Pages - Menu

Rabu, 21 Agustus 2013

MAKALAH HAKIKAT PEMBELAJARAN

 
 
MAKALAH
HAKIKAT PEMBELAJARAN
Disusun Guna Memenuhi Salah satu Tugas Mata Kuliah Psikologi Belajar Orang Dewasa
 
Disusun oleh:
Indah Apriyani          1201412002
Indah Dwi Astorini     1201412034
Mutoharoh                  1201412036
Tatag Pratama Aji      1201412035
 
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
 
BAB I
PENDAHULUAN 
A.    Latar Belakang
Pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Secara implisit dalam pengertian ini terdapat kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Pemilihan, penetapan, dan pengembangan metode ini didasarkan pada kondisi pembelajaran yang ada. Kegiatan-kegiatan ini pada dasarnya merupakan inti dari perencanaan pembelajaran. Dalam hal ini istilah pembelajaran memiliki hakekat perencanaan atau perancangan (disain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya dalam belajar, siswa tidak berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang mungkin dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu pembelajaran menaruh perhatian pada “bagaimana membelajarkan siswa”, dan bukan pada “äpa yang dipelajari siswa”. Dengan demikian perlu diperhatikan adalah bagaimana cara mengorganisasi pembelajaran, bagiaman cara menyampaikan isi pembelajaran, dan bagaimana menata interaksi antara sumber-sumber belajar yang ada agar dapat berfungsi secara optimal.Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian pelaksanaan oleh guru dan siswa atas dasar hubungan timbal-balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa ini merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran. Pada kenyataan yang kita lihat di sekolah-sekolah, seringkali guru terlalu aktif di dalam proses pembelajaran, sementara siswa dibuat pasif, sehingga interaksi antara guru dengan siswa dalam proses pembelajaran tidak efektif. Jika proses pembelajaran lebih didominasi oleh guru, maka efektifitas pembelajaran tidak akan dapat dicapai. Untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang efektif, guru dituntut agar mampu mengelola proses pembelajaran yang memberikan rangsangan kepada siswa sehingga ia mau dan mampu belajar.  B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut :a.       Apa Pengertian Pembelajaran
b.      Apa saja Komponen-Komponen Pembelajaran
c.       Apa Prinsip-Prinsip Pembelajaran
 C.    Tujuan Penulisan
a.       Memahami pengertian pembelajaran
b.      Mengetahui macam-macam komponen pembelajaran
c.       Mengetahui prinsip-prinsip pembelajaran
 

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Pembelajaran
Sebelum melangkah lebih jauh ke dalam materi pembelajaran, sebaiknya mengetahui lebih dulu tentang hakikat belajar. Belajar adalah suatu perubahan dalam kepribadian sebagai suatu pola baru yang berupa kecakapan sikap kebiasaan, atau suatu pengertian. Belajar pada hakikatnya merupakan suatu usaha, suatu proses perubahan yang terjadi pada individu sebagai hasil dari pengalaman atau hasil dari pengalaman interaksi dengan lingkungannya. Belajar dalam pengertian yang lain yaitu suatu upaya untuk menguasai sesuatu yang baru. Konsep ini mengandung dua hal: pertama; usaha untuk menguasai, hal ini bermakna menguasai sesuatu dalam belajar, kedua; sesuatu yang baru dalam arti hasil yang diperoleh dari aktivitas belajar.Dalam defenisi lain dijelaskan bahwa Belajar merupakan suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari. Belajar juga kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan, hal ini berarti keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung pada keberhasilan proses belajar siswa di sekolah dan lingkungan sekitarnya. Soemanto.mengemukakan definisi belajar menurut para ahli bahwa belajar dapat didefinisikan sebagai proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. ”Learning may be defined as the process by which behavior originates or is altered through training or experience.” Dengan demikian, perubahan-perubahan tingkah laku akibat pertumbuhan fisik atau kematangan, kelelahan, penyakit, atau pengaruh obat-obatan adalah tidak termasuk sebagai belajar.
Definisi yang tidak jauh berbeda dengan definisi di atas, dikemukakan oleh Cronbach dalam bukunya yang berjudul ”Educational Psychology” sebagai berikut: ”Learning is shown by change in behavior as a result of experience.” Maksudnya bahwa dalam proses belajar, seseorang berinteraksi langsung dengan objek belajar dengan menggunakan semua alat indranya. Belajar dalam arti mengubah tingkah laku, akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri.
Menurut Hamalik Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi (siswa dan guru), material (buku, papan tulis, kapur dan alat belajar), fasilitas (ruang, kelas audio visual), dan proses yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.
Proses tindakan belajar pada dasarnya adalah bersifat internal, namun proses itu dipengaruhi oleh factor-faktor eksternal. Misalnya, perhatian peserta didik dalam pembelajaran dipengaruhi oleh rangsangan yang berasal dari luar. Dalam pembelajaran pendidik harus benar-benar mampu menarik perhatian peserta didik untuk mencurahkan seluruh energinya sehingga dapat melakukan aktivitas belajar secara optimal dan memperoleh hasil belajar seperti apa yang diharapkan.Pembelajaran adalah seperangkat peristiwa (events) yang mempengaruhi peserta didik sedemikian rupa sehingga sehingga peserta didik itu memperoleh kemudahan dalam berinteraksi berikutnya dengan lingkungan (Briggs,1992). Seperangkat peristiwa itu membangun suatu pembelajaran yang bersifat internal jika peserta didik melakukan self instruction dan bersifat eksternal jika bersumber antara lain dari pendidik. Unsur utama dari pembelajaran adalah pengalaman anak sebagai seperangkat event sehingga terjadi proses belajar. Dengan demikian pendidikan, pengajaran, dan pembelajaran mempunyai hubungan konseptual yang tidak berbeda, kalau dicari perbedaannya pendidikan mempunyai pengertian yang lebih luas yaitu mencakup baik pengajaran maupun pembelajaran dan pengajaran.
Gagne (1981) menyatakan bahwa pembelajaran adalah serangkaian peristiwa eksternal peserta didik yang dirancang untuk mendukung proses internal belajar. Peristiwa belajar ini dirancang agar memungkinkan peserta didik memproses informasi nyata dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan. Tujuan belajar tersebut berfungsi untuk memberikan arah terhadap proses belajar. Utuk mencapai tujuan belajar, pendidik hendaknya benar-benar menguasai cara-cara dalam merancang belajar agar peserta didik mampu belajar optimal.Pembelajaran terjemahan dari kata instruction yang berarti self instruction (dari internal) dan external instruction (dari eksternal). Pembelajaran yang bersifat eksternal antara lain berasal dari pendidik yang disebut teaching atau pengajaran. Disini prisip-prinsip belajar dengan sendirinya berubah menjadi prinsip-prinsip pembelajaran. Prinsip tersebut biasanya berupa aturan atau ketentuan dasar yang apabila dilakukan secara konsisten, sesuatu yang ditentukan itu akan efektif atau sebaliknya. Prinsip pembelajaran yaitu aturan/ketentuan dasar dengan sasaran utama adalah perilaku pendidik. Pembelajaran yang berorientasi bagaimana perilaku pendidik yang efektif, beberapa teori belajar mendeskripsikan pembelajaran sebagai berikut:
1)      Usaha pendidik membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan, agar terjadi hubungan stimulus (lingkungan) dengan perilaku peserta didik.
2)      Cara pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpikir agar memahami apa yang dipelajari.
3)      Memberikan kebebasan pada peserta didik untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya.
Pembelajaran berorientasi pada bagaimana peserta didik berperilaku, memberikan makna bahwa pembelajaran merupakan suatu kumpulan proses yang bersifat individual, yang merubah stimuli dari lingkunan seseorang ke dalam sejumlah informasi, yang selanjutnya dapat menybabkan adanya hasil belajar dalam bentuk ingatan jangka panjang. Hasilnya dapat memberi kemampuan peserta didik untuk melakukan berbagai penampilan. Proses pembelajaran proses komunikasi antara pendidik dengan peserta didik atau antara peserta didik. Komunikasi itu dapat dilakukan secara verbal(lisan) dan non verbal(penggunaan meia computer dalam pembelajaran. Namun, esensi pembelajaran ditandai oleh serangkaian kegiatan komunikasi. Aktivitas komunikasi itu juga dapat dilakukan secara mandiri yaitu ketika peserta didik melakukan aktivitas belajar mandiri, seperti mengkaji buku, melakukan kegiatan di laboratorium menyelesaikan proyek inkuri, dan dapat pula berkelompok seperti halnya proses pembelajaran di kelas. Keuntungannya yaitu peserta didik (self-learner) pada akhirnya mampu menggunakan keterampilan dan strategi pengelolaan belajar mandiri.Dapat disimpulkan bahwa secara umum pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik. Pembelajaran bertujuan membantu siswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku siswa yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan perilaku.Pembelajaran dapat efektif apabila mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan sesuai dengan indikator pencapaian. Untuk mengetahui bagaimana memperoleh hasil yang efektif dalam proses pembelajaran, maka sangat penting untuk mengetahui cirri-cirinya. Adapun Pembelajaran yang efektif dapat diketahui dengan ciri:
  1. Belajar secara aktif baik mental maupun fisik. Aktif secara mental ditunjukkan dengan mengembangkan kemampuan intelektualnya, kemampuan berfikir kritis. Dan secara fisik, misalnya menyusun intisari pelajaran, membuat peta dan lain-lain.
  1. Metode yang bervariasi, sehingga mudah menarik perhatian siswa dan kelas menjadi hidup.
  1. Motivasi guru terhadap pembelajaran di kelas. Semakin tinggi motivasi seorang guru akan mendorong siswa untuk giat dalam belajar.
  1. Suasana demokratis di sekolah, yakni dengan menciptakan lingkungan yang saling menghormati, dapat mengerti kebutuhan siswa, tenggang rasa, memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar mandiri, menghargai pendapat orang lain.
  1. Pelajaran di sekolah perlu dihubungkan dengan kehidupan nyata.
  1. Interaksi belajar yang kondusif, dengan memberikan kebebasan untuk mencari sendiri, sehingga menumbuhkan rasa tanggung jawab yang besar pada pekerjaannya dan lebih percaya diri sehingga anak tidak menggantungkan pada diri orang lain.
  1. Pemberian remedial dan diagnosa pada kesulitan belajar yang muncul, mencari faktor penyebab dan memberikan pengajaran remedial sebagai perbaikan, jika diperlukan.
  B.     Komponen-Komponen Pembelajaran
1.      Tujuan
Secara eksplisit tujuan pembelajaran yang diupayakan adalah instructional effect, biasanya berupa kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dimaksudkan untuk mempermudah dalam menentukan kegiatan pembelajaran yang tepat diharapkan setelah PBM (Proses Belajar Mengajar) akan memeperoleh hasil belajar dan dampak pengiring berupa kesadaran akan sifat, pengetahuan, tenggang rasa, kecermatan dalam bahasa, dsb.2.      Subyak Belajar
Merupakan komponen utama, karena berperan sebagai subyek dan obyek. Sebagai subyek karena peserta didik adalah individu yang melakukan PBM. Sebagai obyek karena kegiatan pembelajaran diharapkan dapat mencapai perubahan perilaku pada diri subyek belajar.
3.      Materi pelajaran
Merupakan komponen utama dalam proses pembelajaran, karena materi pelajaran akan member warna dan bentuk dari kegiatan pembelajaran. Materi pelajaran dalam system pembelajaran disusun dalam silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan buku sumber.4.      Strategi Pembelajaran
Adalah pola umum untuk mewujudkan proses pembelajaran yang diykini efektivitsnya untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk menentukan dalam strategi pemblajaran yang tepat, pendidik harus mempertimbangkan tujuan, karakteristik peserta didik, materi pelajaran supaya berfungsi secara maksimal.5.      Media Pembelajaran
Alat/wahana yang digunakan pendidik dalam proses pembelajarn untuk membantu penyampaian pesan pembelajaran. Berfungsi untuk meningkatkan peranan strategi pembelajran yang merupakan komponen pendukung dalam strategi pembelajran disamping komponen metode.6.      Penunjang
Berupa fsilitas belajar, buku sumber, alat pelajaran, bahan pelajaran dan semacamnya. Berfungsi untuk memperlancar, melengkapi, dan mempermudah terjadanya proses pembelajaran. C.      Prinsip-Prinsip Pembelajaran
1.      Prinsip pembelajaran bersumber dari teori behavioristik (Hartley dan Davies, 1978)
Pembelajran yang dapat menimbulkan proses dengan baik apabila :a.       Peserta didik berpartisipasi secara aktif
b.      Materi disusun dalam bentuk unit-unit kecil dan diorganisir secara sistematis dan logis
c.       Tiap respon peserta didik diberi balikan dan disertai penguatan
2.      Prinsip pembelajaran bersumber dari teori kognitif
Pembelajaran akan bermakna apabila :a.       Menekankan akan makna dan pemahaman
b.      Mempelajari materi tidak hanya proses mengulang, tetapi perlu adanya proses transfer
c.       Menekankan adanya pola hubungn seperti bahan dan arti, atau bahan yang telah diketahui dengan struktur kognitif
d.      Menekankan pembelajaran prinsip dan konsep
e.       Menekankan struktur disiplin ilmu dan struktur kognitif
f.       Obyek pembelajaran seperti apa adanya dan tidak disederhanakan dalam bentuk eksperimen dalam situasi laboratories
g.      Menekankan pentingnya bahasa sebagai dasar pikiran dan komunikasi
h.      Perlunya memanfaatkan pengajaran, perbaikan yang lebih bermakna
3.      Prinsip pembelajaran Humanisme
Menurut teori humanistic belajar adalah memanusiakan manusia. Pengalaman dan aktivitas peserta didik merupakan prinsip penting dalam pembelajaran humanistic.4.      Prinsip pembelajaran dalam RAngka Pencapaian Ranah Tujuan
Ranah tujuan pembelajaran dibedakan :a.       Prinsip pengaturani kegiatan kognitif : pembelajaran hendaknya memperhatikan bagaimana mengatur kegiatan kognitif yng efisien. Contohnya dalam pemecahan suatu masalah individu alur fikir secara sistematis dan dapat mengontrol kegiatan kognitifnya.
b.      Prinsip pengaturan kegiatan afektif
Kegiatan afektif perlu memperhatikan dan mengaplikasikan tiga pengaturan kegiatan afektif, yaitu :Ø  Conditioning yaitu perilaku pendidik yang berpengaruh terhadap rasa senang atau rasa benci terhadap pendidik.
Ø  Behavior modivication yaitu pemberian penguatan seketika,
Ø  Human model yaitu contoh berupa orang yang dikagumi dan dipercaya para peserta didik.
c.       Prinsip pengaturan kegiatan psikomotorik
Mementingkan faktor latihan, penguasaan prosedur gerak gerik, dan prosedur koordinasi anggota badan untuk itu diperlukan pembelajaran kognitif.5.      Prinsip Pembelajaran Konstruktivisme
Belajar adalah proses aktif peserta didik dalam mengkonstruksi arti, wahana, dialog, pengalaman fisik dalam proses belajar tersebut trjadai proses asimilasi yang menghubungkan pengalaman atau informasi yang sudah dipelajari. Prinsip yang Nampak adalah:a.       Pertanyaan dan konstruksi jawaban peserta didik adalah penting
b.      Pendidik lebih bersikap interaktif dan berperan sebagai fasilitator dan mediator dalam PBM
c.       Program pembelajaran dibuat bersama peserta didik agar mereka benar-benar terlibat dan bertanggung jawab ( konstrak pembelajaran).
6.      Prinsip Pembel;ajaran Bersumber dari azas mengajar
Keberhasilan mengajar perlu diukur dari bagaimana partisipasi peserta didik dalam PBM. Dan seberapa hasil yang dicapai. Maka timbulah azas-azas mengajar yaitu suatu kaidah bagi pendidik dalam bertingkah laku mengajar agar lebih berhasil.a.       Mandigers
Dalam mengajar pendidik perlu memperhatikan :Ø  Prinsip aktivitas mental : belajar adalah aktivitas mental oleh karena itu pembelajaran hendaknya dapat menimbulkan aktivitas mental.
Ø  Prinsip menarik Perhatian : Belajar penuh dengan perhatian pada bahan yang di pelajari maka hasil belajar akan meningkat sebab dengan perhatian ada konsentrasi dan tidak lekas rupa.
Ø  Prinsip penyesuaian pengembangan peserta didik
Peserta didik lebih tertarik perhatiannya bila bahan pelajaran disesuaikan dengan perkembangan subyek belajar.Ø Prinsip Apersepsi : prinsip ini memberikan petunjuk bahwa dalam mengajar pendidik hendaknya mengaiytkan materi yang akan dipelajari dengan yang sudah diketahui
Ø Prinsip peragaan : memberikan pedoman bahwa dalam mengajar hendaknya digunakan alat peraga.
Ø Prinsip Aktifitas Motorik : mengajar hendaknya dapat menimbulkan aktifitas motorik para subyek belajar.
Ø Prinsip Motivasi : adalah dorongan yang ada dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu dalam rangka mengetahui kebutuhan.
Prinsip prinsip tersebut dalam pelaksanaannya hendaknya dilakukan secara integral. Proses belajar yang demikian itu akan terwujud bila ada dukungan dari keadaan peserta didik.b.      Marsell
Marsell (1954) mengemukakan bahwa pembelajaran yang sukses perlu memperhatikan prinsip-prinsip belajar berikut :Ø  Prinsip Konteks : dilaksankan dengan cara pendidik menciptakan macam-macam hubungan dengan bahan pelajaran.
Ø  Prinsip Fokus : dilaksanakan dengan cara pendidik dalam membahas dan menjelaskan materi suatu pokok bahasan tertentu perlu adanya materi pokok bahasan sebagai pusat pembahasan.
Ø  Prinsip sekuens : bahwa materi pengajaran hendaknya disusun secara urut, sistematis, logis, sehingga mudah dipelajari.
Ø  Prinsip Evaluasi : menekankan pendidik dalam mengajar tidak boleh meninggalkan kegiatan evaluasi.
Ø  Prinsip Individualisasi : diwujudkan dalam bentuk pendidik dalam mengajar memperhatikan adanya perbedaan individu para peserta didik.
Ø  Prinsip Sosialisasi : menekankan pendidik dalam mengajar hendaknya dapat menciptakan suasana belajar yang menimbulkan adanya saling kerja sama antar peserta didik dalam mengatasi masalah belajar.
Dalam prakteknya ke enam prinsip tersebut dilaksanakan secara proposional sesuai tujuan pembelajran, karakteristik peserta didik dan komponen lainnya.. 
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian pelaksanaan oleh guru dan siswa atas dasar hubungan timbal-balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa ini merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses pembelajaran.Secara umum pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik. Pembelajaran bertujuan membantu siswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan pengalaman itu tingkah laku siswa yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan perilaku.Pembelajaran sebagai suatu system, maka di dalam prosesnya melibatkan berbagai komponen. Komponen-komponen tersebut adalah tujuan, subyek belajar, materi pelajaran, strategi pembelajaran, media pembelajaran, evaluasi dan penunjang.Prinsip belajar yang mendasari pembelajaran orang dewasa diantaranya yaitu:a.       Prinsip pembelajaran yang bersumber dari teori behavioristik.
b.      Prinsip pembelajaran yang bersumber dari teori kognitif.
c.       Prinsip pembelajaran yang bersumber dari teori humanisme.
d.      Prinsip pembelajaran dalam rangka pencpaian ranah tujuan.
e.       Prinsip pembelajaran konstruktivisme.
f.       Prinsip pembelajaran bersumber dari azas mengajar.
 B.     Saran
Diharapkan setiap pendidik dalam mengajar dan mendidik peserta didik mampu menciptakan suasana belajar yang kondusif, optimal dan menyenangkan agar proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif sehingga tujuan pembelajaran prestasi dapat dicapai dengan maksimal. DAFTAR PUSTAKA ·         http://makalahmajannaii.blogspot.com/2012/02/hakikat-pembelajaran-efektif.html. Diunduh pada: 28 Maret 2013.
·         http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2129621/pembelajaran-efektif.html. Diunduh pada: 28 Maret 2013.
·         Rifa’i, Achmad, 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
                   

4 komentar: