BAB 5
KEBUDAYAAN DAN PEMBANGUNAN
Standar Kompetensi :
Memahami hakekat kebudayaan dalam pembangunan.
Kompetensi Dasar :
Menjelaskan konsep kebudayaan, wujud
kebudayaan, unsur-unsur kebudayaan dan peranan kebudayaan dalam kemajuan pembangunan.
Indikator Pencapaian Kompetensi :
1. Menjelaskan
konsep kebudayaan.
2. Menjelaskan
wujud kebudayaan.
3. Menjelaskan
unsur-unsur kebudayaan.
4. Menjelaskan
integrasi kebudayaan
5. Menjelaskan
kebudayaan dalam kerangka teori tindakan.
Tujuan Pembelajaran:
1. Mahasiswa
dapat menjelaskan konsep
kebudayaan.
2. Mahasiswa
dapat menjelaskan wujud
kebudayaan.
3. Mahasiswa
dapat menjelaskan unsur-unsur kebudayaan.
4. Mahasiswa
dapat menjelaskan integrasi kebudayaan
5. Mahasiswa
dapat menjelaskan kebudayaan dalam kerangka teori tindakan.
Materi Pokok:
1. Konsep kebudayaan
“Kebudayaan” dan “Tindakan Kebudayaan”
merupakan segala tindakan yang harus dibiasakan oleh manusia dengan belajar (learned
behavior). “Kebudayaan
“dari kata Sansekerta buddhayah, bentuk jamak dari buddhi yang
berarti “budi” atau “akal”.
Kebudayaan diartikan sebagai “hal-hal yang bersangkut paut dengan budi atau
akal”.
“Budaya” adalah daya dari budi yang berupa
cipta, karsa dan rasa. “Kebudayaan” adalah hasil dari cipta, karsa dan rasa. Istilah culture
yang merupakan istilah bahasa asing sama dengan kebudayaan, berasal dari kata
Latin colere, yang artinya mengolah
atau mengerjakan, yaitu mengolah tanah atau bertani. Dari kata colere, culture diartikan sebagai segala
daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam.
Dalam
antropologi, yang meneliti dan menganalisis berbagai cara hidup manusia dan
berbagai sistem tindakan manusia, aspek belajar merupakan aspek pokok. Batasan
konsep “kebudayaan”, antropologi seringkali sangat berbeda dengan berbagai ilmu
lain. Arti “kebudayaan” dalam bahasa sehari-hari pada umumnya terbatas pada
segala sesuatu yang indah, misalnya:
candi, tarian, seni rupa, seni suara, kesusasteraan dan filsafat. Menurut
pandangan antropologi, “kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan dan rasa,tindakan.serta
karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat yang dijadikan
miliknya dengan belajar”. Dengan demikian hampir semua tindakan manusia adalah
“kebudayaan” (Koentjaraningrat, 1996).
E.B Tylor (1871) mendefinisikan kebudayaan sebagai
kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan
oleh manusia sebagai anggota masyarakat. dengan lain perkataan kebudayaan
mencakup kesemuanya yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai
anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari
pola-pola perilaku perilaku yang normatif. Artinya mencakup segala cara-cara
itu pola-pola berpikir. Merasakan dan bertindak. Seseorang yang meneliti
kebudayaan tertentu.akan sangat tertarik oleh objek-objek kebudayaan seperti
rumah,sandang,jembatan,alat-alat komunikasi dan sebagai nya.
Definisi
di atas memberikan beberapa hal yang
perlu lebih lanjut dipelajari untuk dipergunakan sebagai alat dalam meganalisis
keterkaitan antara proses pendidikan dan proses pembudayaan. Tilaar (2002) merinci definisi yang dikemukakan oleh
E.B. Tylor diatas,sebagai berikut:
1). Kebudayaan merupakan suatu
keseluruhan yang kompleks. Hal ini berarti kebudayaan merupakan suatu kesatuan
dan bukan juumlah dari bagian-bagian.keseluruhan mempunyai pola-pola atau
desain tertentu yang unik. Setiap kebudayaan mempunyai mozaik yang spesifik.
2). Kebudayaan
merupakan suatu prestasi kreasi manusia yang bukan material, artinya berupa
bentuk-bentuk prestasi psikologis seperti:ilmu pengetahuan, kepercayaan, dan
seni.
3). Kebudayan
dapat pula berbentuk fisik seperti hasil seni, terbentuknya kelompok-kelompok
keluarga.
4). Kebudayaan
dapat pula berbentuk kelakuan-kelakuan yang terarah seperti hukum, adat-istiadat yang berkesinambungan.
5). Kebudayaan
diperoleh dari lingkungan.
6). Kebudayaan
tidak terwujud dalam kehidupan manusia yang soliter atau tersaring tetapi yang
hidup dalam masyarakat tertentu.
Definisi Tylor memberikan penekanan kepada faktor manusia
yang memperoleh nilai-nilai tersebut dari masyarakatnya. Hal ini berarti betapa
pentingnya masyarakat manusia di dalam perkembangan manusiaitu sendiri. Tidak
dapat digambarkan bagaimana suatu kebudayaan yang tanpa nilai-nilai.
Penanamannilai nilai-nilai kepada generasi berikutnya dilakukan melalui proses
pendidikan. Oleh karena itu pendidikan merupakan upaya untuk membudayakan
manusia. proses pembudayaan itu bersifat utuh, sehingga nilai-nilai yang terkandung
dalam kebudayaan dikuasai/dimiliki pula oleh generasi berikutnya. Implikasi
yang dapat dipetik dari pengertian kebudayaan menurut tylor adalah :
1).
Adanya keteraturan dalam hidup bermasyarakat
2). Adanya proses pemanusiaan
3). Di
dalam proses pemanusiaan itu trdapat suatu visi tentang kehidupan
Selo Sumardjan dan Soelaeman Soemardi merumuskan
kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Karya
masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan dan kebudayaan
jasmaniah (material culture) yang
diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya agar kekuatan serta
hasilnya dapat diabadikan untuk kepentingan masyarakat. Rasa merupakan jiwa
manusia, mewujudkan segala kaidah-kaidah dan nilai-nilai sosial yang perlu
untuk mengatur masalah-masalah kemasyarakatan. Cipta merupakan kemampuan
mental, berpikir orang-orang yang hidup bermasayarakat dan yang antara
menghasilkan filsafat serta ilmu pengetahuan.
Setiap manusia pasti memiliki kebudayaan. Perbedaannya,
kebudayaan pada masyarakat satu lebih sempurna daripada kebudayaan masyarakat
lain, yang dalam perkembangannya memenuhi segala keperluan masyarakatnya.
Kebudayaan yang demikian disebut “peradaban” (civilization) kepada
kebudayaan yang telah mencapai taraf perkembangan teknologi yang lebih tinggi.
Konsep
kebudayaan juga dapat dibedakan berdasarkan aliran behavioral dan ideational,
sebagai berikut:
1). Aliran
Ideational
Memandang
budaya sebagai sesuatu yang abstrak, sesuatu yang bersifat ide, gagasan, pemikiran
yang membentuk perilaku yang khas suatu kelompok masyarakat.
Berbentuk: system pengetahuan, the
state of mind, spirit, belief, meaning, ethos, value, the capability of mind.
2). Aliran
Behavioral
Memandang
budaya sebagai a total way of life. Koentjaraningrat memilah konsep ini
ke dalam 7 unsur kebudayaan universal. Pemerintah melihat konsep kebudayaan
berorientasi kepada program praktis dan problem
oriented. Ilmu Antropologi berorientasi kepada pengembangan teori dan
aplikasinya dalam penelitian etnografi.
Kebudayaan dapat dibedakan dengan
peradaban
Peradaban (civilization): bagian dari
unsur-unsur kebudayaan yg halus, maju dan indah. Peradaban juga dipakai untuk
menyebut: suatu kebudayaan yang memiliki sistem teknologi, ilmu pengetahuan,
seni bangunan, seni rupa dan sistem kenegaraan dan masyarakat kota yang maju
dan kompleks.
Kebudayaan
bersifat Superorganik
Proses
evolusi organisme dengan perkembangan kebudayaan jika dibandingkan dengan cara menggambar dua garis grafik yang
sama, dalam waktu 2 juta tahun kedua
garis tersebut sejajar, artinya sama cepatnya.
Namun sejak 80 ribu tahun yang
lalu terjadinya “homo sapiens”, garis evolusi organisme mulai melepaskan
diri.
Perkembangan kebudayaan seolah-olah
melepaskan diri dari evolusi organik, dan membumbung tinggi melalui revolusi
pertanian, revolusi perkotaan revolusi industri.
Proses evolusi ini oleh A.L
Kroeber disebut “PROSES PERKEMBANGAN SUPERORGANIK DARI KEBUDAYAAN”
2. Wujud Kebudayaan
1). Ideas:
wujud kebudayaan sbg suatu kompleks dari ide-ide gagasan, nilai-nilai,
norma-norma, peraturan=adat (cultural system).
2). Activities:
wujud kebudayaan sbg suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari
manusia dlm masyarakat (social system).
3).
Artifacts: kebudayaan sbg benda-benda
hasil karya manusia.
Ketiga wujud tak terpisahkan, kebudayaan
ideal dan adat istiadat mengatur dan memberi arah kepada tindakan dan karya
manusia.
Sistem
Nilai Budaya Secara Universal
1).
Masalah hakekat dari hidup manusia (MH)
2).
Masalah hakekat dari karya manusia (MK)
3).
Masalah hakekat dari kedudukan manusia dlm ruang dan waktu (MW)
4).
Masalah hakekat dari hubungan manusia dg
sesamanya (MM)
5).
Masalah hakekat dari hubungan manusia dg alam sekitarnya (MA).
3. Unsur-Unsur Kebudayaan
1).
Bahasa
2).
Sistem pengetahuan
3).
Organisasi Sosial
4).
Sistem peralatan hidup dan teknologi
5). Sistem mata pencaharian hidup
6).
Sistem religi
7).
Kesenian
Tiap unsur kebudayaan mempunyai tiga wujud
kebudayaan dan dapat dirinci dalam unsur-unsur yang lebih kecil. Setiap
wujud kebudayaan dapat dirinci dalam beberapa tema budaya. Pada tahap
berikutnya tiap tema budaya dapat dirinci
dalam gagasan. Kompleksitas kebudayaan dapat
divisualisaikan sbb:
4. Integrasi Kebudayaan
Antropolog disamping bertugas menganalisis
kebudayaan dengan memerincinya ke dalam unsur-unsur yang lebih kecil secara
detil dan mengkaji unsur-unsur yang kecil tersebut, juga bertugas untuk memahami kaitan antara setiap unsur kecil
dengan keseluruhannya. Tugas ini disebut “INTEGRASI DARI UNSUR-UNSUR
KEBUDAYAAN”.
5.
Kebudayaan dan Kerangka Teori Tindakan (Talcott Parsons)
Talcott Parsons menganalisa suatu
kebudayaan dalam keseluruhan dibedakan atas 4 komponen:
(1).
Sistem budaya (gagasan, konsep, aturan);
(2).
Sistem sosial (tindakan antar individu yang berpola);
(3).
Sistem kepribadian (tindakan berkepribadian distimulasi oleh nilai & norma
dalam sistem budaya);
(4).
Sistem organisme/organik (proses biologik & biokimia dlm organisma mns sebagai
makluk yang alamiah).
Evaluasi:
1. Jelaskan konsep kebudayaan dari aliran behavioral
dan ideational.
2.
Berikan contoh kompleksitas kebudayaan dari suatu unsur kebudayaan yang
dapat dirinci berdasarkan wujud kebudayaan, dan setiap wujud kebudayaan dapat
dirinci dalam beberapa tema budaya, serta pada tahap berikutnya tiap
tema budaya dapat dirinci dalam gagasan.
4. Jelaskan kebudayaan dalam kerangka tindakan yang
dibedakan berdasarkan 4 komponen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar