bagi individu dan keluarganya.
Pengertian
perumahan merupakan kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat
tinggalatau lingkungan hunian dan sarana pembinaan keluarga yang dilengkapi
dengan sarana dan prasarana lingkungan. Sedangkan pemukiman merupakan bagian
dari lingkungan hidup baik kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi
sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian danyang mendukung peri
kehidupan.
ASPEK
KESEHATAN DARI PERUMAHAN
Perumahan
harus menjamin kesehatan penghuninya
dalam arti luas. Oleh sebab itu deperlukan syarat perumahan sebagai
berikut;
1.
Memenuhi
kebutuhan fisiologis
Secara
fisik kebutuhan fisiologis meliputi kebutuhan suhu dalam rumahyang optimal,
perlindungan terhadap kebisingan, ventilasi memenuhi persyaratan, dan
tersedianya ruang yang optimal untuk bermain anak.
2.
Memenuhi
kebutuhan psikologis
Kebutuhan
psikologis menjamin privasi bagi penghuni perumahan. Perlu adanya kebebasan
untuk kehidupan keluarga yang tinggal dirumah tersebut secara normal. Keadaan
rumah dan sekitarnya diatur agar memenuhi keindahan sehingga rumah menjadi
pusat kesenangan rumah tangga dan memungkinkan hubungan yang serasi antara
orangtua dan anak. Idealnya ada ruang tersendiri untuk remaja dan ruangan untuk
berkumpulnya anggota keluarga serta ruang tamu. Selain itu dibutuhkan kondisi
untuk terenuhinya sopan santun dalam pergaulan di lingkungan perumahan.
3.
Perlindungan
terhadap penularan penyakit
Untuk
mencegah penyakit diperlukan sarana air bersih, fasilitas pembuangan air kotor,
fasilitas penympanan makanan, menghindari adanya intervensi dari serangga, hama
atau hewan lain yang dapat menularkan penyakit.
4.
Perlindungan /
pencegahan terhadap bahaya kecelakaan dalam rumah
Agar
terhindar dari kecelakaan maka konstruksi rumah harus kuatdan memenuhi syarat
banguan, desain pencegahan terjadinya kebakaran dan tersedianya alat pemadam
kebakaran, pencegahan kecelakaan jatuh, dan kecelakaan mekanis lainnya.
BEBERAPA
FAKTOR DARI RUMAH YANG BERPENGARUH TERHADAP KESEHATAN
Faktor
yang berpengaruh terhadap kesehatan manusia adalah;
a. Kualitas
bangunan rumah meliputi, kualitas bahan dan konstruksinya serta denah rumah
b. Pemanfaatan
bangunan rumah yang secara teknis memenuhi syarat kesehatan,
c. Pemeliharaan
rumah akan mempengaruhi terjadinya penyakit.
Salah satu
pendekatan untuk mengatasi masalah perumahan bagi masyarakat berpenghasilan
rendah yang telah dilakukan di beberapa kota dalam rangka memperbaiki
lingkungan kumuh adalah dengan membangun rumah susun. Pertimbangan ini
didasarkan atas upaya memaksimalkan pemanfaatan lahan yang terbatas untuk
perumahan, dimana dengan membangun secara vertikal akan didapatkan luas lantai
yang lebih besar permeter perseginya.
Walaupun
pembangunan rumah susun sederhana dalam beberapa kasus telah berhasil
memperbaiki lingkungan kumuh, namun dalam beberapa kasus ditemukan belum
memberikan hasil yang memuaskan. Kawasan Industri Dalam merupakan kasus yang
diamati dimana pembangunan rumah susun dirasakan belum sesuai dengan yang
diharapkan.
Perkembangan zaman menuntut manusia
untuk dapat menyesuaikan diri dengan kondisi yang ada. Dalam hal penyediaan
kebutuhan perumahan pada saat ini seseorang mungkin harus melepas gambarannya
tentang rumah tinggal yang ideal. Rumah dengan halaman yang luas, tata ruang
lengkap dan besar mungkin tidak lagi cocok pada saat ini, apalagi bagi
masyarakat menengah ke bawah di kota besar.
Rumah pada masa lalu dianggap sebagai
pusat kehidupan karena sebagian besar hidup seseorang ada di dalamnya, bersama
dengan orang tua, serta anak-anak bahkan kadang-kadang dengan saudara. Rumah
dengan kapasitas tamping keluarga luas serta intensitas penggunaan yang tinggi
ini menyebabkan tuntutan akan rumah menjadi besar, terutama pada segi kuantitas.
Di kota-kota besar, perkembangan menuju
masyarakat industri membawa perubahan pula pada perilaku kehidupan keluarga.
Keluarga di kota-kota besar pada saat ini umumnya hanya terdiri atas orangtua
dan anak-anak (keluarga inti). Tingginya biaya hidup, kesadaran akan biaya
pendidikan, rekreasi serta perkembangan kebutuhan menyebabkan keluarga pada
saat ini lebih menyukai jumlah anak yang sedikit.
Tuntutan kuantitas rumah pada saat ini
pun menurun, namun pada sisi lain. Tuntutan kualitas berupa kenyamanan menjadi
lebih tinggi dan kegiatan-kegiatan rekreasi dalam rumah menjadi lebih
berkembang. Pada saat keluarga bertemu, rumah diharapkan dapat menunjang
kualitas pertemuan keluarga tersebut, sekalipun pada ruang-ruang yang terbatas
(rumah susun). Tempat tinggal masyarakat menengah ke bawah pada saat ini
umumnya memiliki luasan kurang dari 50m persegi.
Tata ruang rumah dapat dibagi menjadi
tiga kelompok yakni kelompok ruang publik, servis, dan privat. Semakin tinggi
kemampuan perekonomian keluarga, tuntutan penyediaan ruang untuk menampung
masing-masing kegiatan secara khusus menyebabkan luasan tempat menjadi
berkembang, namun di sisi lain pertimbangan efisiensi dan keterbatasan ruang
memaksa penghuni untuk mencari solusi tata ruang yang simple namun dapat
menampung bermacam-macam kegiatan yang berlangsung di rumahsusun dengan
kualitas yang tetap terjaga.
Rumah Susun Tidak Aman bagi Anak
Saat anak-anak mulai diberikan kepercayaan melakukan aktivitas
harian, peran tetangga menjadi sangat penting. Menurut Ketua Umum Komisi
Perlindungan Anak Indonesia, Hadi Supeno, bagi sebuah keluarga yang tinggal di
rusun itu komunikasi antar tetangga sangat diperlukan. Ikatan komunal antar
penghuni rusun itu dengan sendirinya akan dapat menciptakan saling menjaga dan
melindungi anak-anak dari berbagai macam risiko.
Sebab, suatu saat, sebuah keluarga yang memiliki anak balita itu
mungkin saja lengah dalam memberikan pengawasan. Dan saat lengah itulah sang
tetangga dapat mengover pengawasan kepada anak-anak.Tidak hanya itu, manfaat
adanya ikatan komunal, bila terjadi kecelakaan yang tidak disengaja saat
aktivitas anak-anak bermain dapat diselesaikan secara kekeluargaan.Misalnya,
dalam kasus Daniel, ketika temannya tanpa sengaja mendorongnya hingga jatuh
dari lantai empat, dapat diselesaikan di luar pengadilan.Arist mengamini
pentingnya penyelesaian sengketa antara anak-anak itu di luar ketentuan hukum,
meskipun siapa pun yang dapat mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang pada
dasarnya harus diproses secara hukum. Anak-anak tidak bisa disalahkan karena
mereka sejatinya masih belum sepenuhnya mengerti berbagai bahaya, baik bahaya
itu dapat mengancam nyawanya sendiri atau anak lainya.
Menurut Ketua Umum Asosiasi Penghuni Rumah Susun Seluruh Indonesia
(Aperssi) Ibnu Taji, persoalan yang menyangkut penghuni rusun dengan fasilitas
keamanan yang tidak memadai untuk anak-anak secara teori dapat diperkarakan di
pengadilan. Ambil contoh kasus yang dialami Daniel. Orang tua sebenarnya dapat
menggugat pihak pengembang maupun pemberi izin bangunan tentang bangunan yang
tidak berperspektif anak.Gugatan tersebut tentunya untuk memberikan efek jera
agar kasus serupa tidak terulang lagi serta dapat menjadi pelajaran bagi
pengembang saat akan membangun rusun.Tapi permasalahannya selama ini,
berdasarkan pengamatan Ibnu, belum ada penghuni rusun yang berani melayangkan
gugatan ke pihak pengembang, apalagi kepada pemberi izin dalam hal ini
pemerintan daerah setempat. Hal rersebut bisa dimaklumi lantaran proses
pengadilan di negeri ini memakan waktu bertahun-tahun dan biaya yang dibutuhkan
tentu tidak murah.
Permasalahan Pengelolaan Rumah
Susun
Berkembangnya permukiman seiring dengan pertumbuhan
ekonomi memerlukan penanganan yang komprehensip, karena terkait dengan berbagai
sektor yang dapat mengakibatkan dampak bagi pemukim itu sendiri maupun
lingkungan disekitarnya. Seperti hilangnya kesuburan tanah, banjir, sampah, air
minum, limbah, hilangnya flora dan fauna terganggunya keseimbangan ekosistem,
sampai timbulnya kemacetan lalu lintas karena kurangnya ketersediaan
infrastruktur.
Perkotaan
sebagai pusat pertumbuhan perekonomian menjadi tumpuan banyak orang untuk
berusaha dan bekerja. Pertumbuhan ekonomi di sektor industri tidak diimbangi
dengan dengan pertumbuhan di sektor lain, seperti:
·
ketersediaan
sumber daya manusia yang berkualitas;
·
ketersediaan
infrastruktur perkotaan yang memadai;
·
ketersediaan
perumahan dan permukiman yang layak huni;
Kota
– kota besar sebagai pusat perekenomian umumnya mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:
a. Peran
penting karena diperkirakan pada tahun 2010 separuh dari jumlah penduduk
Indonesia akan tinggal di kota;
b. Terlibat
dalam perekonomian global, sehingga membutuhkan pembangunan sarana dan
prasarana permukiman dalam skala yang lebih besar;
c. Pertumbuhan
ekonomi kota lebih tinggi dari rata-rata nasional, sehingga pembangunan kota
akan lebih pesat dibandingkan kawasan lain;
d. Pembangunan
kota selalu mengejar nilai tambah ekonomi;
e. Pembangunan
di sektor perumahan dan permukiman yang layak huni dan terjangkau bagi
masyarakat berpenghasilan rendah kurang diperhatikan;
f. Pembangunan
infrastruktur tidak memadai.
Kondisi
tersebut mengakibatkan beberapa kelemahan dalam pelayanan perkotaan seperti:
·
Keterbatasan
dalam penyediaan air minum, listrik, gas, bahan bakar dll, baik secara kualitas
maupun kuantitas.
·
Keterbatasan
ketersediaan infrastruktur perkotaan seperti jalan,saluran, drainase, pengolah
sampah dll.
·
Keterbatasan
dalam pelayanan publik seperti: rumah sakit, sekolah dll.
·
Keterbatasan
sarana perumahan yang terjangkau dan layak huni, khususnya bagi masyarakat
berpenghasilan rendah.
Dengan
segala keterbatasan tersebut maka dampak yang ditimbulkan adalah sebagai
berikut:
·
Kemacetan lalu
lintas
·
Banjir
·
Menurunnya
tingkat kesehatan
·
Tingginya
kriminalitas
·
Permukiman kumuh
Yang
secara keseluruhan dapat menurunkan tingkat efisiensi fungsi perkotaan. Sebagai
sesuatu yang baru bagi masyarakat, cukup banyak permasalahan yang menyangkut
pengelolaan rumah susun. Permasalahan penghunian datang dari kenyataan bahwa
menghun rumah susun masih dirasakan sebagai bentuk budaya baru yang memerlukan
waktu penyesuaian. Rumah susun terdiri dari beberapa lantai hunian, merupakan
bentuk perubahan hidup yang biasa melekat dengan tanah, menjadi tidak memiliki
tanah untuk sekedar bercocok tanam. Kendala lain adalah masalah penghunian ,
pada awal penghunian sudah diadakan seleksi sesuai dengan target sasasan, yaitu
masyarakat yang berpenghasilan rendah. Namun dalam perjalanannya, banyak
penghuni yang memperjual-belikan hak penghuniannya kepada orang-orang yang
tidak berhak.
0 komentar:
Posting Komentar