Pages - Menu

Minggu, 25 Agustus 2013

Mari samakan persepsi tentang Pendidikan Luar Sekolah

Assalamualaikum Wr.Wb.
Perkenalkan sobat, namaku salamah. Kamu juga bisa panggil aku salma. Karena di dunia maya aku biasa menggunakan nama itu. Ahh bagi itu sama saja. Toh tetap tidak merubah arti.
Okke, selesai perkenalan singkat. Aku ingin sedikit menyamakan persepsi dan berbagi informasi tentang jurusanku sekarang. Jurusan pendidikan luar sekolah. Hal yang pertama perlu ditekankan adalah Pendidikan Luar Sekolah itu berbeda dengan jurusan pendidikan luar biasa yang sangat erat hubungannya dengan SEKOLAH LUAR BIASA. Kenapa berbeda ? mari kita lihat tabel berikut untuk lebih jelasnya ..

Pendidikan Luar Sekolah
Pendidikan Luar Biasa
Ruang Lingkup
Mencangkup seluruh pendidikan non formal. Kursus, pelatihan, penyuluhan, pemberdayaan wanita, pendidikan orang tua ..
Termasuk bagian dari pendidikan non formal / PLS apabila proses pendidikannya tidak pada jalur pendidikan formal
Sasaran
Mencangkup semua. Anak, wanita, remaja, orang tua, orang dewasa yang kurang beruntung agar mandiri.
Fokus pada peserta didik berkebutuhan khusus. Tunarungu, tunanetra dll
Tujuan Pendidikan
Memberdayakan Masyarakat
Memberdayakan Masyarakat
Profesi
Pendidik PNF, Pengembang PNF
Pendidik peserta didik berkebutuhan khusus
Skill
Tidak dibekali skill khusus ttg berkomunikasi dengan peserta didik berkebutuhan khusus
Dibekali skill khusus ttg berkomunikasi dengan peserta didik berkebutuhan khusus
Lembaga Profesi
UPT kedinasan (pertanian, agama, sosial, dll), Lembaga Pendidikan dan Kursus, Sanggar Kegiatan Belajar, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat, Majlis Taklim dll diatur sesuai UU
Sekolah Luar Biasa (SD-SMA)

Okke, klik ya. Sepakaaat ..
Hal kedua yang harus disamakan persepsinya adalah ranahnya pendidikan luar sekolah itu luas banget. Secara sederhan Dosen saya yang sangat saya hormati Bapak Bagus Kisworo menyatakan bahwa pendidikan luar sekolah adalah segala macam bentuk pendidikan di luar kaidah pendidikan formal. Apa maksudnya ? begini, ketika kita di bangku sekolah (pendidikan formal) kita diwajibkan memakai seragam, jam dan materi pelajaran sudah ditentukan oleh pihak sekolah tanpa kita punya hak untuk mengubahnya. Segala sesuatu telah ditentukan oleh pihak sekolah. Namun dalam pendidikan non formal, kita punya hak penuh untuk memilih watu dan materi pelajaran, serta tata tertib dan ketentuan lain yang disepakati bersama antara peserta didik dan pendidik. Contoh seperti yang aku lakukan ini. Aku memposting informasi dan kau membacanya. Ini sama halnya aku berbagai informasi dan kau mendapatkan pengetahuan baru. Bukankah hal ini terjadi di luar proses pendidikan formal ? jadi ini adalah bagian pendidikan luar sekolah. Klik ya ? sepakaat ..
Dan hal ketiga yang paling utama. Bagi saya sendiri semoga bagi anda karena memang harapannya bgitu :D

Pendidikan luar sekolah adalah ladang menggarap PR Syurga. Istilah ini aku ciptakan terinspirasi dari petuah yang selalu diucapkan oleh Abai Yai Masrokhan pengasuh pondok pesantren Durrotu Ahli Sunnah Walajamaah. Pondok tempat saya nyantri sekarang. Abah selalau mengatakan Indahnya menggarap PR Syurga. Jadi saya terinspirasi bahwa ladangnya untuk menggarap PR syurga adalah ya PLS ini. Why ? mengapa demikan ? mari kita renungkan bersama. Saya pernah membaca dari suatu buku karangan Emha Ainun Najib dalam bukunya yang berjudul Jejak Tinju sang Kyai dan oleh apa yang didawuhkan oleh abah. Bahwasanya manusia yang terbaik adalah manusia wajib. Manusia wajib adalah manusia yang keberadaannya sangat bermanfaat dan sangat dibutuhkan oleh sesama makhluk hidup. Inilah sebaik-baiknya manusia. Nah seandainya kita menjadi tenaga pendidikan luar sekolah yang sebenarnya, tugas kita adalah membuat seseorang dari zero to hero. Dari yang dulunya tidak mampu mandiri menjadi mandiri. Kita bayangkan saja, anak-anak jalanan yang karena tidak punya cukup biaya jadi tidak bisa sekolah lalu kita sebagai tenaga PLS membantu mereka mengatasi masalah. Mangangkat dalam keterpurukan. Kita mendirikan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat , Taman Belajar Masyarakat, kursus keterampilan dll. Mereka dulunya buta huruf, sempit wawasannya, sedikit keterampilannya. Dengan bantuan kita mereka akhirnya punya wawasan yang luas, punya keterampilan lebih, sehingga mereka tidak saja jadi anak jalanan, pengangguran, pengemis, pengamen dll bisa saja mereka jadi pengusaha, seniman dan lain sebagainya. Bisa kita bayangkan pula, terdapat suatu keluarga yang hidupnya serba kekurangan. Suami hanya bekerja sebagai pemulung, istri tak punya keterampilan apapun, anak tidak sanggup disekolahkan, makan sehari tiga kali susah. Lalu kita menyentuhnya dengan program pemberdayaan wanita. Dengan pemberian kursus dan keterampilan yang membantu istri untuk mengangkat perekonomian keluarga. Ahh, betapa bahagia hidup kita. Jika kita dapat berguna bagi sesama. Pointnya bukan pada berapa banyak gaji yang kita terima, bukan pada seberapa banyak fasilitas dan tunjangan yang kita dapatkan, bukan pula berada pada pensiunan yang kelak mugkin kita terima. Tapi terletak pada seberapa banyak senyum dan tawa orang lain karena kita. Kuncinya cuma satu IKHLAS. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar