Dalam pendekatan andragogik, peranan
pendidik dalam proses pembelajaran adalah sebagai fasilitator. Tugas
fasilitator yaitu sebagai pembimbing belajar, model pemecahan masalah,
katalisator yang memprakarsai proses belajar, pembantu di dalam proses belajar.
Langkah-langkah dalam proses pembelajaran
orang dewasa umumnya mencakup kegiatan-kegiatan berikut :
1. Kegiatan Pendahuluan
Berfungsi untuk menciptakan suasana
belajar yang berdampak pada motivasi dan perhatian partisipan terhadap
tugas-tugas belajar yang akan diikuti.
a. Menciptakan iklim belajar yang kondusif
Menciptakan
iklim belajar agar partisipan senang dan termotivasi untuk belajar. Iklim
belajar yang kondusif dipengaruhi oleh tata ruang, fasilitas belajar, dan
hubungan antar manusia. Cara untuk menumbuhkan motivasi belajar yaitu :
§ Menunjukkan kehangatan dan semanagat.
§ Menimbulkan rasa ingin tahu atau
penasaran.
§ Mengemukakan gagasan yang bertentangan.
§ Memperhatikan minat partisipan.
b. Memberi acuan belajar
Acuan
belajar dapat dilakukan dengan empat cara, yaitu :
§ Mengemukakan tujuan dan batas-batas
tugas.
§ Menyarankan langkah-langkah yang akan
ditempuh.
§ Mengingatkan masalah pokok yang akan
dibahas.
§ Mengajukan pertanyaan pemicu belajar.
c. Membuat kaitan atau jalinan konseptual
Pembelajaran
akan lebih bermakna apabila pengalaman lama dan pengalaman baru saling
bersesuaian satu sama lain. Pada kegiatan pendahuluan fasilitator dapat membuat
kaitan antar materi pembelajaran dengan cara :
§ Menyampaikan pertanyaan apersepsi,
mengenai materi pembelajaran lama yang telah dipelajari sebelumnya.
§ Merangkum materi pembelajaran yang lama,
untuk memetaka materi yang telah dipelajari oleh partisipan.
2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti dalam pembelajaran
adalah tergantung pada teknik pembelajaran yang akan digunakan. Apabila teknik
pembelajaran telah digunakan, maka pendidik hendaknya :
a. Memberikan bimbingan belajar
Teknik pemberian bimbingan belajar
yang biasa dilakukan yaitu memberikan kesempatan partisipan untuk mengajukan
beberapa pertayaan. Tugas utama pendidik adalah sebagai narasumber.
b. Memberikan balikan
Balikan merupakan jawaban yang
bersifat mengoreksi atas jawaban yang disampaikan oleh partisipan.
3. Kegiatan Penutup
Pendidi hendaknya mampu mengontrol
seluruh partisipan. Dalam rangka menutup pembelajaran, ada tiga kegiatan pokok
yang seyogyanya dilakukan oleh pendidik, yaitu :
a. Mengkaji kembali
Kegiatan ini digunakan untuk
mengecek apakah materi pembelajaran yang telah dipelajari oleh partisipan telah
memenuhi tuntutan andragogik sebagaimana yang diisyaratkan dalam tujuan
pembelajaran, maka pada akhir pembelajaran perlu diadakan pengkajian kembali.
b. Evaluasi hasil belajar
Salah satu indikator keberhasilan
pembelajaran adalah ketercapaian tujuan pembelajaran oleh partisipan. Evaluasi
hasil belajar dapat dilakukan antara lain dengan cara :
J Mendemonstrasikan keterampilan.
J Menerapkan gagasan baru ke dalam situasi
nyata.
J Mengemukakan pendapat sendiri.
J Menjawab tes secara tertulis.
c. Memberikan tindak lanjut
Berfungsi sebagai jembatan
penghubung materi dan pengalaman pembelajaran yang diperoleh dengan pengalaman
yang akan datang. Peran pendidik adalah memantau kegiatan partisipan dengan
cara memberikan kesempatam melaporkan hasil tugas belajarnya.
2.2
Prosedur Pembelajaran Kelompok Besar
Semua partisipan dalam satu kelompok
dianggap memiliki kebutuhan, kemampuan dan kecepatan belajar yang sama dan
karena itu diperlakukan secara sama. Sistem pembelajaranya selama ini
memungkinkan partisipan menghayati kehidupan sosial yang lebih luas. Dalam
pembelajaran kelompok besar umumnya dilakukan dengan ceramah. Dan pembelajaran
kelompok besar cenderung menunjukkan komunikasi satu arah.
Pembelajaran kelompok besar akan
efektif apabila :
a. Menyajikan materi yang belum pernah
dikenali oleh paertisipan.
b. Isi pembelajaran tidak tersedia untuk
pembelajaran kelompok kecil.
c. Terdapat materi pengayaan.
d. Terdapat pembicara tamu.
e. Menggunakan media audio visual ataupun
transparansi.
f. Pendidik disamping ceramah juga
memberikan pengayaan.
g. Menggunakan berbagai teknik evaluasi.
Beberapa
prinsip yang perlu diperhatikan di dalam menggunakan kelompok besar, yaitu :
a. Tujuan pembelajaran hendaknya dirumuskan
dengan baik. Beberapa faktor yang patut dipertimbangkan didalam merumuskan
tujuan yaitu kemampuan partisipan, ketersediaan ruang belajar, media
pembelajaran, sumber belajar, dan faktor yang relevan.
b. Pembelajaran hendaknya mencakup
kebutuhan dan minat, serta memberikan peluang kepada partisipan untuk melakukan
uji coba dalam rangka menggali kebutuhan dan minat baru.
c. Pembelajaran kelompok besar hendaknya
menyajikan berbagai materi pembelajaran secara seimbang antara teori dan
praktek.
d. Materi pembelajaran hendaknya dibatasi
sesuai dengan kebutuhan dan minat partisipan.
e. Materi pembelajaran hendaknya dibatasi
sesuai dengan tujuan yang dapat dicapai dalam waktu tertentu.
f. Materi pembelajaran dapat dideskripsikan
sesuai dengan bidang-bidang pengetahuan atau sesuai dengan masalah-masalah
fungsional yang akan dipecahkan.
g. Materi pembelajaran hendaknya dipilih
sesuai dengan perkembangan mutakhir yang terjadi di masyarakat.
h. Kegiatan pembelajaran kelompok besar
hendaknya diikuti oleh Tanya jawab, diskusi, ataupun praktek agar partisipan
memperoleh pemahaman yang kommmprehensif tentang materi pembelajaran yang
disajikan.
i.
Peentuan
pembelajaran kelompok besar hendaknya sesuai dengan gaya belajar dan minat
partisipan.
2.3
Prosedur Pembelajaran
Kelompok Kecil dan Perseorangan
Pembelajaran Kelompok Kecil
dan Perseorangan.
1. Pengertian
Secara fisik
pembelajaran kelompok kecil ditandai oleh terbatasnya jumlah partisipan yang
dihadapi oleh pendidik, yakni berkisar antara 3-8 orang, dan untuk pembelajaran
perseorangan adalah seorang partisipan. Pendidik menghadapi banyak kelompok dan
partisipan yang masing-masing memiliki keempatan untuk bertatap muka secara
kelompok dan perseorangan. Hubungan ini diwanai oleh hakikat pembelajaran
kelompok kecil dan preorangan, yaitu:
a. Terjadinya hubungan interpersonal yang
sehat dan akrab dapat terjadi antara pendidik dan partisipan, atau antar
partisipan. Interaksi terjadi antara pendidik dan partisipan dan partisipan
dengan partisispan.
b. Partisipan belajar sesuai dengan
kecepatan, cara, kemampuan, dan minatnya sendiri.
c. Partisipan mendapat bantuan dari
pendidik sesuai dengan kebutuhannya.
d. Partisispan diibaratkan di dalam
menentukan cara-cara belajar yang akan ditempuh, materi dan alat yang akan
digunakan, dan tujuan yang ingin dicapai.
Berdasarkan pada
gambaran hubungan interpersonal itu, maka tidak semua partisipan yang belajar
sendiri ataupun yang belajar di dalam kelompok kecil dapat dikatakan berada di
dalam suasana pembelajaran kelompok kecil ataupun perseorangan. Untuk mencapai
ke arah hubungan interpersonal dalam pembelajaran, seorang pendidik harus lebih
banyak sebagai:
1) Organisator kegiatan pembelajaran;
2) Sumber iformasi bagi partisipan;
3) Pendorong partisipan untuk belajar;
4) Penyedia materi dan kesempatan belajar
partisipan;
5) Pendiagnosis kesulitan belajar
partisipan dan memberikan bantuan yang seuai dengan kebutuhannya; dan
6) Ikut serta menyumbangkan pendapat untuk
memecahkan maalah atau mencari suatu kesepakatan sebagaimana seperti yang
dilakukan oleh partisipan.
2. Model-model Pengorganisasian
Pengorganisaian
pembelajaran kelompok kecil atau perseorangan adalah bervariasi. Variasi
pembelajaran itu harus disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai, hakikat
materi, kemampuan parisipan, kemampuan pendidik di dalam mengelola pmbelajaran,
dan fasilitas yang tersedia. Berikut disajikan variasi pembelajaran kelompok
kecil dan perseorangan:
a. Model A
Pembelajaran
diawali dengan pertemuan kelompok besar untuk memberikan informasi dasar,
penjelasan tentang tugas yang akan dikerjakan, dan hal-hal lain yang dianggap
perlu. Dalam model ini setelah pertemuan kelompok besar, partisipan diberi kesempatan
untuk memilih: (a) bekerja dalam kelompok, atau (b) bekerja secara persorangan.
Apabila waktu pembelajaran akan berakhir, pembelajaran sebaiknya diakhiri
dengan pertemuan kelompok besarkembali sebagai arena untuk berbagai pengalaman,
laporan, atau pengukuran hasil kerja.
b. Model B
Pembelajaran diawali dengan pengarahan
di dalam kelompok besar, yang mungkin meliputi informasi dasar, perundingan
tentang tugas yang akan dikerjakan, cara kerja, dan sebagainya. Setelah itu
partisipan langsung bekerja dalam kelompok kecil melaksanakan kontrak belajar
yang dibuat bersama dengan pendidik sampai waktu yang ditetapkan berakhir.
Laporan kelompok diserahkan kepada pendidik.
c. Mode C
Pembelajaran diawali dengan pengarahan
atau informasi dalam kelompok besar. Kemudian partisipan langsung bekerja
secara perseorangan, dan selanjutnya bergabung dalam kelompok-kelompok kecil
untuk mengolah hasil yang telah dicapai. Pada akhir pertemuan, setiap kelompok
menyerahkan hasilnya kepada pendidik.
d. Model D
Pembelajaran dimulai dari kelompok
besar, kemudian partisipan langsung belajar secara perseorangan sampai batas
waktu yang ditetapkan berakhir. Setiap partisipan belajar sesuai dengan kontrak
yang telah dibuatnya bersama pendidik dan melaporkan hasilnya kepada pendidik.
3. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan
Agar dapat
menggunakan kelompok kecil dan perseorangan secara efektif, ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan oleh pendidik, antara lain :
a. Bagi pendidik yang telah terbiasa dengan
pembelajaran kelompok besar (klasikal), sebaiknya mulai dengan pembelajaran
kelompok kecil, kemudian secara bertahap kepada pembelajaran secara perorangan.
b. Tidak semua materi pembelajaran dapat
dipelajari secara efektif dalam kelompok kecil maupun perseorangan. Hal-hal
yang bersifat seperti pengarahan, informasi umum sebaiknya disampaikan dalam
kelompok besar.
c. Dalam pembelajaran kelompok kecil,
langkah pertama yang harus dikerjakan oleh pendidik adalah mengorganisir
partisipan, sumber belajar, materi, ruangan, dan waktu yang diperlukan.
d. Kegiatan pembelajaran kelompok kecil
yang efektif diakhiri dengan suatu kulminasi yang dapat berupa rangkuman,
pemantapan, laporan, dan sebagainya yang semuanya itu memungkinkan partisipan
saling belajar.
e. Dalam pembelajaran perseorangan pendidik
sangat perlu mengenal partisipan secara pribadi, sehingga kondisi belajar dapat
diatur dengan tepat.
f. Kegiatan pembelajaran dapat berupa
belajar bebas dngan bahan yang telah siap pakai, seperti modul, paket belajar,
belajar sendiri dengan jadwal yang telah disiapkan sendiri, dan dapat pula
belajar dalam kelompok kecil.
4. Keterampilan-keterampilan yang perlu
dimiliki oleh pendidik
Secara
principal keterampilan yang dimiliki meliputi: mengadakan pendekatan pribadi,
mengorganisir kelompok, membimbing dan memudahkan belajar, dan merencanakan dan
melaksanakan pembelajaran.
a. Keterampilan mengadakan pendekatan
pribadi
Salah satu prinsip pembelajaran kelompok
kecil dan perseoranga adalah terwujudnya hubungan akrab dan sehat antara
pendidik dan partisipan. Hal ini terwujud apabila memiliki keterampilan
komunikasi antar pribadi (interpersonal communication). Komunikasi ini
memungkinkan pendidik menciptakan suasana hangat, saling menghormati, dan
saling menghargai, sehingga partisipan merasa benar-benar bebas dan leluasa
mengemukakan semua pikiran dan permasalahan yang dihadapi. Partisipan merasa
yakin bahwa pendidik siap mendengarkan dan mempertimbangkan segala pendapatnya
dan akan membantu memecahkan masalahnya. Suasana ini akan tercipta apabila
pendidik:
·
Menunjukkan
kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan partisipan.
·
Mendengarkan
secara simpatik dan mengelola seluruh gagasan yang dikemukakan oleh partisipan.
·
Memberikan
respon yang positif terhadap buah pemikiran partisipan.
·
Membangun
hubungan saling menghormati,menghargai, dan mempercayai.
·
Menunjukkan
kesiapan membantu partisipan tanpa kecenderungan untuk mendomonasi ataupun
mengambil alih tugas partisipan.
·
Menerima
perasaan partisipan dengan penuh pengertian dan keterbukaan.
·
Berusaha
mengendalikan situasi sehingga partisipan merasa aman, penuh pemahaman, merasa
dibantu, dan merasa menemukan alternative pemecahan masalah yang dihadapinya.
b. Keterampilan mengorganisir
Ketika
kegiatan belajar sedang berlangsung, peran pendidik adalah sebagai organisator
yang mengatur dan membantu kegiatan dari awal sampai akhir. Keterampilan yang
perlu dimiliki bagi seorang pendidik dalam ini adalah:
1) Memberikan orientasi umum tentang
tujuan, tugas, atau masalah yang akan dipecahkan sebelum kelompok atau individu
partisipan mengerjakan berbagai kegiatan yang telah ditetapkan bersama,
2) Memvariasikan kegiatan yang mencakup
penetapan atau penyediaan ruang belajar, peralatan, cara belajar, aturan-aturan
yang perlu dilaksanakan, dan alokasi waktu untuk kegiatan.
3) Membentuk kelompok yang tepat, dalam
jumlah, tingkat kemampuan, dan lain-lain sehingga partisipan siap mengerjakan
tugas dengan sumber belajar yang telah tersedia.
4) Mengkoordinasikan kegiatan dengan cara
melihat penggunaan materi dan sumber, sehingga dapat memberikan bantuan pada
saat yang tepat,
5) Membagi-bagi perhatian pada berbagai
tugas dan kebutuhan partisipan, sehingga pendidik siap membantu partisipan yang
memerlukan,
6) Mengakhiri kegiatan dengan suatu
kulminasi yang dapat berupa laporan hasil yang dicapai oleh partisipan,
kemudian disertai penyimpulan tentang kemajuan yang dicapai oleh partisipan
dalam kegiatan terebut. Hal ini memberikan kesempatan saling belajar.
c. Keterampilan membimbing dan memudahkan
belajar
Membantu
partisipan untuk berkembang tanpa kendala psikologis. Hal ini dicapai apabla
pendidik memiliki keterampilan berikut:
1) Memberikan penguatan (reinforcement)
yang sesuai dengan bentuk, kuantitas, dan kualitas,
2) Mengembangkan supervise proses awal
yaitu yang mencakup sikap tanggap pendidik terhadap partisipan secara
perseorangan maupun keseluruhan, yang memungkinkan pendidik melihat atau
membantu apakah segala sesuatu berjalan dengan lancar dan memadai. Menekankan
kelancaran berlangsungnya segala sesuatu yang perlu dilaksanakan pada awal
kegiatan. Hal ini merupakan jaminan bagi tumbuhnya semangat dan kepercayaan
diri partisipan untuk melakukan kegiatan belajar.
3) Mengadakan supervise proses lanjut yang
memusatkan perhatian pada penekanan dan pemberian bantuan secara selektif
setelah kegiatan berlangsung beberapa lama. Interaksi antara pendidik dan
partiipan dapat berupa:
·
Memberikan
bimbingan tambahan (tutorial) kepada partisipan tertentu,
·
Melibatkan
diri sebagai pertisipan dengan hak dan kewajiban yang sama dengan partisipan,
·
Memimpin
diskusi jika diperlukan,
·
Bertindak
sebagai katalisator yaitu meningkatkan kemampuan partisipan untuk berpikir atau
belajar melalui pertanyaan, komentar, dan saran.
4) Mengadakan supervise pemaduan.
Memusatkan perhatian pada penilaian pencapaian tujuan dari berbagai kegiatan
yang telah dilakukan dalam rangka menyiapkan pelaksanaan rangkuman dan
pemantapan yang pada akhirnya memungkinkan partisipan saling belajar, dan
memperoleh wawasan secara menyeluruh tentang kegiatan tersebut.
d. Keterampilan mrencanakan dan
melaksanakan pembelajaran.
Keterampilan
ini meliputi:
a) Membantu partisipan menetapkan tujuan
belajar yang dapat dilakukan dengan diskusi atau menyediakan bahan-bahan yang
menarik yang mampu merangang partisipan untuk mencapai tujuan belajar tertentu.
b) Merencanakan kegiatan belajar bersama partisipan
yang mencakup criteria keberhasilan, langkah-langkah belajar, waktu dan kondisi
belajar.
c) Bertindak sebagai penasihat partisipan
jika diperlukan.
d) Membantu partisipan menilai kemajuan
belajarnya seniri.
2.4
Prosedur Pembelajaran Diskusi Kelompok
Diskusi
kelompok ditujukan dengan karakteristik adanya interaksi antara partisipan
dengan pendidik, dan antar partisipan. Aktivitas utama dalam diskusi kelompok
ini di pegang oleh partisipan, dan pendidik mengahadiri pertemuan setiap
kelompok. Di dalam kelompok itu juga perlu ditunjuk seorang pemimpin. Salah
satu keuntungan situasi kelompok ini adalah perbaikan hubungan antar pribadi ( interpersonal relationships ).
Kelompok
dapat menjadi latar pertemuan antara pendidik
dan partisipan untuk saling mengenal. Gagasan-gagasan yang muncul pada
pertemuan sebelumnya juga dapat digali seacara mendalam. Kesempatan untuk
berinteraksi dalam kelompok memberikan peluang untuk saling bertanya dan
mendiskusikan isi pembelajaran serta pengembangan ketrampilan interpersonal.
Pembelajaran
dalam diskusi kelompok sangat cocok untuk tujuan proses seperti yang berkaitan
dengan kepemimpinan, partisipasi di dalam kelompok, dan kesadaran sosial.
Pembelajaran diskusi kelompok memberikan peluang partisipan aktif terlibat di
dalam belajar. Mereka menentukan peranan pemimipin secara terus-menerus. Mereka
merasakan kebebasan untuk mengajukan pertanyaan yang tidak mungkin dapat
dilakukan ketika dapat berada di dalam kelompok besar.
Tugas
pendidik di dalam kegiatan pembelajaran diskusi kelompok akan semakin menarik.
Pendidik mengetahui aspek-aspek personal partisipan secara lebih intensif.
Aktifitas sebelumnya dapat dinilai melalui pengamatan dan juga ujian. Respon
ini memungkinkan pendidik memprediksikan respon masa depan partisipan dalam
situasi yang berbeda. Dari kelompok itu juga muncul data mengenai individu
partisipan yang dapat membantu mengidentifikasi masalah-masalah belajar yang di
hadapi oleh individu partisiapan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pembelajaran merupakan proses yang
melewati tiga tahap utama, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan
kegiatan penutup. Kegiatan pendahuluan dan kegiatan penutup adalah sama
pentingnya dengan kegiatan inti. Kegiatan pendahuluan merupakan tahapan untuk menentukan tingkat kemampuan partisipan dalam
mengikuti pembelajaran baru dan membangkitkan motivasi untuk belajar. Kegiatan
penutup merupakan tindakan untuk mereview atas peristiwa belajar yang baru
dilalui dan dalam rangka untuk memberikan tugas-tugas belajar untuk transfer
belajar.
Dalam setiap kegiatan pembelajaran,
apakah pembelajaran kelompok besar, kelompok kecil dan perseorangan,
pembelajaran melalui diskusi kelompok, ketiga tahapan proses pembelajaran perlu
dilakukan dengan baik. Namun demikian teknik-teknik yang diterapkan pada
masing-masing tahapan itu bervariasi sesuai dengan situasi dan kondisi
partisipan yang sedang belajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar