Pages - Menu

Kamis, 12 Februari 2015

Sanitasi Lingkungan Perumahan




MAKALAH KESEHATAN MASYARAKAT


Kelompok                         :           Dua
Anggota kelompok           :           1. Adelia Hardini (1201412045)
2. Azizah Nurul Karohmah (1201412060)
3. Bagus Priyanto (1201412068)
4. Chairul Wahid K (1201412071)                
Semester                           :           Lima
Jurusan                             :           Pendidikan Luar Sekolah





JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


A.   Pengertian dan Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan
Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positiv terhadap terwujudnya status kesehatan lingkungan tersebut antara lain mencakup perumahan, pembuatan kotoran manusia, penyediaan air bersih, pembuangan sampah, dll. Adapun yang dimaksud dengan usaha kesehatan lingkungan adalah suatu usaha untuk memperbaiki atau mengoptimumkan lingkungan hidup manusia agar menjadi media yang baik untuk terwujudnya kesehatan yang optimum bagi manusia yang hidup didalamnya.
B.   Perumahan (Housing)
Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam membangun sebuah rumah
1)           Faktor lingkngan, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Membangun sebuah rumah harus memperhatikan tempat di mana rumah itu didirikan.
2)          Tingkat kemampuan ekonomi masyarakat
3)          Teknik yang dimiliki oleh masyarakat
4)          Kebijaksanaan (peraturan) pemerintah yang menyangkut tata guna tanah.
Syarat-syarat rumah sehat :
1.             Bahan bangunan
a.    Lantai. Syarat utama haruslah tidak berdebu pada saat musim kemarau dan tidak basah ketika musim penghujan
b.    Dinding.
c.    Atap genteng, dll
2.             Ventilasi untuk menjaga agar aliran udara dalam rumah tetap segar, membebaskan udara ruangan dari bakteri-bakteri, dan menjaga kelembaban rumah.
3.             Cahaya. Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang, dan tidak terlalu banyak.
4.             Luas bangunan rumah harus cukup untuk penghuni di dalamnya.
5.             Fasilitas yang lain yang dibutuhkan


C.   Penyediaan Air Bersih
Air adalah sangat penting bai kehidupan manusia. Manusia akan lebih cepat meninggal karena kekurangan air daripada kekurangan makanan. Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks antara lain untuk minum, masak, mandi, mencuci. Air harus mempunyai persyaratan khusus agar air tidak menimbulkan masalah kesehatan bagi manusia.
Syarat-syarat air minum yang sehat:
a.       Syarat fisik, yaitu air harus bening, tidak berasa, tidak berbau suhu dibawah suhu udara diluarnya
b.      Bakteriologis, yaitu harus bebas dari segala bakteri terutama bakteri patogen
c.       Kimia, yaitu harus mengandung zat-zat tertentu dalam jumlah yang tertentu pula
Sumber air minum :
1.        Air hujan agar dapat di konsumsi perlu di tambahkan kandungan kalsium di dalamnya.
2.        Air sungai atau danau bila di jadikan air minum di butuhkan pengolahan sedimikian rupa
3.        Mata air
4.        Air sumur dangkal, dan air sumur dalam
Pengolahan air minum secara sederhana
1.            Pengolahan secara alamiah yaitu dalam bentuk penyimpangan
2.            Pengolahan air dengan menyaring
3.            Pengolahan air dengan menambahkan zat kimia
4.            Pengolahan air dengan mengalirkan udara
5.            Pengolahan air dengan memanaskan sampai mendidih

D.   Pembuangan Kotoran Manusia
Yang dimaksud dengan kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang sudah tidak dipakai lagi oleh tubuh dan harus dikeluarkan oleh tubuh.
Beberapa penyakit yang dapat disebarkan oleh kotoran manusia yaitu tifus, disentri, kolera, bermacam-macam cacing, schistosomiasis, dan sebagainya. Pembuangan kotoran harus disuatu tempat tertentu atau jamban yang sehat.
Jamban sehat harus memenuhi syarat sebagai berikut :
1.        Tidak mengotori permukaan tanah di sekeliling jamban tersebut
2.        Tidak mengotori air permukaan di sekitar
3.        Tidak mengotori air tanah di sekitarnya
4.        Tidak terjangkau oleh serangga terutama lalat dan kecoa, dan binatang-binatang lainnya
5.        Tidak menimbulkan bau
6.        Mudah digunakan dan dipelihara
Dalam pembuatan jamban perlu memperhatikan :
1.        Sebaiknya bangunan jamban tertutup
2.        Bangunan jamban sebaiknya ditempatkan pada lokasi yang menggangu pemandangan, menimbulkan bau
3.        Tersedianya alat pembersih seperti air pembersih atau kertas pembersih
Teknologi pembuangan kotoran manusia secara sederhana
1.            Jamban cemplung, kakus
2.            Jamban cemplung berventilasi
3.            Jamban empang
4.            Jamban pupuk
5.            Septik tank
E.   Pengolahan Sampah
Sampah adalah suatu bahan atau benda sisa yang sudah tidak di gunakan oleh manusia.
Sampah mengandung prinsip-prinsip sebagai berikut
1.            Adanya suatu benda atau benda padat
2.            Adanya hubungan langsung/tidak langsung dengan kegiatan manusia
3.            Benda atau bahan tersebut tidak dipakai lagi
Sumber-sumber sampah :
1.        Sampah yang berasal dari pemukiman sebagai hasil dari kegitan rumah tangga
2.        Sampah yang berasal dari temapt-tempat umum
3.        Sampah yang berasal dari perkantoran
4.        Sampah yang berasal dari jalan raya
5.        Sampah yang berasal dari industry, sampah yang berasal dari proses produksi
6.        Sampah yang berasal dari pertanian/perkebunan
7.        Sampah yang berasal dari pertambangan
8.        Sampah yang berasal dari peternakan/perikanan

Jenis-jenis sampah : meliputi tiga jenis sampah yaitu sampah padat, cair dan gas.
Sampah cair berupa limbah, dan sampah gas dalam bentuk gas yang menimbulkan polusi udara.
Sampah padat dapat di kategorikan berdasarkan:
1.      Berdasarkan zat kimia yang terkandung :
a.       Sampah organic, sampah yang dapat membusuk
b.      Sampah an-organic, sampah yang tidak dapat membusuk
2.      Berdasarkan bahan yang dapat dan tidaknya terbakar :
a.       Sampah yang mudah terbakar
b.      Sampah yang tidak mudah terbakar
3.      Berdasarkan karakteristik sampah :
a.       Garbage : sampah hasil pengolahan pembuatan makanan yang mudah membusuk
b.      Rabish : sampah yang berasal dari perkantoran, perdagangan yang mudah terbakar
c.       Ashes : sisa pembakaran dari bahan-bahan yang terbakar
d.      Sampah jalanan : sampah yang berasal dari pembersihan jalanan
e.       Sampah industry : sampah yang berasal dari industry atau pabrik
f.       Bangkai binatang : binatang yang sudah mati
g.      Bangkai kendaraan : bangkai alat transportrasi yang sudah tidak digunakan
h.      Sampah pembangunan
Pengelolaan Sampah
a.             Pengumpulan dan pengangkutan sampah
Pengumpulan sampah adalah menjadi tanggung jawab dari masing-masing rumah tangga atau institusi yang menghasilkan sampah.
b.            Pemusnahan dan pengelolaan sampah dengan ditanam, dibakar, dan dijadikan pupuk.

F.          Pengolahan Air Limbah
Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat umum lainnya yang pada umumnya mengandung zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta menganggu lingkungan hidup.



Sumber-sumber air limbah:
1.            Air buangan yang bersumber dari rumah tangga
2.            Air buangan industri
3.            Air buangan kotapraja

1)            Karakteristik Air Limbah
a.            Karakteristik fisik.
Sebagian besar terdiri dari air dan sebagian kecil terdiri dari bahan-bahan padat dan suspensi
b.            Karakteristik kimiawi.
·         Gabungan yang mengandung nitrogen
·         Gabungan yang tidak mengandung nitrogen
c.             Karakteristik bakteriologi.
Kandungan bakteri patogen terdapat juga dalam air limbah.
Gangguan kesehatan akibat air limbah
a.       Menjadi transmisi atau media penyebaran penyakit terutama tifus, kolera, dll
b.      Menjadi media berkembang biaknya mikro-organisme patogen
c.       Menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk
d.      Menimbulkan bau yang tidak enak
e.       Merupakan sumber pencemaran air permuakaan, tanah
f.       Mengurangi produktifitas manusia.

2)            Cara pengolahan air limbah
a.             Pengeceran
b.            Kolam oksidasi (pemanfaatan sinar matahari)
c.             Irigasi




SANITASI LINGKUNGAN PERUMAHAN/ PEMUKIMAN
LINGKUNGAN PERUAHAN/ PEMUKIMAN AN HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN
Disalam program kesehatan lingkungan, suatu pemukiman / perumahan sangat berhubungan dengan kondisi ekonomi, sosial, pendidikan, tradisi, suku, geografi, dan kondisi lokal. Selain itu perumahan atau pemukiman dioengaruhi beberapa faktor, yaitu; fasilitas pelayanan, perlengkapan, perlengkapan, peralatan yang dapat menunjang terselenggaanya kesehatan fisik, kesehatan mental, kesejahteraan sosial bagi individu dan keluarganya.
Pengertian perumahan merupakan kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggalatau lingkungan hunian dan sarana pembinaan keluarga yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana lingkungan. Sedangkan pemukiman merupakan bagian dari lingkungan hidup baik kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian danyang mendukung peri kehidupan.
ASPEK KESEHATAN DARI PERUMAHAN
Perumahan harus menjamin kesehatan penghuninya  dalam arti luas. Oleh sebab itu deperlukan syarat perumahan sebagai berikut;
1.      Memenuhi kebutuhan fisiologis
Secara fisik kebutuhan fisiologis meliputi kebutuhan suhu dalam rumahyang optimal, perlindungan terhadap kebisingan, ventilasi memenuhi persyaratan, dan tersedianya ruang yang optimal untuk bermain anak.
2.      Memenuhi kebutuhan psikologis
Kebutuhan psikologis menjamin privasi bagi penghuni perumahan. Perlu adanya kebebasan untuk kehidupan keluarga yang tinggal dirumah tersebut secara normal. Keadaan rumah dan sekitarnya diatur agar memenuhi keindahan sehingga rumah menjadi pusat kesenangan rumah tangga dan memungkinkan hubungan yang serasi antara orangtua dan anak. Idealnya ada ruang tersendiri untuk remaja dan ruangan untuk berkumpulnya anggota keluarga serta ruang tamu. Selain itu dibutuhkan kondisi untuk terenuhinya sopan santun dalam pergaulan di lingkungan perumahan.
3.      Perlindungan terhadap penularan penyakit
Untuk mencegah penyakit diperlukan sarana air bersih, fasilitas pembuangan air kotor, fasilitas penympanan makanan, menghindari adanya intervensi dari serangga, hama atau hewan lain yang dapat menularkan penyakit.
4.      Perlindungan / pencegahan terhadap bahaya kecelakaan dalam rumah
Agar terhindar dari kecelakaan maka konstruksi rumah harus kuatdan memenuhi syarat banguan, desain pencegahan terjadinya kebakaran dan tersedianya alat pemadam kebakaran, pencegahan kecelakaan jatuh, dan kecelakaan mekanis lainnya.
BEBERAPA FAKTOR DARI RUMAH YANG BERPENGARUH TERHADAP KESEHATAN
Faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan manusia adalah;
a.       Kualitas bangunan rumah meliputi, kualitas bahan dan konstruksinya serta denah rumah
b.      Pemanfaatan bangunan rumah yang secara teknis memenuhi syarat kesehatan,
c.       Pemeliharaan rumah akan mempengaruhi terjadinya penyakit.
Salah satu pendekatan untuk mengatasi masalah perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah yang telah dilakukan di beberapa kota dalam rangka memperbaiki lingkungan kumuh adalah dengan membangun rumah susun. Pertimbangan ini didasarkan atas upaya memaksimalkan pemanfaatan lahan yang terbatas untuk perumahan, dimana dengan membangun secara vertikal akan didapatkan luas lantai yang lebih besar permeter perseginya.
Walaupun pembangunan rumah susun sederhana dalam beberapa kasus telah berhasil memperbaiki lingkungan kumuh, namun dalam beberapa kasus ditemukan belum memberikan hasil yang memuaskan. Kawasan Industri Dalam merupakan kasus yang diamati dimana pembangunan rumah susun dirasakan belum sesuai dengan yang diharapkan.
Perkembangan zaman menuntut manusia untuk dapat menyesuaikan diri dengan kondisi yang ada. Dalam hal penyediaan kebutuhan perumahan pada saat ini seseorang mungkin harus melepas gambarannya tentang rumah tinggal yang ideal. Rumah dengan halaman yang luas, tata ruang lengkap dan besar mungkin tidak lagi cocok pada saat ini, apalagi bagi masyarakat menengah ke bawah di kota besar.
Rumah pada masa lalu dianggap sebagai pusat kehidupan karena sebagian besar hidup seseorang ada di dalamnya, bersama dengan orang tua, serta anak-anak bahkan kadang-kadang dengan saudara. Rumah dengan kapasitas tamping keluarga luas serta intensitas penggunaan yang tinggi ini menyebabkan tuntutan akan rumah menjadi besar, terutama pada segi kuantitas.
Di kota-kota besar, perkembangan menuju masyarakat industri membawa perubahan pula pada perilaku kehidupan keluarga. Keluarga di kota-kota besar pada saat ini umumnya hanya terdiri atas orangtua dan anak-anak (keluarga inti). Tingginya biaya hidup, kesadaran akan biaya pendidikan, rekreasi serta perkembangan kebutuhan menyebabkan keluarga pada saat ini lebih menyukai jumlah anak yang sedikit.
Tuntutan kuantitas rumah pada saat ini pun menurun, namun pada sisi lain. Tuntutan kualitas berupa kenyamanan menjadi lebih tinggi dan kegiatan-kegiatan rekreasi dalam rumah menjadi lebih berkembang. Pada saat keluarga bertemu, rumah diharapkan dapat menunjang kualitas pertemuan keluarga tersebut, sekalipun pada ruang-ruang yang terbatas (rumah susun). Tempat tinggal masyarakat menengah ke bawah pada saat ini umumnya memiliki luasan kurang dari 50m persegi.
Tata ruang rumah dapat dibagi menjadi tiga kelompok yakni kelompok ruang publik, servis, dan privat. Semakin tinggi kemampuan perekonomian keluarga, tuntutan penyediaan ruang untuk menampung masing-masing kegiatan secara khusus menyebabkan luasan tempat menjadi berkembang, namun di sisi lain pertimbangan efisiensi dan keterbatasan ruang memaksa penghuni untuk mencari solusi tata ruang yang simple namun dapat menampung bermacam-macam kegiatan yang berlangsung di rumahsusun dengan kualitas yang tetap terjaga.

Rumah Susun Tidak Aman bagi Anak
Saat anak-anak mulai diberikan kepercayaan melakukan aktivitas harian, peran tetangga menjadi sangat penting. Menurut Ketua Umum Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Hadi Supeno, bagi sebuah keluarga yang tinggal di rusun itu komunikasi antar tetangga sangat diperlukan. Ikatan komunal antar penghuni rusun itu dengan sendirinya akan dapat menciptakan saling menjaga dan melindungi anak-anak dari berbagai macam risiko.
Sebab, suatu saat, sebuah keluarga yang memiliki anak balita itu mungkin saja lengah dalam memberikan pengawasan. Dan saat lengah itulah sang tetangga dapat mengover pengawasan kepada anak-anak.Tidak hanya itu, manfaat adanya ikatan komunal, bila terjadi kecelakaan yang tidak disengaja saat aktivitas anak-anak bermain dapat diselesaikan secara kekeluargaan.Misalnya, dalam kasus Daniel, ketika temannya tanpa sengaja mendorongnya hingga jatuh dari lantai empat, dapat diselesaikan di luar pengadilan.Arist mengamini pentingnya penyelesaian sengketa antara anak-anak itu di luar ketentuan hukum, meskipun siapa pun yang dapat mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang pada dasarnya harus diproses secara hukum. Anak-anak tidak bisa disalahkan karena mereka sejatinya masih belum sepenuhnya mengerti berbagai bahaya, baik bahaya itu dapat mengancam nyawanya sendiri atau anak lainya.
Menurut Ketua Umum Asosiasi Penghuni Rumah Susun Seluruh Indonesia (Aperssi) Ibnu Taji, persoalan yang menyangkut penghuni rusun dengan fasilitas keamanan yang tidak memadai untuk anak-anak secara teori dapat diperkarakan di pengadilan. Ambil contoh kasus yang dialami Daniel. Orang tua sebenarnya dapat menggugat pihak pengembang maupun pemberi izin bangunan tentang bangunan yang tidak berperspektif anak.Gugatan tersebut tentunya untuk memberikan efek jera agar kasus serupa tidak terulang lagi serta dapat menjadi pelajaran bagi pengembang saat akan membangun rusun.Tapi permasalahannya selama ini, berdasarkan pengamatan Ibnu, belum ada penghuni rusun yang berani melayangkan gugatan ke pihak pengembang, apalagi kepada pemberi izin dalam hal ini pemerintan daerah setempat. Hal rersebut bisa dimaklumi lantaran proses pengadilan di negeri ini memakan waktu bertahun-tahun dan biaya yang dibutuhkan tentu tidak murah.
Permasalahan Pengelolaan Rumah Susun
Berkembangnya permukiman seiring dengan pertumbuhan ekonomi memerlukan penanganan yang komprehensip, karena terkait dengan berbagai sektor yang dapat mengakibatkan dampak bagi pemukim itu sendiri maupun lingkungan disekitarnya. Seperti hilangnya kesuburan tanah, banjir, sampah, air minum, limbah, hilangnya flora dan fauna terganggunya keseimbangan ekosistem, sampai timbulnya kemacetan lalu lintas karena kurangnya ketersediaan infrastruktur.
Perkotaan sebagai pusat pertumbuhan perekonomian menjadi tumpuan banyak orang untuk berusaha dan bekerja. Pertumbuhan ekonomi di sektor industri tidak diimbangi dengan dengan pertumbuhan di sektor lain, seperti:
·         ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas;
·         ketersediaan infrastruktur perkotaan yang memadai;
·         ketersediaan perumahan dan permukiman yang layak huni;
Kota – kota besar sebagai pusat perekenomian umumnya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a.       Peran penting karena diperkirakan pada tahun 2010 separuh dari jumlah penduduk Indonesia akan tinggal di kota;
b.      Terlibat dalam perekonomian global, sehingga membutuhkan pembangunan sarana dan prasarana permukiman dalam skala yang lebih besar;
c.       Pertumbuhan ekonomi kota lebih tinggi dari rata-rata nasional, sehingga pembangunan kota akan lebih pesat dibandingkan kawasan lain;
d.      Pembangunan kota selalu mengejar nilai tambah ekonomi;
e.       Pembangunan di sektor perumahan dan permukiman yang layak huni dan terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah kurang diperhatikan;
f.       Pembangunan infrastruktur tidak memadai.
Kondisi tersebut mengakibatkan beberapa kelemahan dalam pelayanan perkotaan seperti:
·         Keterbatasan dalam penyediaan air minum, listrik, gas, bahan bakar dll, baik secara kualitas maupun kuantitas.
·         Keterbatasan ketersediaan infrastruktur perkotaan seperti jalan,saluran, drainase, pengolah sampah dll.
·         Keterbatasan dalam pelayanan publik seperti: rumah sakit, sekolah dll.
·         Keterbatasan sarana perumahan yang terjangkau dan layak huni, khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Dengan segala keterbatasan tersebut maka dampak yang ditimbulkan adalah sebagai berikut:
·         Kemacetan lalu lintas
·         Banjir
·         Menurunnya tingkat kesehatan
·         Tingginya kriminalitas
·         Permukiman kumuh
Yang secara keseluruhan dapat menurunkan tingkat efisiensi fungsi perkotaan. Sebagai sesuatu yang baru bagi masyarakat, cukup banyak permasalahan yang menyangkut pengelolaan rumah susun. Permasalahan penghunian datang dari kenyataan bahwa menghun rumah susun masih dirasakan sebagai bentuk budaya baru yang memerlukan waktu penyesuaian. Rumah susun terdiri dari beberapa lantai hunian, merupakan bentuk perubahan hidup yang biasa melekat dengan tanah, menjadi tidak memiliki tanah untuk sekedar bercocok tanam. Kendala lain adalah masalah penghunian , pada awal penghunian sudah diadakan seleksi sesuai dengan target sasasan, yaitu masyarakat yang berpenghasilan rendah. Namun dalam perjalanannya, banyak penghuni yang memperjual-belikan hak penghuniannya kepada orang-orang yang tidak berhak.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar