Kelompok III :
1.
Afifah Turohmah 1201412001
2.
Bravo Ihsanudin H 1201412019
3.
Wahyu Tri Handayani 1201412018
4.
Mar’atus Sholihah Isnaini 1201412021
5.
Yudi Siswanto 1201412024
RANGKUMAN
Proses Pekerjaan Sosial
Proses pekerjaan sosial menurut
para ahli :
A. Dean H.Hepworth
dan Jo Ann Larsen (1982)
C.
Lawrence M Bremmer (1998)
D. Karen K
Kirst-Ashman and Graftorn H Hull, JR
(1993)
E.
Mary Richmond (1918)
Secara sederhana, proses
pemecahan masalah sosial dapat digambarkan sebagai berikut :
Kerangka
model analisis dan pemecahan masalah sosial
Berikut
kerangka proses pemecahan masalah dan proses timbulnya permasalahan jika dalam
bentuk matrik :
Proses pemecahan masalah
|
||||
Proses permasalahan
|
Studi
(sosial)
|
Assessment
(diagnosis)
|
Treatment
|
|
Cause (s)
|
1
|
4
|
7
|
|
Social problem
|
2
|
5
|
8
|
|
Effect
|
3
|
6
|
9
|
Evaluasi
Dari kolom diatas terdapat 9 sel
yang merupakan paduan dari proses permasalahan dan proses pemecahan masalah
sosial. Dimana setiap kolom berisikan statement
yang masing-masing berbeda dengan isi dari sel lainya.
Dengan demikian terdapat Sembilan
isyu (persoalan) yang akan dibahas :
1.
Studi sosial à
Cause (s)
Mengkaji mengenai penyebab timbulnya
permasalahan dengan menyediakan data dan fakta yang memperjelas penyebab
permasalahan.
2.
Studi sosial à
Social Problem
Tahap pemahaman terhadap
permasalahan yang timbul dari sebab yang ditimbulkan sebelumnya dengan
menyediakan data dan fakta mengenai permasalahan sosial.
3.
Studi sosial à
Effect
Tahap pengkajian terhadap
akibat-akibat yang timbul dari permasalahan sosial, akibat ini dapat berupa
data dan fakta mengenai akibat-akibat baik sosial,kejiwaan atau fisik yang
mengganggu fungsionalitas manusia.
4.
Assessment
(diagnosis) à
Cause (s)
Mengkaji dan menilai mengapa
penyebab-penyebab persoalan tersebut muncul, kemudian langkah apa yang akan
diambil untuk memutuskan permasalahan tersebut.
5.
Assessment
(diagnosis) à
Social Problem
Mengkaji dan menilai , kemudian
menentukan langkah-langkah apa yang dapat diambil agar permasalahan tidak
meluas atau menyebar pada setiap lapisan masyarakat.
6.
Assessment
(diagnosis) à
Effect
Menilai, mengkaji dan menentukan
langkah-langkah untuk mengatasi efek yang ditimbulkan dari permasalahan sosial.
Serta menentukan apa dan siapa saja yang akan dilibatkan dalam mengatasi
akibat-akibat sosial, mental, dan fisik yang telah mengganggu fungsionalitas
masyarakat.
7.
Treatment à
Cause (s)
Mengatasi penyebab berarti
menyediakan langkah-langkah atau cara-cara untuk mencegah timbulnya lagi
permasalahan.
8.
Treatment à
Social Problem
Menyediakan langkah-langkah atau
cara-cara untuk menghambat perluasan permasalahan sosial yang telah terjadi
agar tidak lagi timbul permasalahan. Pada bagian ini kegiatannya bersifat
pengembangan (development), sokongan
(supportive), atau pemberdayaan (empowerment).
9.
Treatment à
Effect
menyediakan langkah-langkah atau
cara-cara untuk mengatasi/memperbaiki akibat-akibat atau kerusakan secara
sosial.,mental, maupun fisik yang mana telah mengganggu kemampuan manusia
mewujudkan fungsionalitasnya. Pada tahap ini kegiatan-kegiatannya lebih
bersifat penyembuhan (curative) dan
perbaikan (rehabilitative).
Kesembilan
bagian diatas saling berkaitan satu dengan yang lain, sehingga dalam proses
analisis perlu mempertimbangkan berbagai sel lain yang berpengaruh. Ketajaman
analisis akan ditentukan oleh penguasaan pengetahuan dan kepekaan dalam membaca
persoalan.
Beberapa konsep yang perlu dikuasai, sebelum konsep
baru sebelumnya, adalah sebagai berikut:
Evalusi
dan Terminasi
evaluasi dan terminasi merupakan konsep yang berbeda namun saling berkaitan sebagaimana tahapan konsep. Evaluasi merupakan suatu cara untuk menentukan apakah sasaran dan tujuan pekerjaan sosial sudah tercapai atau belum. Terminasi adalah penghentian relasi formal atau hubungan pelayanan terhadap klayan sesuai dengan kontrak yang telah disetujuai bersama.
Bagan
: Proses Pekerjaan sosial
Evaluation
Assesment Plan Of Treatment Treatment Action Evaluasi dan Terminasi
|
Pembahasan
Evaluasi yang dilakukan
setelah asesmen adalah untuk melihat apakah sebuah informasi yang dibutuhkan
sudah terkumpul atau belum, yaitu terkait dengan ketepatan makna informasidan
situasi organisasi pelayanan. Setelah merancang rencana kegiatan (planning)
maka perlu dilakukan evaluasi yaitu untuk menentukan apakah rencana kegiatan
sudah lengkap dan layak.kemudian evaluasi dilakukan lagi untuk menentukan
sekiranya tujuan-tujuan yang diinginkan telah tercapai atau belum.
Akuntabilitas
Terdapat 2 jenis
komponen akuntabilitas : efisiensi dan efektifitas
1. Efisiensi
menunjuk pada sumber daya (dana, tenaga, dan pemikiran) yang dipergunakan.
2. Efektifitas
berkaitan dengan apakah pelayanan yang dilakukan mencapai tujuan yang
diinginkan atau tidak.
Jenis-Jenis
Evaluasi
Merencanakan
evaluasi saat mengembangkan suatu plan of treatment merupakan suatu cara untuk
memastikan bahwa rencana kegiatan yang dilakukan hasilnya cukup memberi
informasi maksimal bagi pekerja sosial, klien dan badan pengembangan
masyarakat. Seandainya suatu informasi telah diperoleh pada saat sebelum proses
kegiatan pekerjaan sosial dimulai, maka tentunya akan memiliki peluang yang
lebih baik.
Dalam
rangka merencanakan efektivitas dan efisiensi evaluasi, suatu pemahaman
terhadap beragam jenis evaluasi dan sejumlah cara melakukan evaluasi akan lebih
bermanfaat. Evaluasi umumnya terdiri dari:
1. Summative
evaluation berkaitan dengan hasil efektifitas, untuk melihat hasil akhir.
2. Formative
evaluation berkenaan untuk melihat proses pekerjaan, bagaimana setiap tahapan
kegiatan dilakukan berjalan dengan baik atau tidak; yang berpengaruh terhadap
hasil akhir.
Teknik-Teknik
Mengevaluasi
1. Mencatat
/Merekam data
Pencatatan proses adalah sebuah
laporan naratif pada seluruh kejadian saat kontak awal dengan seorang klien,
termasuk perasaan dan pemikiran pekerja sosial terhadap apa yang terjadi.
Suatu jenis pencatatan kontemporer
(terkini) adalah problem-oriented record, yang bisa ditemukan dalam seting
perawatan kesehatan yang tidak hanya digunakan oleh para pekerja sosial tetapi
juga oleh para profesional perawatan kesehatan lainnya.
Catatan berorientasi –persoalan
terdiri dari empat bagian:
1. Sebuah
data dasar: yang berisikan informasi berkaitan dengan klien dan pekerja klien.
2. Sebuah
daftar persoalan/masalah yang berisikan pernyataan permasalahan dan asesmen
yang dilakukan staf.
3. Rencana
dan tunjuan berkaitan dengan permasalahan yang telah diketahui.
4. Catatan
tindak lanjut mengenai apa yang telah dilakukan dan hasil-hasil kegiatannya.
2. Penelitian
Evaluatif
Penelitian
evaluatif berkaitan dengan pengumpulan data yang akan digunakan untuk
mengembangkan suatu program yang lebih baik lagi. Sejumlah adat yang diperlukan
antara lain:
Ø Mengukur
kepuasan klien;
Ø Mengukur
keberhasilan pencapaian suatu tujuan tertentu dengan sampel klian terpilih;
Ø Mengukur
efektifitas biaya;
Ø Menentukan
adanya kebutuhan yang perlu segera dipenuhi;
Ø Usaha
dan kepuasan para petugas, dan
Ø Sikap
masyarakat terhadap program atau kegiatan lembaga.
Teknik
pengumpulan data yang digunakan, antara lain wawancara penelitian, kuesioner,
danpengamatan.
Tahap
akhir dari proses pekerja sosial adalah terminasi atau ending stoge. Terminasi
telah direncanakan sejak awal kerjasama antara pekerja sosial dengan klien,
antara praktikan dengan badan pelayan sosial. Suatu hubungan pekerja sosial
yang memfokuskan pada pemenuhan kebutuhan klien berakhir (terminate) ketika
kebutuhan tersebut telah terpenuhi.
Allen Pincuss and Anne Minahan (1973)
mengemukakan bahwa sedikitnya terdapat tiga komponen utama proses terminasi:
Ø Disengagement:
melepaskan diri baik secara keterlibatan kegitan, perasaan dan kerjasama.
Ø Stabilization
of Change: memantapkan perubahan-perubahan yang telah dicapai bersama.
Ø Evaluation:
komponen ini tidak hanya pada terminasi tetapi seluruh tahapan proses pekerjaan
sosial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar